TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[REVIEW] Judgment—Kisah Hebat Detektif yang Berani Tampil di PC 

Bergaya ala Yakuza, tapi keduanya jelas berbeda

Judgment (dok. Ryu Ga Gotoku Studio/Judgment)

Pada 2018 dan 2019 lalu, konsol PS4, PS5, serta Xbox Series X kedatangan sebuah judul game bagus, yakni Judgment. Jelas bahwa game ini dinilai pantas untuk menjadi eksklusif hanya bagi konsol dan jauh dari panggung PC. Namun, masifnya pemain PC di dunia rupanya bisa membuat SEGA selaku penerbit kepincut untuk merilisnya di PC kendati dalam kurun waktu yang lumayan lama dari versi konsolnya.

Well, pada akhirnya, SEGA memutuskan untuk menerbitkan Judgment di PC dan sudah menjualnya di Steam sejak 14 September 2022. Ada sedikit drama di balik perilisan game ini di PC. Konon katanya, pihak manajemen artis yang terlibat dalam Judgment tidak rela kalau Kimura Takuya (aktor yang memerankan karakter utama) muncul di internet (komputer) tanpa penyaringan ketat.

Entah bagaimana ceritanya sampai SEGA berhasil menerbitkan game ini ke PC dan menjualnya cukup laris di Steam. So, bagaimana Judgment di mata penulis? Apakah kontrol dan mekanisme di PC bisa tetap heboh layaknya versi konsolnya? Simak ulasan dan review Judgment di artikel ini, ya.

1. Rasa bersalah dari sang detektif

Judgment mengisahkan sosok detektif dengan rasa bersalahnya. (dok. Ryu Ga Gotoku Studio/Judgment)

Di sini, kamu akan menjadi seorang detektif bernama Takayuki Yagami yang sebetulnya memiliki beban rasa bersalah pada masa lalu. Sebelum memutuskan menjadi detektif swasta, Yagami merupakan sosok pengacara hebat yang pernah membebaskan beberapa orang penting dari jeratan kasus hukum. Namun, hal tersebut rupanya membawa rasa sesal pada masa mendatang.

Ya, orang yang dulu pernah dibela dan dibebaskan oleh Yagami justru menjadi kriminal dan melakukan pembunuhan sadis. Pada titik inilah, Yagami merasa bersalah dan berusaha menyembuhkannya dengan menjadi detektif swasta andal. Ia tidak lagi membela dan membebaskan penjahat seperti dulu, melainkan mengungkap kebenaran apa pun risikonya.

Kisah dan plot cerita macam ini tentu saja akan berjalan dengan kompleks dan detail. Artinya, ada banyak hal yang bisa kamu lakukan di sini berkenaan dengan narasi cerita yang dihadirkan. Kasus besar yang wajib kamu ungkap di Judgment adalah pembunuhan berantai yang sadis dan misterius. Mirip dengan komik Detektif Conan, pihak kepolisian Jepang sepertinya tidak menemukan banyak petunjuk di sini.

Anggapan bahwa ini adalah pembunuhan biasa yang dilakukan oleh Yakuza sepertinya juga salah mengingat korban selalu bermunculan dan bukti tidak mengarah ke pihak Yakuza. Alih-alih berurusan dengan preman Yakuza kelas bawah, kamu justru akan digiring masuk ke dunia yang lebih gelap dan misterius karena kehadiran The Mole, sosok yang bertanggung jawab di balik semua kejadian ini.

Oh, ya, meskipun ada hubungannya dengan kasus-kasus geng Yakuza di Jepang, game ini bukanlah lanjutan atau serial yang tergabung dalam Yakuza. Namun, di mata penulis, Judgment memiliki beberapa kesamaan dengan Yakuza yang juga dikembangkan oleh Ryu Ga Gotoku Studio. Hal yang terlihat mirip adalah gaya pertarungan dan tentu saja tampilan visualnya.

Memainkan Judgment akan membawa gamer pada rasa penasaran akan kedalaman ceritanya. Bahkan, kita akan dituntut untuk terus mempertanggungjawabkan keputusan secara moral. Itu sebabnya, dalam game ini, mengungkap dan mencari kebenaran adalah liku sekaligus tugas dari sang detektif atas rasa bersalah yang pernah diderita.

Bagi penulis, porsi cerita dan aksi dalam Judgment sudah seimbang. Ia berjalan dengan konsisten dan gak lari ke mana-mana. Kembali lagi, konsep macam ini sebetulnya memang sudah lekat dengan gaya khas developer yang sebelumnya sukses dengan Yakuza-nya. Lalu, narasi juga dibuat universal karena gamer asal Asia dan Barat bisa sama-sama memahami apa yang disampaikan oleh pengembang.

Baca Juga: [REVIEW] Yakuza 6: The Song of Life—Akhir Kisah dari sang Naga

2. Mekanisme permainan dibuat khas dan atraktif

Mekanisme permainan ditampilkan dengan sangat atraktif di game Judgment layaknya game Yakuza. (dok. Ryu Ga Gotoku Studio/Judgment)

Jika pernah memainkan game berjudul Yakuza sebelumnya, kamu akan langsung paham ke mana mekanisme Judgment akan dibawa. Yup, tebakan penulis pun tidak meleset. Pasalnya, developer kembali menghadirkan game bertema Yakuza dengan mekanisme gameplay yang cukup mirip, tapi berbeda.

