7 Alasan Kenapa Odyssey Jadi Seri Assassin's Creed Terbaik

Untuk saat ini, Odyssey bukan hanya jadi seri dengan dunia terluas pada franchise Assassin’s Creed, namun juga salah satu game terbesar yang pernah dibuat. Kembalinya sistem traversal berbasis kapal, menjadi alasan utama kenapa dunia pada Odyssey begitu luas dan besar.

Tidak seperti Black Flag yang didominasi oleh lautan kosong, dunia pada Odyssey memiliki banyak hal menarik untuk dilihat, baik itu di darat maupun di laut. Selain itu, Odyssey juga membawa penekakan terhadap dunia dan periode waktu, ketingkat yang lebih tinggi.

Satu hal yang masih dipertahankan oleh Odyssey dari Origins dan diimplementasikan dengan sangat baik adalah minimnya fokus terhadap konflik dari Assasins dan Templar. Alih-alih memberi pemain kisah yang ‘melelahkan’, Odyssey menceritakan kisah yang jauh lebih personal.

Fokus pribadi ini secara tidak langsung membuat petualangan dari Odyssey menjadi jauh lebih menarik dan menyenangkan. Kendati demikian, aspek Assassins pada Odyssey tidak sepenuhnya ditinggalkan. Masih ada beberapa percakapan, gurauan dan juga sindiran terhadap kisah dari Assassins.

Dalam upaya untuk membuat Assassin’s Creed jadi game yang lebih RPG, Odyssey memberikan pilihan ditiap percakapan yang dilakukan. Saat ini, setiap kali pemain berbicara dengan karakter lain, akan ada opsi percakapan, yang sedikit memberi kepribadian ekstra terhadap karakter protagonis pemain.

Uniknya, dalam beberapa situasi, opsi percakapan tersebut dalam memengaruhi nasib dari karakter lain. Tidak semua pilihan percakapan yang disediakan akan berujung baik. Terkadang, pemain akan dihadapkan dengan sejumlah keputusan sulit yang mengoyak batin.

Sejauh ini, salah satu hal baru terbaik yang ada pada Odyssey adalah kehadiran Combat Abilities. Sederhananya, Odyssey menyingkirkan tingkat realisme pada combat systemnya dengan memasukkan sejumlah abilities, seperti menyalakan pedang, menghilang lewat kepulan asap atau melakukan tendangan ‘sparta’ seperti di film 300.

Dengan adanya combat abilities, pemain seakan didorong untuk selalu bermain agresif dan tidak menghabiskan waktu untuk menunggu sebelum menyerang musuh. Singkatnya, perubahan ini membuat Odyssey jadi jauh lebih menyenangkan.

Grafis memang tidak membuat game menjadi bagus secara keseluruhan. Akan tetapi, tak dapat disangkal lagi bahwa Odyssey sangatlah indah. Odyssey benar-benar meningkatkan segala aspek visualnya dengan pilihan warna yang lebih ‘ceria’, jika dibandingkan dengan Origins tahun lalu.

Yunani kuno adalah alasan kenapa Odyssey begitu bagus, terlebih karena arsitektur uniknya dan juga pemandangan lautan hingga pegunungan yang sangat menawan. Fakta bahwa kualitas grafisnya dipresentasikan dengan sangat baik, membuat Odyssey lebih cocok dimainkan untuk menjelajah ketimbang melakukan misi.

Naval Combat alias pertempuran kapal menjadi salah satu hal paling dicintai dari franchise Assassin’s Creed. Origins memang memasukkan naval combat tahun lalu, akan tetapi tidak sepenuhnya lengkap dan terkesan sebagai hiasan semata. Untungnya pada Odyssey, Ubisoft sepenuhnya mengembalikan naval combat dengan cita rasa yang sama seperti yang ada pada Black Flag.

Jika dibandingkan dengan Black Flag, sejatinya tidak ada banyak perubahan yang berarti. Akan tetapi, itu semua tidak menjadi masalah karena masih masa menyenangkannya seperti saat pertama kali diperkenalkan.

Alih-alih berfokus kepada sejarah seperti seri-seri AC sebelumnya, Odyssey mengesampingkan hal tersebut dengan memfokuskan diri kepada kesenangan. Dengan Yunani Kuno sebagai latar waktu dan tempatnya, sejumlah makhluk mitologi, dewa dan juga kutukan, disertakan didalam Odyssey sebagai bagian dari kesenangan tersebut. 

Meskipun narasinya cukup kuat, Odyssey terbilang punya paced yang lebih santai dan menyenangkan ketimbang seri AC lainnya. Kendati demikian, Odyssey masih menyisipkan sejumlah peristiwa bersejarah didalamnya, dimana salah satunya adalah Peloponnesian War.