Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Agate Rilis White Paper Industri Gim Indonesia, Potensi Industri Besar

kantor Agate (agate.id)
kantor Agate (agate.id)
Intinya sih...
  • Industri gim Indonesia mencapai 3,37 miliar unduhan dan nilai transaksi USD 2 miliar, menempati posisi ketiga terbesar secara global.
  • Dominasi studio asing masih menguasai mayoritas pasar gim di Indonesia, meski kualitas gim lokal semakin meningkat.
  • White paper menyoroti inisiatif pemerintah, perlindungan hak cipta, dan perlunya kolaborasi untuk memperkuat ekosistem gim lokal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Industri gim Indonesia tengah berada di persimpangan besar. Dengan unduhan gim mencapai 3,37 miliar kali pada tahun 2022 dan nilai transaksi USD 2 miliar, pasar Tanah Air kini menempati posisi ketiga terbesar secara global. Namun, di balik angka tersebut, masih ada tantangan besar yang dihadapi studio lokal.

Agate International, salah satu pengembang gim terbesar di Asia Tenggara, mencoba menjawab tantangan ini lewat peluncuran The State of Indonesia’s Game Industry White Paper.

"“Sebagai perusahaan pengembang gim terbesar dengan sumber daya dan kapasitas yang mumpunii, Agate meluncurkan The State of Indonesia’s Game Industry White Paper dengan tujuan untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak yang tertarik mengeksplorasi industri gim Indonesia," ujar Shieny Aprilia, Co-founder sekaligus CEO Agate.

Laporan ini dirilis pada 25 September 2025 di Jakarta, dan berfungsi sebagai panduan strategis untuk memahami lebih dalam dinamika industri gim Indonesia, baik dari sisi pasar, regulasi, hingga kesiapan talenta lokal.

Dominasi studio asing di pasar Indonesia

Trailer Honor of Kings: World hadir di Gamescom 2025. (Dok. Level Infinite)
Trailer Honor of Kings: World hadir di Gamescom 2025. (Dok. Level Infinite)

Salah satu temuan penting dalam white paper ini adalah dominasi studio asing yang masih menguasai mayoritas pasar gim di Indonesia. Pengembang lokal hanya menyumbang sekitar 0,5 persen pangsa pasar, meski kualitas gim buatan dalam negeri sudah semakin meningkat. Agate menilai kondisi ini ironis, mengingat populasi produktif Indonesia dan penetrasi ponsel yang luas justru menjadikan pasar ini sangat menarik bagi publisher global.

Level Infinite, publisher dari Honor of Kings yang berada di bawah naungan Tencent, bahkan menyebut Indonesia sebagai salah satu pasar paling potensial di dunia. Popularitas esports yang terus meningkat ikut memperkuat daya tarik tersebut, sekaligus memudahkan publisher besar membangun komunitas lewat turnamen dan acara lokal.

Dukungan pemerintah dan potensi kolaborasi

White paper ini juga menyoroti berbagai inisiatif pemerintah yang bertujuan memperkuat ekosistem gim lokal. Program seperti Indonesian Game Rating System (IGRS), pendanaan untuk studio, hingga perlindungan hak cipta menjadi landasan penting agar talenta muda bisa berkembang.

Namun, Agate menekankan perlunya kolaborasi jangka panjang antara pengembang, pemerintah, dan pemodal. Akses permodalan yang lebih mudah bagi studio lokal serta program pengembangan talenta di bidang seperti game design dan game development dinilai sebagai langkah krusial untuk membawa industri gim Indonesia bersaing di tingkat global.

Komitmen Agate untuk ekosistem gim Tanah Air

CEO Agate, Shieny Aprilia, saat mengunjungi Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times. Fotografer: Adhitya Daniel. (Duniaku.com/Adhitya Daniel)
CEO Agate, Shieny Aprilia, saat mengunjungi Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times. Fotografer: Adhitya Daniel. (Duniaku.com/Adhitya Daniel)

Sebagai salah satu studio gim pertama di Indonesia, Agate sudah beroperasi lebih dari 16 tahun dan kini memperkuat posisinya sebagai pelopor ekosistem. Selain merilis white paper ini, Agate juga memperkenalkan dua program pelatihan baru lewat Agate Academy, yaitu Agate Academy Kids dan Academy GameDev Professional Program.

Shieny Aprilia, Co-founder sekaligus CEO Agate, menegaskan bahwa laporan ini merupakan bagian dari misi perusahaan untuk membuka akses informasi yang kredibel, terutama bagi pihak asing yang ingin memahami pasar Indonesia. "Sulitnya akses terhadap informasi yangkomprehensif dan dapat dipercaya, terutama bagi pihak asing yang tertarik memahami pasar Indonesia, menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan ekosistem gim tanah air,” kata Shieny.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

6 Perbandingan Garmin Forerunner 165 vs Coros Pace 3

01 Okt 2025, 19:25 WIBTech