TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ciri Game Pay to Win yang Harus Kamu Hindari

Game pay to win sulit untuk dilibatkan sebagai esports

seseorang sedang bermain game di PC (unsplash.com/@everywheresean)

Salah satu istilah yang sering terdengar di kalangan gamer zaman sekarang adalah pay to win. Istilah pay to win sebenarnya merupakan ejekan terhadap sebuah game yang mengusung mekanisme microtransaction, seperti pembelian item atau membuka fitur terkunci. Microtransaction merupakan hal yang wajar di game free to play. Akan tetapi, microtransaction dari game yang bersifat pay to win ini kerap 'memaksa' pemain melakukannya. 

Game-game gratis populer, seperti DOTA 2, PUBG, dan Genshin Impact, tidak termasuk kategori pay to win karena game-game tersebut hanya memberikan microtransaction secara opsional dan tidak memaksa pemain melakukan pembelian. Nah, kalau begitu, apa saja ciri-ciri game yang benar-benar pay to win dan sebaiknya kamu hindari?

Baca Juga: 5 Game Seru di PC Game Pass yang Wajib Kamu Mainkan Sekarang!

1. Item yang dijual memberikan keuntungan signifikan

ilustrasi seseorang menang main game (freepik.com/stockking)

Tanpa membeli item yang dibeli dengan uang asli, pemain akan kesulitan untuk memenangkan permainan. Kemudian, pemain terpaksa membeli item yang bisa memberikan pengaruh gameplay yang signifikan. Misalnya, pada game FPS, pemain membeli senjata baru dengan uang asli.

Senjata baru tersebut punya statistik luar biasa yang dapat mengalahkan musuh dengan lebih mudah. Pernah memainkan game seperti ini? Itu adalah salah satu ciri game pay to win. Sementara itu, pada game seperti PUBG atau Fortnite, senjata tidak bisa dibeli, melainkan ditempatkan secara acak. Ini artinya kedua game tersebut tidak masuk kriteria pay to win. 

2. Item yang dijual tidak bisa diperoleh dengan cara lain

ilustrasi saat kalah main game (freepik.com/dcstudio)

Jika ada game mengandung item khusus yang tidak bisa didapatkan dengan cara lain selain membelinya dengan uang asli, maka itu juga bisa menjadi ciri game pay to win. Tapi, harus dicatat bahwa item tersebut sangat berpengaruh pada gameplay. Sedangkan pada game populer, seperti DOTA 2, Valorant, dan Apex Legend, item berbayar hanya sekadar kosmetik semata yang tidak berpengaruh pada gameplay.

Item berbayar seperti skin hanya berfungsi untuk tampilan lebih keren. Selain itu, game selain pay to win biasanya juga mengandung berbagai cara agar bisa mendapatkan item khusus. Contohnya, di Genshin Impact, pemain bisa mendapatkan Primogem dengan cara menyelesaikan banyak quest tanpa harus membelinya menggunakan uang asli. 

3. Harga item yang mahal

ilustrasi dompet kosong (freepik.com/drobotdean)

Item atau fitur lain yang berpengaruh pada gameplay, biasanya item tersebut juga dibanderol dengan harga tinggi. Cara ini dilakukan oleh para developer untuk mendapatkan keuntungan besar. Sebab, game pay to win biasanya adalah game gratis yang hanya mengandalkan microtransaction untuk mendapat keuntungan. Ini adalah salah satu problematika yang dihadapi oleh gamer zaman sekarang. 

4. Sulit dijadikan esports

ilustrasi kompetisi esports (pexels.com/@yankrukov)

Game pay to win biasanya tidak akan bisa dijadikan esports karena jauh dari kata kompetitif. Pemain akan memenangkan pertandingan bukan karena skill murni berkat ketangkasan dan latihan, melainkan karena membeli item atau fitur berbayar yang sangat berpengaruh pada gameplay. Meski begitu, developer bisa saja mengakali hal ini dengan menghilangkan sistem pay to win khusus untuk kompetisi esports. Akan tetapi, biasanya cara itu bakal meraih respons negatif dari komunitas game. 

Baca Juga: 12 Game PS5 Gratis Terbaik, Tak Kalah Seru dengan Game Berbayar

Verified Writer

Hilman Azis

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya