TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Baldur's Gate 3 Layak Menang Game of the Year 2023

RPG kelas atas dengan nilai sempurna

Baldur's Gate 3 (dok. Larian Studios/Baldur's Gate 3)

Ketika penulis mengulas dan menulis sebuah review Baldur's Gate 3 beberapa bulan lalu, ada perasaan intens bahwa game garapan Larian Studios ini bakal menjadi salah satu nominasi dalam The Game Awards 2023. Well, bukannya berlebihan, RPG dewasa yang satu ini memang layak dimasukkan ke sana karena ia mengusung berbagai macam kelebihan yang bahkan tidak dimiliki oleh RPG lainnya.

Hasilnya? Skor 5/5 yang penulis berikan pada game ini Agustus lalu rupanya memang tepat. Pasalnya, Baldur's Gate 3 berhasil meraih 9 nominasi dan 6 trofi, bersaing ketat dengan Alan Wake 2. Puncaknya adalah kemenangan Baldur's Gate 3 dalam menyabet gelar bergengsi sebagai Game of the Year 2023, yang baru saja diumumkan pada 7 Desember 2023.

Lalu, kenapa Baldur's Gate 3 layak meraih penghargaan Game of the Year 2023? Kenapa pula RPG ini bisa mendominasi game AAA lainnya, macam Alan Wake 2, Legend of Zelda: Tears of the Kingdom, dan Marvel’s Spider-Man? Nah, sebagai gamer dan pencinta RPG kelas berat, simak alasan Baldur's Gate 3 layak menang Game of the Year 2023.

1. Narasi brilian

Setiap sudut kota dalam Baldur's Gate 3 menyajikan cerita yang unik dan detail. (dok. Larian Studios/Baldur's Gate 3)

Kita lupakan sejenak RPG megah, seperti serial The Witcher, Dragon Age, Divinity, bahkan ELDEN RING. Semua orang tentu tahu bahwa mereka adalah RPG kelas atas yang memiliki narasi epik sekaligus adiktif. Namun, bicara soal Baldur's Gate 3, ia seolah berada pada level yang sedikit berbeda, bahkan jauh lebih rumit. Ya, narasi dalam game rilisan 3 Agustus 2023 ini memang pekat dengan hal berbobot.

Tak perlu jauh-jauh menjalani kehidupan karakter utama dan NPC, sekumpulan hewan dan makhluk halus pun memiliki narasi cerita yang sangat berbobot. Apakah hal ini ada dalam RPG lain? Penulis rasa hanya Baldur's Gate 3 yang berani menuangkan hal absurd macam ini. Gak percaya? Mainkan saja game ini dan berinteraksilah dengan hewan, seperti tikus, burung merpati, atau kucing.

Beruntung Larian Studios memiliki orang-orang hebat di balik layar, seperti Swen Vincke, Adam Smith, dan Joachim Vleminckx. Di tangan dingin mereka, kisah RPG dalam Baldur's Gate 3 menjadi jauh lebih kompleks, padat, dan dalam jika dibandingkan dengan RPG lainnya. Bukan berarti RPG lain buruk. Mereka juga sangat bagus di mata penulis. Namun, sebagai gamer yang sudah memainkan RPG sejak 1990-an, penulis merasa bahwa Baldur's Gate 3 berada pada level yang berbeda.

2. Penantian lebih dari 2 dekade

Baldur's Gate 3 adalah buah dari penantian yang sangat lama. (dok. Larian Studios/Baldur's Gate 3)

Penulis pernah memainkan Baldur's Gate 2: Shadows of Amn pada 2000 atau 23 tahun lalu. Pada 2013, game ini juga pernah dirilis ulang dengan judul Baldur's Gate II: Enhanced Edition. Rilisan 2000 masih dipegang oleh BioWare, sedangkan rilisan 2013 game ini sudah dipoles oleh pengembang Beamdog.

Tentu banyak perbedaan di dalamnya, seperti grafik, penambahan karakter, jumlah DLC, dan peningkatan pada resolusi gambar. Uniknya, jarak antara Baldur's Gate 2: Shadows of Amn dan Baldur's Gate 3 terpaut sangat lama, yakni 23 tahun. Gamer pun gak bakal ingat dengan detail cerita yang sudah dimainkan pada masa lalu. Namun, Larian Studios rupanya berhasil memadukan game ini menjadi lebih baik dan kita tidak wajib memainkan judul-judul sebelumnya.

Bagi gamer baru, Baldur's Gate 3 mungkin tidak berkaitan dengan nostalgia mereka pada masa lalu. Namun, pencinta RPG veteran yang saat ini sudah berusia 40 ke atas, Baldur's Gate 3 dinilai sebagai buah manis yang muncul di ujung penantian panjang. So, selain narasi brilian, Larian Studios ternyata mampu membangkitkan nostalgia pencinta RPG di seluruh dunia.

Baca Juga: Daftar Pemenang The Game Awards 2023, Baldur’s Gate 3 Juara!

3. Musik dan audio kelas atas

Baldur's Gate 3 juga mengadopsi audio dan musik yang elegan. (dok. Larian Studios/Baldur's Gate 3)

Pada dasarnya, RPG tidak hanya dinilai dari narasi dan grafiknya saja, melainkan juga kelas audionya. Ya, dalam game ini, kamu akan menemukan banyak sekali suara percakapan, musik, dan audio yang tergolong elegan. Sejak awal memainkannya, penulis memang kerap disuguhkan dengan audio percakapan yang alami, elegan, pas, dan gak berlebihan.

Mungkin kita sering dihadapkan pada sebuah karya RPG yang memiliki narasi apik, tetapi audio atau percakapannya masih terdengar sangat kaku. Nah, dalam Baldur's Gate 3, hal ini sudah sangat diminimalkan oleh pengembang. Bahkan, Borislav Slavov kembali dipercaya sebagai komposer dalam game ini karena ia juga sukses memberikan sentuhan magis dalam serial Divinity.

4. Tradisi pertarungan yang kompleks

Tradisi pertarungan dalam game Baldur's Gate 3 dibuat makin kompleks. (dok. Larian Studios/Baldur's Gate 3)

Serial Baldur's Gate memang lebih condong mengedepankan gaya pertarungan yang kompleks dan penuh strategi. Hal ini tidak bisa dilepaskan pada satu hal yang selalu lekat dengan mereka, yakni konsep RPG Dungeons & Dragons. Dalam tradisi ini, jelas bahwa Baldur's Gate 3 juga mengadopsi gaya pertarungan secara bergantian alias turn-based.

Namun, ini bukan sekadar turn-based. Faktanya, developer sudah memasukkan begitu banyak perintah dan level yang membuat kita wajib menjalankan tiap pertarungan dengan strategi yang berbeda. Apakah cara ini dinilai membosankan? Tidak juga. Nyatanya, penulis pun dibuat makin penasaran dengan tradisi pertarungan macam ini yang sering kali kesulitannya di luar nalar.

Kadang, kita bakal dibuat frustrasi dengan sederet elemen dan level milik musuh yang rupanya lebih padu dibanding kelompok kita. Nah, porsi bertarung macam inilah yang membuat Baldur's Gate 3 makin asyik untuk dimainkan secara multiplayer. Bahkan, ketika kamu cukup malas untuk memainkan RPG, Baldur's Gate 3 akan terus membuatmu penasaran akibat kompleksitas yang begitu detail dan memesona.

Verified Writer

Dahli Anggara

Hobi menulis tema sains, kesehatan, teknologi, dan game

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya