Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tahun 2026 Harga Ponsel Semakin Mahal Imbas Ledakan AI

ilustrasi smartphone (pexels.com/Andrey Matveev)
ilustrasi smartphone (pexels.com/Andrey Matveev)
Intinya sih...
  • Pasokan komponen elektronik konsumen menurun karena ledakan AI global, memicu kenaikan harga ponsel hingga 70-80 persen.
  • Produsen ponsel harus memilih antara memangkas biaya di area lain atau menaikkan harga untuk mengatasi kenaikan harga komponen seperti DRAM dan NAND.
  • Kenaikan harga komponen juga berdampak pada prosesor aplikasi, PC, konsol game, TV, dan perangkat elektronik konsumen lainnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Meskipun menghadapi tekanan inflasi dan tarif, sebagian besar ponsel Android yang diluncurkan tahun ini berhasil menghindari kenaikan harga. Hal itu mungkin tidak terlihat sebagai hal besar, tetapi faktanya membutuhkan perencanaan dan penyesuaian yang intensif dari perusahaan untuk menjaga harga tetap stabil sambil menanggung biaya komponen yang lebih tinggi.

Namun, periode keringanan tersebut hampir pasti akan berakhir pada tahun 2026. Ledakan akal imitasi atau artificial intelligence (AI) telah menggerus pasokan DRAM dan NAND global, melansir dari situs Android Police.

Antara permintaan pasokan dan keuntungan

Semua raksasa teknologi besar dan mitra rantai pasokan berlomba-lomba membangun sebanyak mungkin pusat data (data center) untuk pelatihan dan pemrosesan inferensi AI.

Boom AI global memberikan tekanan besar pada pasokan komponen bersama seperti memori dan penyimpanan. Google, Meta, Amazon, Nvidia, OpenAI, dan lainnya menghabiskan memori untuk pusat data mereka.

Ketika hyperscalers membeli puluhan juta chip sekaligus, segmen teknologi konsumen dan smartphone yang kurang menguntungkan menjadi prioritas kedua.

Samsung, SK Hynix, Micron, dan lainnya—pemasok DRAM dan NAND teratas untuk smartphone, tablet, dan perangkat lain—mengalihkan sumber daya mereka ke pasar enterprise bermargin tinggi untuk server AI.

Artinya pasokan untuk elektronik konsumen berkurang, yang mendorong kenaikan harga secara keseluruhan.

Hal ini memiliki efek domino yang akan mempengaruhi hampir semua perangkat elektronik konsumen, termasuk PC, smartphone, tablet, bahkan TV. 

Harga DRAM yang melonjak

ilustrasi smartphone (freepik.com/freepik)
ilustrasi smartphone (freepik.com/freepik)

Ini bukan hanya soal kenaikan harga yang sedikit. Banderol DRAM telah melonjak hampir 70 hingga 80 persen. Laporan Chosun Biz mencatat kenaikan hingga 170 persen dalam beberapa kasus.

Secara umum, DRAM dan chip penyimpanan menyumbang sekitar 10 hingga 15 persen dari total Bill of Materials (BOM) sebuah ponsel.  

Angka itu mungkin terdengar kecil, tetapi ketika harganya lebih dari dua atau tiga kali lipat dalam beberapa bulan, hal ini membebani produsen dan margin keuntungan mereka.

Peristiwa ini membuat pabrikan ponsel hanya punya dua pilihan: memangkas biaya di area lain atau menaikkan harga.

Dengan persaingan yang ketat, memangkas biaya di berbagai aspek, seperti baterai, layar, atau kecepatan pengisian daya, tidak selalu menjadi opsi yang layak. Bahkan ini hanya bisa dilakukan hingga batas tertentu.  

Itulah yang dilakukan sebagian besar produsen smartphone tahun ini untuk menyerap kenaikan biaya komponen. Namun, kenaikan harga DRAM dan NAND kini tidak bisa lagi dihindari tanpa menaikkan harga smartphone.

Akibat ledakan AI

Seiring dengan meningkatnya harga dan kesulitan dalam mendapatkan memori, pentingnya memori juga semakin meningkat pada smartphone flagship.

Meskipun beberapa tahun lalu perusahaan masih bisa menggunakan RAM 12GB pada ponsel mereka, hal itu tidak lagi efektif saat ini.

Model AI yang berjalan di perangkat, seperti Gemini Nano, membutuhkan jumlah RAM yang signifikan dan penyimpanan berkecepatan tinggi untuk dijalankan di ponsel.

Seiring dengan pertumbuhan beban kerja AI, ponsel akan membutuhkan ruang memori yang lebih besar untuk menjalankan model yang lebih besar dan lebih canggih secara lokal.

Dengan smartphone Android flagship yang dilengkapi dengan pembaruan OS selama tujuh tahun, OEM perlu membekali mereka dengan RAM yang cukup untuk memastikan kesiapan masa depan.

Ponsel yang diluncurkan dengan RAM yang hanya cukup di masa sekarang akan kesulitan menjalankan model AI yang lebih kompleks beberapa tahun ke depan. Untuk dukungan jangka panjang, mereka harus diluncurkan dengan RAM yang lebih besar.

Imbas ke prosesor aplikasi

ilustrasi prosesor (unsplash.com/Christian Wiediger)
ilustrasi prosesor (unsplash.com/Christian Wiediger)

Bukan hanya DRAM dan NAND yang harganya semakin mahal. Prosesor aplikasi, yang menjadi inti dari sebuah ponsel, juga semakin mahal.

Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa Qualcomm telah menaikkan harga chipset andalannya yang terbaru—Snapdragon 8 Elite Gen 5, yang akan menjadi tenaga utama untuk sebagian besar ponsel Android flagship pada tahun 2026—sebesar 20 persen. Hal ini terjadi di atas harga Snapdragon 8 Elite yang sudah lebih mahal dari pendahulunya.

Akibat kenaikan harga ini, beberapa perusahaan akan membayar Qualcomm hingga USD190 untuk chip Snapdragon terbarunya.

Dampak berantai

Bukan hanya industri smartphone yang merasakan tekanan akibat melonjaknya harga DRAM dan penyimpanan. Segmen PC konsumen pun terkena dampaknya lebih parah.

Produsen PC besar seperti Dell dan Lenovo dilaporkan akan menaikkan harga PC mereka sebesar 15 hingga 20 persen seiring dengan terus melonjaknya biaya komponen. Dan ini bisa jadi salah satu dari banyak kenaikan harga yang akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

Harga RAM telah melonjak drastis. Di Amazon ditemukan bahwa modul RAM 2x8GB DDR4 dijual seharga USD105, naik lebih dari 50 persen dalam beberapa bulan terakhir. Dan itu untuk memori DDR4 yang lebih lama di mana harga modul DDR5 yang lebih baru telah naik lebih cepat lagi.

Konsol game, TV dan hampir semua perangkat elektronik konsumen lainnya yang menggunakan DRAM dan NAND kemungkinan besar akan mengalami kenaikan harga pada tahun depan.

Efek domino

ilustrasi smartphone (commons.wikimedia.org/可恩Ke En)
ilustrasi smartphone (commons.wikimedia.org/可恩Ke En)

Meskipun Samsung dan produsen Android kelas atas lainnya berhasil mempertahankan harga ponsel flagship mereka tetap stabil, mereka hampir pasti akan menyesuaikan selisihnya di tempat lain.

Program tukar tambah, penawaran operator, dan promosi peluncuran kemungkinan akan menjadi kurang menguntungkan.

Model menengah yang beroperasi dengan margin yang sangat tipis, diperkirakan akan mengalami kenaikan harga. Jika tidak, pembaruan tahunan mereka mungkin akan jauh lebih sederhana atau hampir tidak terasa.

Rumor menunjukkan bahwa Samsung Galaxy S26 akan menggunakan setup kamera yang sama dengan Galaxy S25 karena alasan biaya, sementara Google Pixel 10a tampaknya akan menjadi versi rebranding dari Pixel 9a.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

Tahun 2026 Harga Ponsel Semakin Mahal Imbas Ledakan AI

12 Des 2025, 10:25 WIBTech