Jika karakter kita sedang menjalankan pertarungan, beberapa konsep yang sama dengan Yakuza juga dimasukkan oleh developer, contohnya gaya pertarungan khas, potongan-potongan adegan sinematik, dan pilihan atau opsi untuk menumbangkan lawan dengan damage besar. Jelas ini akan terasa Yakuza banget!

Jadi, selain timbulnya sensasi nostalgia pada game lawas Yakuza, konsep lama yang tetap dipertahankan ini sebetulnya justru memudahkan kita dalam menggerakkan Yagami pada setiap aksinya. Jangan salah, Yagami adalah orang cerdas yang bisa menggunakan berbagai cara untuk melakukan investigasi pada kasus yang pelik.

Itu artinya, ia wajib menguasai beberapa teknologi baru yang sebelumnya tidak ditampilkan dalam Yakuza. Memakai smartphone dan drone canggih pun dapat dilakukan untuk mengungkap kebenaran. Akan tetapi, perlu diingat bahwa konsep game ini memang lebih mengarah pada aksinya. Jadi, kalau kamu menganggap bahwa Judgment sama seperti Sherlock Holmes, ekspektasimu harus diturunkan sekarang juga.

Apa yang menarik dari game ini adalah bagaimana interaksi dan pencapaian kita begitu dihargai. Setiap misi adalah tangga sekaligus gerbang bagi kenaikan level sang detektif. Ini jelas akan berkorelasi dengan peningkatan level untuk membuka banyak hal baru layaknya game modern lainnya. Benar sekali, jika kamu sudah menyelesaikan misi-misi tertentu, Yagami akan memiliki popularitas yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Beruntung developer memasukkan City Reputation yang membedakannya dengan serial Yakuza. Dalam Judgment, ragam cerita dan misi sampingan tidak akan terbuka begitu saja. Kita masih wajib membukanya satu per satu dengan cara meningkatkan popularitas Yagami di mata masyarakat atau kepolisian.

Nah, untuk mendapatkan popularitas atau menaikkan level reputasi tersebut, kamu wajib menyelesaikan misi sebelumnya, bisa dari NPC atau tugas bawaan dalam game. Tujuan dari adanya mekanisme macam ini adalah korelasi antara NPC, kepolisian, dan karakter lainnya berkenaan dengan kasus utama. Jadi, di sini, kamu harus berjuang untuk mengungkap kebenaran sekaligus meningkatkan reputasi baik di mata orang banyak.

3. Tampilan visual khas Dragon Engine

Tampilan visual game Judgment dibuat oleh Dragon Engine yang bergaya khas. (dok. Ryu Ga Gotoku Studio/Judgment)

Ryu Ga Gotoku Studio adalah developer yang cukup lekat dengan Dragon Engine, sebuah sistem grafik terintegrasi yang sudah digunakan untuk game Yakuza Kiwami 2, Yakuza 6, dan Yakuza: Like a Dragon. Jadi, sebetulnya, tak ada yang aneh di Judgment ketika game ini juga dibuat dengan teknologi Dragon Engine.

Di mata penulis pun, game ini tidak menampilkan gaya visual yang wah dan megah. Bukan berarti buruk, lho. Mungkin penilaian ini bisa berbeda dengan gamer lainnya meskipun detail gambarnya sangat selaras dengan serial Yakuza yang fenomenal itu. Yang patut diapresiasi adalah detail wajah dari setiap karakter yang ada di Judgment.

Reputasi dan ciri khas grafik macam ini tentu ada pada adegan saat pertarungan. Gerakan bela diri Yagami akan terlihat makin intens dan luwes manakala ia menghajar musuh-musuhnya dengan combo yang menghasilkan damage besar. Oh, ya, kendati dibuat selaras dengan gaya tampilan Yakuza, game ini tidak akan mempertontonkan misi atau kisah dewasa yang menghibur mata lelah.

Lalu, bagaimana dengan spesifikasi PC yang diminta? Secara umum, Judgment menuntut spesifikasi yang tidak berat. RAM 8 GB, GPU setara GTX 750 Ti atau di atasnya, dan prosesor Intel Core i5 generasi menengah sudah mampu menjalankan game ini tanpa kendala. Jangan lupa sisakan kapasitas 60 GB di hard disk untuk menampung hasil instalasi game ini.

4. Audio oke, tapi musik tidak spesial

Audio dalam game Judgment sudah terdengar bagus, tapi tidak dengan musiknya. (dok. Ryu Ga Gotoku Studio/Judgment)

Lagi-lagi ini akan bersifat relatif, ya. Menurut penulis, audio yang terdengar di Judgment sudah terdengar bagus dan solid. Sayangnya, kualitas musiknya tidak begitu muncul apik di sini. Mungkin hal ini memang berkenaan dengan konsep Judgment yang serius dan lebih "normal" jika dibandingkan dengan game Yakuza.

Suara-suara di saat pertarungan sudah direpresentasikan dengan cukup baik kendati ada beberapa bagian yang terdengar agak berlebihan. Nah, kabar baiknya, Judgment memiliki kualitas suara atau audio percakapan yang mumpuni. Banyak adegan obrolan yang terdengar sangat berkualitas berkat aktor pengisi suara yang jempolan.

Baca Juga: [REVIEW] Yakuza Remastered Collection—Nostalgia di Dunia Mafia Jepang

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya