Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sisi Menyebalkan dari MacBook yang Jarang Dibicarakan

MacBook Air (unsplash.com/BrandonRomanchuk)
Intinya sih...
  • Harga mahal, upgrade susah
  • Port terbatas, butuh dongle tambahan
  • Keyboard butterfly bikin kesal bagi pengguna

Kalau dengar kata “MacBook”, yang terbayang pasti laptop tipis, elegan, dan premium yang bikin meja kerja kelihatan estetik. Gak heran, sih, soalnya Apple memang jago banget dalam membangun citra produknya. Banyak orang yang kepincut MacBook bukan cuma karena performanya, tapi juga karena dianggap sebagai simbol gaya hidup.

Di balik desain kece dan logo Apple yang menggoda itu, ternyata ada juga sisi menyebalkan dari MacBook yang jarang dibicarakan. Saking masifnya orang memuji, banyak yang lupa kalau ada hal menyebalkan dari MacBook, apalagi bagi pengguna MacBook dalam jangka waktu yang lama. Apa saja kira-kira hal menyebalkan tersebut? Simak artikel ini sampai tuntas!

1. Harga mahal tapi upgrade susah

MacBook (unsplash.com/JonathanFrancisca)

Salah satu hal paling menyebalkan dari MacBook adalah harganya yang selangit. Bahkan untuk seri entry-level pun, kamu harus merogoh kocek lebih dalam dibanding laptop merek lain dengan spesifikasi serupa. Mungkin desain dan ekosistemnya memang premium, tapi begitu kamu ingin upgrade, misalnya menambah RAM atau SSD, malah tidak bisa.

Yap, Apple punya kebiasaan ‘mengunci’ hardware mereka. Komponen seperti RAM dan penyimpanan sudah disolder permanen ke motherboard. Artinya, kamu gak bisa upgrade sendiri setelah beli. Jadi kalau dari awal beli yang speknya pas-pasan, siap-siap merasa kurang seiring waktu. Sayangnya, satu-satunya solusi adalah beli versi spek tinggi yang tentu saja lebih mahal. Dilema banget, ya!

2. Port terbatas banget

MacBook Air M1 (unsplash.com/ThaiNguyen)

MacBook keluaran terbaru memang makin tipis dan minimalis, itu berarti makin sedikit port yang tersedia. Buat kamu yang beli MacBook Air atau Pro versi standar, biasanya cuma dikasih dua port USB-C. Tidak ada USB-A, tidak ada HDMI, bahkan colokan card reader pun sering absen. Jadi, kalau kamu biasa colok banyak perangkat, siap-siap repot, deh!

Akhirnya kamu akan terpaksa beli dongle tambahan atau USB hub, yang bikin meja kerja malah jadi gak estetik lagi. Ironis, ya? Apple mengatakan kalau hal ini merupakan bagian dari “kesederhanaan desain”, tapi buat sebagian pengguna, hal ini terasa lebih kayak keterbatasan. Apalagi kalau kamu orang yang mobile dan sering presentasi atau transfer data, kekurangan port ini bisa bikin frustasi dikit.

3. Keyboard butterfly di seri tertentu bikin kesal

keyboard Butterfly (unsplash.com/WuYi)

Kalau kamu pernah beli MacBook keluaran 2015 sampai sekitar 2019, kemungkinan besar kamu pernah atau masih berurusan dengan keyboard butterfly yang kontroversial itu. Secara tampilan sih keren, tipis, presisi, dan kelihatan futuristik. Tapi soal kenyaman dan ketahanan? Sungguh mengecewakan! Keyboard jenis ini cuma gara-gara debu kecil atau remah makanan bisa bikin tombolnya gak responsif atau malah mengetik dua huruf sekaligus. Tentu hal ini sangat mengganggu kinerja.

Parahnya lagi, perbaikannya gak murah dan sering harus ganti satu set keyboard atau bahkan topcase. Meski Apple sempat buka program servis gratis untuk model-model tertentu, tetap saja pengalaman ini bikin banyak pengguna kesal. Untungnya, Apple akhirnya mengalah dan kembali ke mekanisme keyboard yang lebih stabil untuk model-model terbaru.

4. Harga servis yang mahal

ilustrasi servis MacBook (unsplash.com/Revendo)

Satu hal yang sering bikin pengguna MacBook angkat alis, yaitu biaya servisnya gak masuk akal. Misalnya, kamu cuma mau ganti baterai atau perbaiki layar retak, tapi begitu lihat estimasi biayanya, langsung mikir dua kali. Karena di Indonesia belum ada Apple Store resmi, akhirnya privilege AppleCare yang bisa menghemat banyak uang itu tidak bisa kamu gunakan.

Kemudian, MacBook juga gak gampang diservis di tempat biasa karena desainnya yang tertutup rapat dan pakai komponen khusus. Jadi pilihannya terbatas, antara servis resmi yang mahal atau ke tempat tidak resmi dengan risiko garansi hangus dan hasil gak maksimal. Memang pengguna MacBook harus selalu sabar, ya!

5. Gak friendly buat gaming

MacBook (unsplash.com/LouanaRose)

Kalau kamu beli MacBook dengan harapan bisa main game dengan lancar, siap-siap kecewa. MacBook memang mumpuni untuk aktivitas editing, desain, kerja kreatif, atau produktivitas lainnya. Sayangnya, untuk gaming kurang bersahabat. Banyak game populer yang gak tersedia atau gak optimal untuk macOS dan performa grafisnya pun gak sekuat laptop gaming di harga yang sama.

Belum lagi soal pendinginan, MacBook Air bahkan gak punya active-cooling yang mampu menahan panas dari sesi gaming berjam-jam. Akibatnya, main game berat bisa bikin laptop cepat panas dan performa turun. Jadi buat para gamer, MacBook lebih cocok buat main game ringan atau kasual aja, itu pun dengan ekspektasi yang gak terlalu tinggi. 

Walau ada sisi menyebalkan dari MacBook yang jarang dibicarakan, bukan berarti laptop tersebut jelek. Sebenarnya, lebih banyak kelebihan daripada kekurangannya, ,ulai dari build quality yang solid, layar yang jernih, baterai tahan lama, rentang waktu untuk update software cukup lama, hingga ekosistem Apple yang integrasinya mudah. Jadi, sebelum akhirnya memutuskan beli MacBook, pastikan kamu sudah paham plus-minusnya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us