7 Fakta Aneh & Tak Terduga dari Franchise Assassins Creed, Sudah Tahu?

Ketika konsep untuk Assassin’s Creed pertama kali diajukan, itu memiliki judul Prince Of Persia: Assassin’s. Namun, karena saat itu karakter yang bisa dimainkan diketahui bukanlah pangeran, banyak petinggi yang tidak setuju dan meminta agar judul dan ceritanya diganti, namun konsepnya tetap dipertahankan.

Karena keputusan itu lah, Assassin’s Creed akhirnya lahir dan berkembang sebagai franchise fenomenal seperti yang diketahui sekarang. Sementara itu, Prince Of Persia tetap dibuatkan gamenya, namun tidak sesukses AC.

Sementara Origins dan Odyssey menjadi awal dari kebangkitan franchise AC, Unity menjadi ‘bencana’ yang menghantam AC ketika dirilis pada tahun 2014. Kala itu, Unity dipenuhi dengan bug dan glitches sehingga mau tak mau, Ubisoft harus merilis patch untuk memperbaikinya.

Ubisoft akhirnya merilis patch perbaikan sebesar 40GB untuk Unity, yang diketahui sebagai patch terbesar sepanjang sejarah video game. Patch tersebut bisa sebesar itu karena kebutuhan untuk menginstal ulang game secara keseluruhan.

Sejarah merupakan salah satu aspek terpenting dari franchise AC, yang digarap dengan sempurna oleh Ubisoft. Hebatnya, salah satu mahakarya terbaik mereka yaitu Origins, dipamerkan di National Geographic Museum sebagai edukasi.

NatGeo menggunakan gameplay dari Origins untuk memberikan pembelajaran sekaligus penggambaran kepada pengunjung mengenai Mesir di zaman kuno. Pameran ini masih berlangsung saat ini dan akan terus tersedia hingga 15 September mendatang.

Teori mengenai berbagai game Ubisoft yang saling terhubung telah menjadi bahan obrolan gamer untuk waktu yang lama. Pada Odyssey, teori ini kembali menguat dengan Splinter Cell disebut-sebut satu semesta dengan AC.

Klaim ini didapatkan setelah salah satu karakter sentral di Odyssey – Layla, menemukan kacamata sonar milik Sam Fisher dan menyinggung tentang Third Echelon, sebuah organisasi di franchise Splinter Cell. Sebelumnya, DedSec – kelompok hacker di franchise Watch Dogs, diketahui memiliki kaitan dengan para Assassin’s.

2012 merupakan tahun di mana hidup protagonis modern franchise AC – Desmond Miles, berakhir. Akan tetapi, warisannya tetap berlanjut, dengan DNA-nya digunakan di Black Flag dan disinggung beberapa kali di Syndicate. Meskipun hanya direferensikan melalui database, terungkap bahwa Desmond memiliki seorang anak laki-laki.

Anak tersebut bernama Elia, yang diketahui merupakan seorang Sage – reinkarnasi dari peradaban pertama yang sempat terlihat di Black Flag. Kisah Elia sendiri bisa dieksplorasi di seri komik Uprising.

Ini mungkin bukan perbandingan yang ‘apple to apple’, namun menarik untuk melihat perbandingannya, mengingat Assassin’s Creed dan FIFA dirilis hampir setiap tahun. Lebih dari 100 juta game AC terjual di antara tahun 2007 hingga 2015, sementara EA butuh lebih dari 16 tahun untuk mencapai angka penjualan yang sama untuk FIFA. Angka tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya, dengan seri-seri baru yang dirilis dan FIFA, nampaknya akan terus kesulitan untuk menyamai apalagi melampaui kesuksesan AC.

Demi menguatkan kesan bahwa franchise AC berlatar di dalam sejarah, Ubisoft mengambil detail sejarah dengan sangat akurat. Ubisoft tidak hanya menampilkan ‘cameo’ dari tokoh-tokoh sejarah yang terkenal saja, namun juga memberikan tahun dan tempat kematian yang sama dengan fakta sejarah, untuk semuanya. Meskipun sulit dan memakan banyak waktu, Ubisoft menyebut bahwa ini merupakan salah satu peraturan yang terus mereka ‘patuhi’ ketika membuat sejumlah game AC.

Demikian tadi informasi menarik mengenai fakta-fakta aneh dan tidak terduga dari franchise Assassin’s Creed. Dari Assassin’s Creed pertama hingga Odyssey, seri mana yang paling kamu favoritkan?