[REVIEW] Becastled—Umpan Balik Pemain Membuatnya Jadi Lebih Baik

Bersenang-senang dalam dunia RTS #IDNTimesTech

Becastled merupakan game real-time strategy (RTS) yang dikembangkan oleh Mana Potion Studios dan dirilis pada 8 Februari 2021. Game yang satu ini cukup menarik perhatian dari banyak pemain di Steam karena menampilkan grafis yang out of the box alias tidak biasanya. Sepintas, gaya visual dalam game ini malah mirip banyak game yang ada di platform Android atau iOS.

Dengan harga murah, Becastled rupanya tidak tampil murahan dan bahkan sudah menampung masukan dari komunitas gamer di seluruh dunia. Ya, game yang dijual Rp95.999 tersebut termasuk ke dalam game berstatus early access di Steam. Seperti yang kita tahu, status macam ini merupakan solusi bagi pengembang indie untuk menjual game mereka yang belum siap dirilis secara sempurna.

Nah, agar developer mendapatkan dana, mereka menjual game mereka melalui Steam dengan status early access. Pemain dan komunitas bisa membeli dan memainkannya sambil memberikan kritik atau masukan supaya pengembang bisa menyempurnakan karyanya tersebut sebelum benar-benar dirilis secara final. Well, bagaimana ulasan dari Becastled? Yuk, disimak review berikut ini.

1. Mempertahankan kastel dari serangan yang bertubi-tubi

[REVIEW] Becastled—Umpan Balik Pemain Membuatnya Jadi Lebih BaikGamer ditugaskan untuk membangun benteng dan mempertahankannya dari serangan musuh. (dok. Mana Potion Studios/Becastled)

Game bergenre RTS memang memiliki sebuah kesamaan yang identik. Gamer ditugaskan membangun benteng, kerajaan, kastel, kota, atau sebuah wilayah tertentu dan kemudian akan diserang oleh musuh secara real-time. Jika mau dibilang, sejarah akan konsep game RTS memang pada awalnya ditujukan bagi gamer PC yang sangat bergantung pada sebuah perangkat mouse di tangan kanannya.

Nah, begitu pula Becastled, game RTS yang satu ini menugaskan kita untuk membangun benteng atau kastel dan mengembangkannya hingga pada satu titik, musuh akan menyerang markas kita secara brutal. Premis dan plot ceritanya terbilang mudah, tapi praktiknya sulit untuk dilakukan. Kenapa? Itu karena Becastled cukup menantang bagi pemain veteran yang bahkan sudah sangat intim dengan RTS.

Meskipun tampilan grafisnya lucu dan imut layaknya banyak game Android atau iOS, tidak akan ada toleransi dalam Becastled. Serangan musuh yang bertubi-tubi dan intens akan kamu rasakan meskipun kamu belum mengembangkan permainanmu ke tingkat yang lebih tinggi. Oh, ya, jangan bandingkan Becastled dengan game RTS lain, macam Command & Conquer, Age of Empires, atau Stronghold Crusader, ya.

Yup, Becastled tidak menitikberatkan pada plot cerita yang dalam. Sebaliknya, game ini berjalan pada sebuah narasi paling dasar dalam RTS itu sendiri, yakni mempertahankan apa yang sudah kamu bangun dari serangan musuh. Ingat, justru bertahan itulah yang menjadi esensi dan inti cerita dalam game ini.

2. Gameplay adalah bagian tersulitnya

[REVIEW] Becastled—Umpan Balik Pemain Membuatnya Jadi Lebih BaikSerangan segerombolan musuh yang bertubi-tubi cukup sulit untuk dihadapi. (dok. Mana Potion Studios/Becastled)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Becastled bukanlah game yang mudah meskipun ia tampil dalam visual yang lucu. Agar lebih memudahkanmu dalam bermain, ada baiknya kamu mengikuti tutorial sebelum memulai permainan. Namun, ada tantangan lain, nih. Meskipun kita mengikuti tutorial secara lengkap, ada beberapa bagian yang tidak dijelaskan secara gamblang dan menuntut kita untuk autodidak.

Pada awalnya, permainan akan tampak mudah untuk dilakukan. Pada hari pertama, pemain akan diberi kesempatan untuk mengumpulkan sumber daya dan membangun pertahanan layaknya game RTS pada umumnya. Namun, tanpa tedeng aling-aling, di hari kedua, sudah tampak serangan dari segerombolan musuh yang lengkap dengan baju besinya. Mungkin pagar yang cukup kuat bisa menahan serangan secara masif, tapi tidak di hari ketiga dan seterusnya.

Ya, alih-alih melawan pasukan yang biasa-biasa saja, kamu justru sering dihadapkan pada sekumpulan pasukan lapis baja dengan senjata penghancur massal. Di sinilah strategi bisa menentukan hidup dan mati. Penempatan pasukan pemanah, kesatria berpedang, dan pasukan bertombak di posisi terbaik akan meningkatkan peluang kemenanganmu.

Sayangnya, ada beberapa sistem permainan yang penuh dengan glitch. Kadang, gerakan pasukan kita akan terhalang oleh sesuatu yang tidak tampak dan itu sangat membuat frustrasi. Namun, berkat umpan balik dan kritik dari pemain, kesalahan-kesalahan menjengkelkan macam itu sudah mulai berkurang. Sampai detik ini pun, Becastled masih masuk dalam early access di Steam dan terus dikembangkan hingga dirilis secara final.

Baca Juga: [REVIEW] Resident Evil Village—Kembali ke Jalan yang Benar

3. Tampilan visual yang lucu dan imut

[REVIEW] Becastled—Umpan Balik Pemain Membuatnya Jadi Lebih BaikTampilan visual mengundang sensasi bermain di Android dan iOS. (dok. Mana Potion Studios/Becastled)

Jika melihat tampilan grafis di atas, mungkin kamu akan mengira bahwa Becastled dirilis untuk Android atau iOS. Namun, ternyata game RTS tersebut dirilis untuk PC dan meminta spesifikasi yang tidak begitu tinggi. Untuk menjalankannya dengan optimal, PC milikmu harus berjalan pada spesifikasi RAM 8 GB, prosesor Intel Core i5, dan GPU setara GeForce GTX 670. Ukuran file-nya pun terbilang sangat kecil, yakni sekitar 2 GB.

Apakah jenis grafis macam ini masih cukup menarik minat dan perhatian? Banyak gamer mungkin masih menaruh minat pada grafis model seperti ini. Namun, bagi penulis, tampilan lucu dan imut untuk sebuah game RTS dirasa kurang garang. Bukan berarti jelek, grafis dari game indie ini sebetulnya masih tampil apik dan kekinian.

Hanya saja, kita tidak bisa mendapatkan jenis visual standar layaknya banyak game berbasis RTS pada umumnya. Namun, terlepas dari itu semua, secara umum tampilan Becastled cenderung berani untuk berbeda. Pengembang cukup kreatif dalam menggambarkan bagaimana serunya berperang dengan pasukan-pasukan yang mengerikan tanpa menghilangkan unsur-unsur lucu.

4. Kualitas audio terdengar ringan dan mengasyikkan

[REVIEW] Becastled—Umpan Balik Pemain Membuatnya Jadi Lebih BaikMembangun rumah untuk pekerja dan pasukan. (dok. Mana Potion Studios/Becastled)

Dengan kapasitas file yang sangat kecil untuk ukuran game PC, Becastled sudah disokong dengan audio yang cukup lumayan. Suara akan terdengar renyah, ringan, tetapi cukup mengasyikkan. Oh, ya, beberapa adegan kecil yang mungkin diremehkan juga memiliki suara atau audionya masing-masing.

Jenis audio yang ringan dan mengasyikkan ini tentu disetarakan dengan sistem visual yang sama-sama imut. Suara-suara pada saat pertempuran pun juga dibuat tidak bombastis layaknya banyak game RTS pada umumnya. Terkesan bahwa developer tidak mau kebablasan dalam memberikan audio dan itu menghindarkan mereka dari risiko overloud yang akan terdengar lebai.

Begitu juga dengan musiknya, tampak jelas bahwa game ini dibuat oleh pengembang indie dan sepertinya musik dirancang secara mandiri. Bagi penulis, sistem musikal juga terdengar lebih membumi dan cenderung masih malu-malu untuk menunjukkan kualitasnya di depan publik. Alunannya cukup merdu meskipun tidak bisa dikatakan sebagai musik dari komposer kelas atas.

5. Tidak wajib dikoleksi meskipun dianggap menyenangkan

[REVIEW] Becastled—Umpan Balik Pemain Membuatnya Jadi Lebih BaikMembangun peternakan untuk pasokan makanan. (dok. Mana Potion Studios/Becastled)

Selama memainkannya, penulis merasa bahwa Becastled dapat menyenangkan dan menghibur gamer dengan gayanya yang lucu dan imut. Gameplay-nya yang cukup rumit akan sedikit tertutupi oleh tampilan grafis dan audio yang ringan, renyah, dan mengasyikkan. Ukuran spesifikasi yang cukup kecil juga menjadi alasan kenapa game ini cukup digemari oleh sebagian gamer pencinta RTS.

Namun, satu hal yang penulis khawatirkan justru berkenaan dengan statusnya di early access. Bukan tanpa sebab, ada banyak game yang berada di status yang sama, tapi tak kunjung mendapatkan kepastian kapan versi finalnya akan dirilis. Beberapa developer berdalih bahwa mereka masih menampung begitu banyak masukan dari gamer dan terus mengembangkannya.

Entah alasan tersebut valid atau tidak, nyatanya banyak game berstatus early access justru dibiarkan begitu saja tanpa adanya kepastian. Itu sebabnya, bagi penulis, game ini masih belum bisa dikatakan wajib untuk dikoleksi meskipun ia menampilkan aura yang mengasyikkan. Satu lagi, beberapa glitch dan kesalahan yang ditampilkan masih menjadi hal sepele yang dirasa menjengkelkan.

So, skor 3,5/5 adalah nilai yang diberikan penulis untuk game berjudul Becastled ini. Semoga Mana Potion Studios selaku pengembang dan penerbit bisa secepatnya merilis versi akhirnya. Nah, bagaimana denganmu? Game RTS apa yang menjadi kesukaanmu?

Baca Juga: [REVIEW] Nioh 2 – The Complete Edition—Aura Gelap di Zaman Sengoku

https://www.youtube.com/embed/IAFEeZlFrWo
Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya