Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Jadinya jika Fantastic Four Dibuat Jadi Game Open World?

  tim Fantastic Four (dok. Marvel Studios/The Fantastic Four: First Steps)
tim Fantastic Four (dok. Marvel Studios/The Fantastic Four: First Steps)
Intinya sih...
  • Open world memberi kebebasan untuk mengeksplorasi cerita
  • Sistem switching memungkinkanmu bertukar karakter
  • Setting game Fantastic Four bisa meluas ke luar angkasa dan dunia lain

Fantastic Four adalah tim superhero ikonik dari Marvel Comics yang beranggotakan Reed Richards (Mr. Fantastic), Sue Storm (Invisible Woman), Johnny Storm (Human Torch), dan Ben Grimm (The Thing). Mereka sudah beberapa kali diadaptasi ke film live action, terbaru The Fantastic Four: First Steps (2025) yang mendapat sambutan positif dari penggemar Marvel. Namun, di balik kepopulerannya, Fantastic Four justru sangat jarang diadaptasi ke dalam bentuk video game, apalagi dengan format open world.

Marvel sudah membuktikan bahwa formula open world sukses menghasilkan game superhero yang masif dan eksploratif, seperti dalam seri Marvel’s Spider-Man. Meski berasal dari IP besar, Fantastic Four belum mendapatkan perlakuan serupa.

1. Open world memberi kebebasan untuk mengeksplorasi cerita

cuplikan Marvel’s Spider-Man kedua (dok. Insomniac Games/Marvel’s Spider-Man 2)
cuplikan Marvel’s Spider-Man kedua (dok. Insomniac Games/Marvel’s Spider-Man 2)

Fitur open world kini seolah menjadi barang wajib dalam game. Tak hanya sebatas ruang eksplorasi yang luas, fitur ini mampu menciptakan dunia game yang hidup dan interaktif. Waralaba besar seperti Grand Theft Auto (GTA) dan The Elder Scrolls telah menghadirkan peta berskala masif yang membuat pengalaman bermain terasa imersif dan jauh dari kata membosankan.

Keunggulan inilah yang juga diterapkan oleh Insomniac Games dalam trilogi Marvel’s Spider-Man. Lewat pendekatan open world, kamu bisa memotret kota New York dari atas gedung, menghentikan aksi pencurian, atau sekadar menikmati sensasi bergelantungan di antara gedung pencakar langit. Open world menjadi cara ideal untuk menerjemahkan jagat Marvel ke dalam dunia video game, tak terkecuali untuk Fantastic Four.

2. Sistem switching memungkinkanmu bertukar karakter

tim Fantastic Four (dok. NetEase Games/Marvel Rivals)
tim Fantastic Four (dok. NetEase Games/Marvel Rivals)

Kalau Fantastic Four diadaptasi menjadi game open world, fitur yang wajib ada adalah pergantian karakter secara cepat. Mekanisme seperti ini sudah pernah dimunculkan dalam game Marvel’s Avengers (2020) maupun Marvel’s Spider-Man 2 (2023). Berkat fitur ini, kamu bisa mengendalikan karakter berbeda secara bergantian (switching).

Setiap anggota punya kekuatan unik, contohnya Mr. Fantastic yang bisa memanjakan tubuhnya atau Human Torch yang bisa terbang sambil menyerang dengan api. Fitur ini akan terasa lebih seru lagi jika kamu bisa membuat kombo antaranggota, seperti Invisible Woman yang membuat The Thing tak terlihat sehingga memudahkannya menyerang musuh tanpa ketahuan. Walau dimainkan secara single player, fitur seperti ini bisa membuat pemain betah, apalagi jika dikemas dengan gaya sinematik khas Fantastic Four.

3. Setting game Fantastic Four bisa meluas ke luar angkasa dan dunia lain

tim Fantastic Four (dok. 20th Century Fox/Fantastic Four)
tim Fantastic Four (dok. 20th Century Fox/Fantastic Four)

Markas Fantastic Four terletak di Baxter Building, New York City—kota yang juga menjadi rumah bagi banyak pahlawan Marvel. Namun, berbeda dari kebanyakan superhero lainnya, Fantastic Four lebih sering berpetualang ke luar angkasa dan dimensi lain. Karena itu, game open world adaptasi mereka bisa mengeksplorasi tempat bernuansa kosmik, seperti Bulan atau Negative Zone, sebuah alam semesta antimateri.

Agar semakin hidup, tambahkan misi sampingan (side mission) yang sesuai dengan kepribadian tiap anggota tim. Sebut saja Mr. Fantastic yang diminta membantu meneliti anomali dimensi, sementara Invisible Woman punya misi mengasuh dan merawat putranya. Side mission semacam ini menegaskan bahwa menjadi superhero bukan hanya soal bertarung, tapi juga menjalani peran sebagai keluarga.

4. Villain underrated hingga ikonik siap mewarnai game adaptasi Fantastic Four

Galactus (dok. Marvel Studios/The Fantastic Four: First Steps)
Galactus (dok. Marvel Studios/The Fantastic Four: First Steps)

Belajar dari seri Marvel’s Spider-Man, Insomniac Games berani menampilkan musuh ikonik sejak awal permainan, mulai dari Kingpin, Doctor Octopus, hingga Venom. Mereka tak hanya muncul sebagai lawan bertarung, tetapi juga membawa latar belakang emosional yang kuat. Formula ini akan memperlihatkan bahwa setiap villain mempunyai alasan di balik aksi kejahatan mereka.

Fantastic Four juga punya deretan musuh yang tak kalah menarik, dari yang underrated seperti Mole Man dan The Mad Thinker hingga nama besar seperti Doctor Doom dan Galactus. Dengan jajaran musuh yang beragam ini, game open world adaptasi mereka dapat membawamu terjun ke dalam konflik level kota sampai kosmik. Jika dieksekusi dengan serius, konsep ini bisa menyuguhkan benturan ideologi yang dalam antara Keluarga Pertama Marvel dan para musuhnya.

5. Kamu bisa mengganti kostum sesuai keinginan

kostum klasik Fantastic Four (dok. Marvel Comics/Fantastic Four)
kostum klasik Fantastic Four (dok. Marvel Comics/Fantastic Four)

Rasanya kurang afdal jika game adaptasi superhero Marvel tidak menyertakan fitur kustomisasi yang melimpah. Seperti yang dilakukan waralaba Marvel’s Spider-Man, kamu akan dimanjakan dengan puluhan kostum dari berbagai era komik, film, sampai serial kartun. Walau terkesan sepele, fitur ini terbukti ampuh menjaga loyalitas gamer sekaligus penggemar setia Marvel.

Fitur kustomisasi juga sangat cocok diterapkan dalam game open world adaptasi Fantastic Four. Kamu bisa memilih kostum biru-putih ala era 1960-an, versi Future Foundation yang serba putih, dan kostum dari The Fantastic Four: First Steps yang memadukan sentuhan klasik dan modern. Varian kostum lain juga patut dihadirkan, seperti setelan luar angkasa atau versi film Fantastic Four (2015) yang bernuansa gelap tanpa logo angka empat legendarisnya.

6. Pilihan dialog bisa membuat game Fantastic Four terasa lebih personal

Reed Richards dan Sue Storm (dok. Marvel Studios/The Fantastic Four: First Steps)
Reed Richards dan Sue Storm (dok. Marvel Studios/The Fantastic Four: First Steps)

Salah satu tantangan terbesar dalam mengadaptasi game superhero adalah membuat cerita baru tanpa menghilangkan ciri khas dari lore-nya. Terlalu berpatokan pada komik akan membuat cerita terasa repetitif. Sebaliknya, jika terlalu menyimpang, penggemar setia kemungkinan besar merasa kecewa.

Untuk itu, memberikan cerita orisinal yang masih berakar dari komiknya adalah pilihan ideal bagi game open world adaptasi Fantastic Four. Apalagi jika dilengkapi fitur pilihan dialog yang memengaruhi alur cerita dan dinamika tim, mirip dengan Mass Effect (2007) atau Marvel’s Guardians of the Galaxy (2021). Melalui fitur ini, kamu diajak untuk membentuk perjalanan dan menjalin hubungan antaranggota Fantastic Four.

Sudah saatnya Fantastic Four mendapat spotlight di dunia game. Kisah yang menggugah dan elemen eksplorasi yang luas ini bakal membuat mereka bersinar melalui game open world.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us