[REVIEW] Mortal Kombat 1—Pertarungan Legendaris dengan Tampilan Segar

Tidak gelap seperti biasanya

NetherRealm Studios akhirnya sukses merilis Mortal Kombat 1 yang masih berada di bawah bendera Warner Bros. Games. Jika dihitung sejak perilisan Mortal Kombat 11, game terbaru yang dirancang oleh Ed Boon ini berjarak lebih dari 4 tahun. Kali ini, developer pun seolah tak sungkan untuk menunjukkan kualitas Mortal Kombat 1 yang bisa dimainkan di platform berbeda, mulai dari PC, PS5, Xbox Series X/S, hingga Nintendo Switch.

PlayStation Store sudah menjual game ini pada 19 September 2023 seharga Rp990 ribu (versi standar) dan Rp1.590.000 (versi premium). Adapun, Steam merilisnya lebih lambat 1 hari, yakni 20 September 2023, dengan harga sedikit lebih murah pada angka Rp849 ribu (versi standar) dan Rp1.090.000 (versi premium).

Nah, bagaimana Mortal Kombat 1 di mata penulis? Apakah ia memang layak menjadi penerus Mortal Kombat 11 yang sudah begitu bagus pada zamannya? Perubahan apa saja yang dibawa oleh NetherRealm Studios untuk membuat karya ini menjadi salah satu game pertarungan terbaik 2023? Yuk, simak review Mortal Kombat 1 di bawah ini!

1. Semesta baru arahan Liu Kang

[REVIEW] Mortal Kombat 1—Pertarungan Legendaris dengan Tampilan SegarMortal Kombat 1 berkutat pada waktu dan semesta yang diarahkan oleh Liu Kang. (dok. NetherRealm Studios/Mortal Kombat 1)

Jika mengikuti serial game pertarungan ini dari versi pertama hingga Mortal Kombat 11, sebetulnya kamu akan dibuat cukup heran dengan apa yang terjadi di dalamnya. Gaya narasi dan premis yang dihadirkan oleh developer pun seolah tak ambil pusing. Mereka memasukkan cerita berbasis lini masa acak layaknya kisah-kisah dalam dunia perfilman Hollywood.

Jika masih ingat, pada Mortal Kombat: Deadly Alliance rilisan 2002, Liu Kang sudah pernah tewas di tangan Quan Chi dan Shang Tsung. Namun, pada Mortal Kombat: Deception (2004), cerita dari game ini sudah mulai dipaksakan. Karakter dewa Raiden diceritakan nekat mengambil jasad Liu Kang dan menghidupkannya dengan bantuan sekte kuno, yakni Houan. Pada game tersebut, jasad Liu Kang menjadi zombi yang dapat dikendalikan oleh Raiden.

Lalu, Liu Kang pun pernah menjadi revenant pada Mortal Kombat: Deception dan Mortal Kombat: Armageddon. Tak cukup sampai di sana, bahkan Liu Kang juga menjadi Dewa Api pada Mortal Kombat 11. Sekadar informasi, Liu Kang (versi game) merupakan juara Mortal Kombat pada 1992 dengan mengalahkan Tsang Shung dan Mortal Kombat 3 dengan mengalahkan Shao Kahn.

Nah, pada Mortal Kombat 1 ini, kita akan dibawa pada kondisi saat Liu Kang sudah menjadi Dewa Api karena kemenangan pada pertarungannya dengan Kronika. Well, sebetulnya ceritanya masih terlihat normal sampai kita menemukan fakta bahwa Liu Kang berambisi untuk mengulang waktu dan mengatur alam semesta. Tujuannya agar semua elemen (dimensi) yang ada dapat hidup berdampingan.

Ya, dengan Mahkota Kronika, Liu Kang mampu mengubah takdir dalam semesta Mortal Kombat untuk menjadikan dunia yang lebih baik dan damai. Sayangnya, sepertinya hal tersebut juga bukanlah ide yang mudah untuk dilakukan. Ia masih harus berjuang mengumpulkan para petarung yang tersebar di masing-masing dimensi. Tujuannya adalah mencegah kehancuran semesta Mortal Kombat itu sendiri.

Kita masih bakal menemukan beberapa dimensi yang berbeda dalam semesta Mortal Kombat, misalnya Earthrealm, Netherrealm, Outworld, Orderrealm, dan sebagainya. Bisa dikatakan bahwa narasi yang dibawa oleh developer masih terkesan dipaksakan, sama seperti kisah-kisah pada judul Mortal Kombat sebelumnya.

Pada game ini, tentu gamer juga masih akan bertemu dengan Kung Lao, Raiden (versi manusia), Sub-Zero, Scorpion, Sonya, dan lainnya. So, pertanyaannya, apakah dunia arahan Liu Kang di sini bisa betul-batul damai atau justru makin berdarah-darah? Sebagai penggemar yang penasaran dengan cerita lengkapnya, kamu bisa beli dan mainkan Mortal Kombat 1.

2. Mekanisme permainan hanya berubah sedikit

[REVIEW] Mortal Kombat 1—Pertarungan Legendaris dengan Tampilan SegarGameplay pada game Mortal Kombat 1 tidak banyak perubahan dibanding judul sebelumnya. (dok. NetherRealm Studios/Mortal Kombat 1)

Pada dasarnya, gameplay yang ada pada Mortal Kombat 1 tidak banyak berubah jika dibandingkan judul sebelumnya, Mortal Kombat 11. Di sini, kamu masih akan menemukan berbagai macam mode permainan, mulai dari Story, Versus, Campaign (Kampaign), Invasions, dan sebagainya. Apa yang menjadikannya makin solid adalah berbagai macam animasi scene yang bakal melengkapi pertarungan kita.

Penulis cukup suka dengan satu hal yang ditingkatkan oleh NetherRealm Studios. Apa itu? Dalam game ini, semua karakter yang kita gerakkan dalam pertarungan akan terasa jauh lebih luwes, cerdas, realistis, dan masuk akal. Artinya, meski memiliki perintah yang familier layaknya Mortal Kombat 11, game terbaru ini mampu menunjukkan peningkatan pada gerakan dan animasi semua karakter yang ada.

Saat pertarungan berlangsung, gamer dapat mengontrol dua jenis petarung secara in-game, yakni Fighter atau petarung utama dan Kameo (cameo) atau petarung pendukung. Ya, cara ini agak mirip dengan konsep pertarungan bergaya cepat, semacam The King of Fighters, Marvel vs. Capcom, Soulcalibur, dan serial Dragon Ball.

Jangan salah, meski hanya berstatus sebagai pendamping, petarung Kameo juga mempunyai peran yang krusial dan seimbang dengan petarung utama. Hebatnya lagi, karakter pendamping yang kita pilih juga mampu menghabisi musuh dengan jurus akhir yang mematikan, misalnya Fatality dan Brutality.

Oh, ya, sepertinya penulis juga tidak menemukan adanya jurus akhir lain, seperti Animality. Memang sudah sejak lama sang sutradara mengungkap bahwa seri Mortal Kombat modern akan dibuat lebih realistis dan mulai meminimalkan konsep Animality. Ada beberapa karakter yang mampu menghabisi musuhnya dengan Fatality bergaya hewan buas, tapi itu tetap saja bukan Animality sesungguhnya.

Secara umum, mekanisme gameplay yang diterapkan dalam Mortal Kombat 1 sudah sangat bagus. Kalau jago dengan Mortal Kombat 11, kamu sudah tidak perlu lagi beradaptasi banyak dengan berbagai macam gerakan dalam game ini. Satu lagi, developer juga memasukkan metode Invasions sebagai mekanisme baru yang dapat menjabarkan narasi dan plot lebih mendalam.

Baca Juga: 10 Karakter Game yang Cocok Jadi DLC Fighter di Mortal Kombat 1

3. Grafik bagus, tapi audionya masih terdengar biasa saja

[REVIEW] Mortal Kombat 1—Pertarungan Legendaris dengan Tampilan SegarMortal Kombat 1 menampilkan gaya visual yang cerah dan detail. (dok. NetherRealm Studios/Mortal Kombat 1)

Mortal Kombat tentu identik dengan gaya visual dewasa yang sadis, berdarah-darah, dan gelap. Mortal Kombat 1 juga masih menampilkan grafik yang sadis dan berdarah-darah, tapi tidak segelap judul sebelumnya. Dengan kata lain, gaya visual yang dihadirkan oleh pengembang kali ini terlihat lebih cerah dan segar.

Alih-alih mempertahankan visual khas layaknya Mortal Kombat 11, NetherRealm Studios cukup berani tampil berbeda. Mereka berani menampilkan warna dan detail yang lebih kontras jika dibandingkan dengan gaya pertarungannya yang masih tetap sadis. Apakah ini buruk? Well, bagi penulis, ini justru langkah bagus karena bisa menghilangkan tampilan yang repetitif.

Sayangnya, hal tersebut harus ditebus dengan spesifikasi hardware kelas atas yang tentunya cukup menguras kantong. Pada konsol PS5, misalnya, game ini sepertinya masih butuh peningkatan dan update. Pasalnya, ada berbagai laporan dari gamer kalau Mortal Kombat 1 versi PS5 kadang mengalami gagal loading.

Versi Microsoft Windows (PC) juga demikian. Tampilan grafik sering anjlok pada angka fps yang tidak seharusnya, terutama ketika transisi antara animasi scene dan pertarungan in-game. Spesifikasi yang diminta developer cukup tinggi, yakni RAM 16 GB, prosesor setara Intel Core i7 generasi atas, kartu grafik setingkat RTX 2060 atau RTX 3060 Ti, DirectX versi 12, dan kapasitas penyimpanan 110 GB.

Bagaimana dengan audionya? Bisa dibilang bahwa suara atau audio adalah salah satu kelemahan pada Mortal Kombat 1. Suara yang dilontarkan pada game ini terdengar kaku, standar, dan gak selevel dengan Mortal Kombat 11. Jika memang tidak menjadikan sektor audio sebagai prioritas utama, kamu masih bisa menikmati game ini dengan maksimal.

4. Ed Boon tetap menjadi sosok sentral di balik layar

[REVIEW] Mortal Kombat 1—Pertarungan Legendaris dengan Tampilan SegarMortal Kombat 1 tetap menjadi karya di bawah tangan dingin Ed Boon. (dok. NetherRealm Studios/Mortal Kombat 1)

Mortal Kombat tanpa Edward John Boon (Ed Boon) sepertinya bakal aneh dan kehilangan jiwanya. Untungnya, Mortal Kombat 1 masih berada langsung di bawah arahan Ed Boon sebagai sutradara dan pemimpin tim produksi. Meski tampil beda, game ini masih sejalan dengan tema dan arus utama dari waralaba besar bernama Mortal Kombat.

Sayangnya, keputusan Ed Boon dianggap cukup keras kepala. Rilisnya Mortal Kombat 1 ke platform Nintendo Switch dinilai langkah yang aneh dan membingungkan. Pasalnya, handheld sekelas Nintendo Switch tentu tak akan sepadan jika dibandingkan PC, PS5, dan Xbox Series X/S.

Hasilnya seperti yang sudah bisa ditebak sebelumnya, Mortal Kombat 1 versi Nintendo Switch dianggap gagal. Grafik game ini pada mesin Nintendo tersebut terlihat berantakan dan malah seperti game lawas. Akibatnya, Ed Boon bakal mengambil tindakan perbaikan agar kualitas Mortal Kombat 1 di Nintendo Switch gak buruk-buruk amat.

Oh, ya, selain Ed Boon, Mortal Kombat 1 juga digarap oleh sosok lain yang sebelumnya cukup sukses dalam dunia game, salah satunya Paulo Garcia. Desainer ini sebelumnya sukses memoles Injustice 2 menjadi salah satu game dengan grafik terbaik. Tentu tampilan Mortal Kombat 11 yang gelap dan brutal juga tak lepas dari kreativitasnya.

Lalu, ada juga Wilbert Roget II. Ia seorang komposer asal Amerika Serikat yang sebelumnya sukses memasukkan musik pada game AAA, seperti Call of Duty: WWII (2017), Destiny 2: Forsaken, dan Lara Croft and the Temple of Osiris. Namun, karyanya pada Mortal Kombat 1 mengundang beberapa kritikan dari gamer dan kritikus.

5. Penggemar Mortal Kombat wajib memasukkannya ke dalam koleksi

[REVIEW] Mortal Kombat 1—Pertarungan Legendaris dengan Tampilan SegarDengan segala kelebihan dan kekurangannya, Mortal Kombat 1 tetap wajib dijadikan koleksi penggemar. (dok. NetherRealm Studios/Mortal Kombat 1)

Mortal Kombat 1 telah hadir dengan ragam tampilan yang segar dan cukup berbeda dari judul sebelumnya. Kalau memang penggemar Mortal Kombat atau game pertarungan pada umumnya, kamu wajib mengoleksi game ini. Mekanisme baru yang disuntikkan oleh developer pun cukup membumi dan mudah diadaptasi.

Alasan game ini wajib dimasukkan ke dalam daftar koleksi:

  • Gaya pertarungannya keren, luwes, cepat, dan tentunya tidak kehilangan kesadisannya.
  • Adanya beberapa peningkatan teknis dalam hal gameplay.
  • Karakter legendaris dalam semesta Mortal Kombat tetap bisa dimainkan.
  • Kualitas grafik bagus dan cukup detail meskipun harus dibayar dengan spesifikasi tinggi.
  • Cukup segar dan berbeda jika dibandingkan judul-judul lainnya.
  • Mode permainan lebih kaya, kompleks, dan bervariasi.
  • Game ini tetap dibuat oleh Ed Boon, bapak dari Mortal Kombat itu sendiri.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang membuat game ini masih tidak mendapatkan nilai sempurna:

  • Narasi atau plot cerita lagi-lagi terkesan dipaksakan.
  • Kurangnya variasi jurus akhir karena Animality, Babality, Mercy, dan Friendship telah dihilangkan oleh developer.
  • Audio dan pengisi suara terdengar biasa saja.
  • Harga masih cukup mahal.

Penulis memberikan skor 4/5 untuk Mortal Kombat 1, sebuah game apik dari NetherRealm Studios. Kalau ingin memainkan secepatnya dan mendapatkan semua konten yang ada, kamu bisa membelinya di Steam (untuk Microsoft Windows) atau PlayStation Store (untuk konsol PS5). So, sudah siap melindungi semesta dengan jagoan andalanmu?

https://www.youtube.com/embed/PL6ZdOXlj6g

Baca Juga: 7 Game Fighting Populer yang Dibuat Ulang, Ada Mortal Kombat!

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya