GPU Bekas Mining Melimpah, Layak Dibeli untuk Gaming?

Menjadi solusi alternatif untuk PC gamer dengan budget minim

Kalau bicara tentang PC gaming ada dua kompenen yang menjadi incaran setiap gamer, yaitu CPU dan GPU (sering disebut juga sebagai VGA card atau kartu grafis). Kedua komponen ini harus mempunyai performa yang sepadan, sebab jika tidak muncul potensi terjadinya bottleneck. Kondisi bottleneck umumnya terjadi karena CPU kurang powerful sehingga GPU tidak bisa menghasilkan kinerja yang optimal ataupun sebaliknya.

Dalam kondisi pasar saat ini, harga GPU baru masih terbilang mahal untuk gamer dengan budget ketat. Harga GPU yang tinggi jugat tidak terlepas oleh permintaan melonjak untuk kebutuhan AI serta blockchain, sehingga beberapa gamer sering memanfaatkan kartu grafis bekas mining. Nah, apakah GPU bekas mining melimpah di pasaran layak dibeli ataukah hanya akan membakar uangmu? Simak terus ulasan berikut, ya!

1. Harga lebih rendah dibandingkan VGA card non mining

GPU Bekas Mining Melimpah, Layak Dibeli untuk Gaming?port HDMI pada GPU (unsplash.com/Backpack Studio)

Salah satu alasan utama untuk mempertimbangkan meminang VGA card bekas mining adalah dari segi harga. Kalau merujuk pada harga di marketplace online GPU bekas mining bisa kamu miliki dengan harga 1 jutaan saja. Bahkan, ada beberapa penjual yang mematok harga dibawah 1 juta untuk GPU khusus mining (VGA card tanpa port).

Harga ini tentu menggiurkan tidak hanya untuk gamer tetapi bagi pengguna lain seperti video editor dan 3D artist dengan budget terbatas. Tetapi ingat bahwa harga tidak boleh dijadikan tolok ukur satu-satunya, penting juga untuk memeriksa sejarah dan kondisi GPU sebelum membeli. Lantaran tidak semua VGA card bekas mining mempunyai riwayat penggunaan yang jelas.

Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Performa Kamera HP Android, Hasilkan Foto Keren

2. Lebih banyak tersedia di pasar komponen bekas

GPU Bekas Mining Melimpah, Layak Dibeli untuk Gaming?Ilustrasi kartu grafis (pexels.com/Nana Dua)

Tingginya permintaan GPU untuk kebutuhan artificial intelligence membuat VGA card seri terbaru dalam kondisi langka dan mahal. Maka dari itu, VGA card bekas mining unggul dari segi ketersediaannya di pasar komponen bekas. Penyebab kelebihan stok GPU bekas ini salah satunya dipicu oleh turunnya harga Bitcoin pada tahun 2022 silam.

Oleh karena itu banyak miner memilih untuk menjual peralatan mining termasuk GPU. Surplus ini bisa diartikan sebagai kabar baik, karena dengan adanya lebih banyak VGA card bekas beredar, harga jualnya akan semakin menurun. Jika kamu tidak kunjung menemukan kartu grafis baru yang cocok di kantong, mencari alternatif di pasar komponen bekas boleh kamu coba.

3. Performa kencang dengan ketahanan tinggi

GPU Bekas Mining Melimpah, Layak Dibeli untuk Gaming?ilustrasi monitor gaming (unsplash.com/Florian Olivo)

Praktik mining memerlukan GPU yang mumpuni dan tahan lama untuk melakukan verfikasi jumlah transaski yang besar dalam blockchain. Dengan demikian miner lebih memilih kartu grafis dengan yang besar VRAM yang besar dan teruji. Nah, VRAM besar ini paling mudah ditemukan pada VGA card yang diproduksi untuk gaming. Bahkan produsen seperti Nvidia juga memproduksi VGA card khusus mining turunan dari GPU gaming populer seperti GTX 1060 yang juga dapat dimanfaatkan untuk gaming meskipun tidak memiliki display port.

Membeli VGA card bekas mining memang melibatkan risiko cukup tinggi, tetapi jika kamu mampu memilih dengan benar maka kamu bisa mendapatkannya dalam jumlah lebih banyak dan harga murah. Tidak jarang GPU bekas mining juga mengalahkan performa GPU gaming “kelas budget” yang dipasarkan oleh manufaktur. Oleh sebab itu, sebelum membeli kartu grafis bekas mining lakukan riset yang menyeluruh mengenai seri GPU yang mau diambil supaya kamu gak kecewa.

Baca Juga: 6 GPU Terbaik untuk Intel Core i7 14700K, Performa Maksimal

Yohan Photo Verified Writer Yohan

Belajar untuk menulis lebih baik setiap hari

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya