Apa Itu TPS Game? Arti, Perbedaan dengan FPS, dan Contoh

TPS atau Third Person Shooter adalah genre permainan tembak-menembak yang menggunakan sudut pandang orang ketiga. Artinya, kamu akan melihat karakter yang dimainkan secara penuh di layar, biasanya dari belakang bahu atau kepala. Perspektif ini memberi keuntungan karena kamu bisa memantau lingkungan sekitar lebih luas dibandingkan hanya dari mata karakter, seperti di game FPS.

Game TPS tidak hanya fokus pada aksi menembak, tetapi juga menekankan strategi, posisi, dan penguasaan lingkungan. Misalnya, dalam Fortnite atau PUBG Mobile, pemain dituntut untuk mengatur sudut pandang kamera agar bisa mengintai lawan tanpa ketahuan. Hal ini membuat permainan terasa lebih taktis dan dinamis.

Selain itu, TPS sering dipadukan dengan elemen lain seperti eksplorasi, puzzle, atau cerita sinematik. Contoh terbaiknya bisa dilihat pada Gears of War atau The Division yang menggabungkan aksi intens dengan narasi mendalam. Genre game ini cocok untuk kamu yang ingin pengalaman lebih imersif, tapi tetap memiliki kendali penuh atas karakter yang dimainkan.

Meskipun sama-sama bergenre shooter, perbedaan TPS dan FPS cukup jelas jika dilihat dari sudut pandang permainan. Pada FPS atau First Person Shooter, kamu bermain seolah-olah berada di dalam tubuh karakter. Layar hanya menampilkan senjata dan tangan, sehingga sensasi menembaknya lebih realistis. Contoh game FPS populer antara lain Call of Duty, Counter Strike, dan Valorant.

Sementara itu, di TPS kamu melihat karakter secara utuh dari sudut pandang orang ketiga. Hal ini membuat pengalaman bermain terasa lebih luas karena lingkungan sekitar lebih mudah dipantau. Namun, beberapa pemain merasa sensasi menembaknya kurang intens dibanding FPS.

Selain sudut pandang, perbedaan lain juga ada pada gaya bermain. FPS menekankan kecepatan reaksi, akurasi tembakan, dan refleks instan. TPS lebih menuntut strategi, pemanfaatan, serta kerja sama tim. Tidak heran jika genre ini sering dipilih oleh gamer yang suka berpikir taktis.

Jadi, kalau kamu bertanya “mana yang lebih seru?”, jawabannya tergantung preferensi pribadi. Kalau ingin adrenalin tinggi dengan tembakan realistis, pilih FPS. Tapi jika lebih suka strategi dan eksplorasi karakter, TPS bisa jadi pilihan utama.

Kalau bicara soal game TPS, ada banyak judul game yang populer. Salah satunya adalah Fortnite, game battle royale yang menggabungkan TPS dengan elemen membangun struktur.

PUBG Mobile juga termasuk game TPS yang sangat populer di Indonesia. Berbeda dengan Fortnite, PUBG menampilkan grafis realistis dengan mekanisme menembak yang detail. Kamu bisa memanfaatkan cover, kendaraan, hingga strategi tim untuk memenangkan pertempuran.

Game klasik seperti Gears of War dan Resident Evil 4 tidak bisa dilewatkan. Keduanya dianggap sebagai tonggak penting perkembangan game TPS modern. Gears of War memperkenalkan sistem cover-shooting yang kini jadi standar. Sementara, Resident Evil 4 berhasil mencampurkan nuansa horor dengan mekanisme tembak-menembak yang seru.

Buat kamu yang suka dunia open-world, ada The Division 2 atau Red Dead Redemption 2. Game ini tidak hanya mengandalkan aksi, tetapi juga cerita mendalam dan dunia yang luas untuk dijelajahi.

Seperti genre lain, Third Person Shooter punya kelebihan dan kekurangan yang perlu diketahui. Ini dapat membantu kamu memilih game sekaligus menentukan strategi yang tepat.

• Kelebihan

Sudut pandang orang ketiga memberi pemain visibilitas lebih luas. Kamu bisa melihat area sekitar karakter, bahkan musuh yang mungkin mengendap dari arah belakang. Hal ini membuat strategi lebih kaya dan pengalaman bermain jadi lebih fleksibel.

Selain itu, banyak game TPS menghadirkan cerita sinematik yang membuat pemain lebih terikat dengan karakter. Visualisasi penuh karakter juga membantu kamu menikmati detail kostum, animasi, atau ekspresi wajah yang menambah kedalaman emosional.

• Kekurangan

Kekurangan TPS biasanya terletak pada sensasi menembak yang terasa kurang realistis dibanding game FPS. Beberapa gamer merasa intensitas pertempuran tidak sekuat ketika melihat langsung dari sudut pandang mata karakter. Selain itu, sudut kamera yang kurang pas kadang bisa jadi masalah, terutama di ruang sempit atau saat bertarung jarak dekat.

Meski begitu, kelebihan TPS dalam hal strategi dan visual sering kali lebih unggul bagi pemain yang mencari pengalaman imersif. Jadi, semuanya kembali ke preferensi masing-masing.

Popularitas TPS dalam game tidak lepas dari kemampuannya memberikan keseimbangan antara aksi cepat dan strategi. Gamer merasa lebih leluasa karena bisa mengendalikan karakter secara penuh seperti mengamati sekeliling, mencari cover, dan menentukan posisi terbaik sebelum menembak.

Selain gameplay yang taktis, genre ini juga banyak dipilih karena variasinya. TPS sering dipadukan dengan elemen lain, seperti survival di The Last of Us, RPG di Mass Effect, atau battle royale di PUBG. Fleksibilitas ini membuat TPS menarik bagi berbagai jenis pemain, baik yang suka cerita emosional maupun kompetisi penuh adrenalin.

Faktor lain adalah aspek sosial. Banyak game TPS menghadirkan mode multiplayer yang memungkinkan pemain bekerja sama dalam tim. Interaksi ini menambah keseruan sekaligus memperkuat komunitas gamer. Tak heran kalau banyak esports besar kini juga melibatkan game TPS.

Bagi pemula, memainkan game TPS bisa terasa menantang karena harus membiasakan diri dengan kontrol kamera, strategi cover, hingga akurasi tembakan. Namun dengan pendekatan yang tepat, genre ini bisa jadi sangat menyenangkan sekaligus melatih keterampilan taktis. Berikut beberapa tips yang bisa kamu ikuti:

1. Pahami kontrol kamera

Kamera adalah kunci utama dalam game TPS. Pelajari cara memutarnya agar kamu bisa melihat lingkungan sekitar lebih luas, menghindari jebakan, dan mendeteksi musuh yang bersembunyi.

2. Gunakan cover secara bijak

Manfaatkan dinding, kotak, atau objek lain sebagai pelindung sebelum menembak. Jangan terlalu lama di ruang terbuka karena bisa mudah disergap lawan.

3. Latih akurasi tembakan

Walau TPS memberi sudut pandang luas, akurasi tetap penting. Luangkan waktu berlatih menggunakan berbagai senjata untuk menemukan gaya yang paling cocok.

4. Bermain dalam tim

Jika game mendukung multiplayer, komunikasikan strategi dengan teman. Bagi peran seperti penyerang, penjaga, atau pengintai agar tim lebih solid.

5. Konsisten dan sabar

Setiap game punya mekanisme unik. Jangan buru-buru frustrasi jika kalah. Dengan latihan rutin, refleks dan strategi akan semakin matang.

Kini, kamu sudah tahu apa itu TPS game mulai dari pengertian, contoh populer, hingga perbedaannya dengan FPS. Genre Third Person Shooter memberikan pengalaman bermain yang unik.

Game TPS menggabungkan strategi, sudut pandang luas, dan aksi seru. TPS juga menawarkan fleksibilitas yang cocok untuk pemain kasual hingga gamer kompetitif.

Kalau kamu ingin terus update soal dunia game atau teknologi terbaru, baca artikel menarik lainnya hanya di IDN Times, ya. Selamat membaca!

1. Apakah TPS dan FPS sama?
   
   Tidak, TPS (Third Person Shooter) menampilkan karakter dari sudut pandang orang ketiga. Sementara itu, FPS (First Person Shooter) membuat pemain melihat langsung dari perspektif mata karakter.

2. Apa bedanya TPS dan FPS?
   
   Bedanya ada pada sudut pandang. TPS memberi visibilitas lebih luas dengan melihat karakter penuh. FPS lebih fokus pada realisme menembak dari mata karakter.

3. Game apa saja yang termasuk genre TPS populer?
   
   Beberapa contoh game TPS terkenal adalah Fortnite, PUBG Mobile, Gears of War, Resident Evil 4, hingga The Division 2.

4. Kenapa banyak gamer memilih TPS dibanding FPS?
   
   TPS memberikan ruang strategi lebih luas, visual karakter yang detail, serta pengalaman bermain yang tidak hanya menekankan reaksi cepat, tetapi juga taktik dan kerja sama tim.

5. Apakah TPS cocok untuk pemula?
   
   Ya, TPS cocok untuk pemula. Sudut pandangnya membantu pemain belajar memahami lingkungan permainan dan memberi lebih banyak waktu untuk menyusun strategi.
   

Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan AI dan telah diedit untuk menjamin kualitas serta ketepatan informasi oleh tim content IDN Times.