7 Developer yang Meminta Maaf Atas Game Mereka yang Mengecewakan

- CD Projekt Red berhasil memperbaiki Cyberpunk 2077 setelah perilisan buruknya.
- Daedalic Entertainment dibubarkan setelah kegagalan The Lord of the Rings: Gollum.
- Rockstar Games terpaksa meminta maaf atas perilisan GTA: The Trilogy Definitive Edition yang mengecewakan.
Pengembangan game saat ini semakin rumit dan sering kali sulit untuk membenarkan tindakan publisher yang merilis game dalam kondisi yang buruk atau tidak layak hanya karena bisa diperbaiki lewat patch setelah rilis. Beberapa peluncuran game bahkan begitu buruk hingga memaksa developer meminta maaf. Ada yang membaik seiring berjalannya waktu karena janji untuk memperbaiki game-nya ditepati dengan hasil yang memuaskan, namun tidak sedikit yang malah tidak mendapatkan perbaikan berarti hingga berujung pada penutupan developer-nya. Berikut daftarnya.
1. CD Projekt Red – Cyberpunk 2077
Peluncuran Cyberpunk 2077 sempat menjadi bencana besar setelah hype bertahun-tahun dan dua kali penundaan, karena game ini dirilis dalam kondisi penuh bug dan hampir tak bisa dimainkan di PS4 dan Xbox One. CD Projekt Red selaku developer kemudian meminta maaf dan berusaha keras memperbaiki game ini, hingga akhirnya upaya mereka membuahkan hasil. Setelah mendapat beberapa patch dan DLC ekspansi Phantom Liberty, Cyberpunk 2077 berhasil bangkit dari reputasi buruknya dan kini dianggap sebagai salah satu game RPG terbaik.
2. Daedalic Entertainment – The Lord of the Rings: Gollum
Bukan sesuatu yang mengejutkan ketika banyak yang menilai The Lord of the Rings: Gollum sebagai salah satu game terburuk yang pernah dibuat. Selain gameplay yang penuh bug layaknya game setengah matang, visualnya juga jauh dari kata memukau dan karenanya, game ini langsung menjadi bahan ejekan di industri gaming. Kontroversi makin besar setelah muncul tuduhan surat permintaan maaf Daedalic Entertainment selaku developer ditulis menggunakan AI. Pasca kegagalan game ini, divisi pengembangan di Daedalic akhirnya dibubarkan.
3. Rockstar Games – GTA: The Trilogy Definitive Edition
Rockstar yang belakangan ini mendapat reputasi buruk karena terlalu fokus pada GTA Online, semakin mengecewakan para pemain lewat perilisan GTA The Trilogy: Definitive Edition yang dikerjakan salah satu studio mereka yaitu Grove Street Games. Alih-alih memantik nostalgia, game remaster ini malah dipenuhi permasalahan tekstur, bug baru dan minim perhatian terhadap detail untuk sebuah game remaster. Game kompilasi ini dianggap sebagai salah satu game terburuk yang pernah dirilis Rockstar hingga mereka terpaksa meminta maaf.
4. Arkane Austin – Redfall
Arkane Austin berhasil menghadirkan Prey sebagai salah satu game immersive sim terbaik, meski kurang mendapat perhatian dari para pemain. Sayangnya, alih-alih diberi kesempatan menggarap game serupa dengan marketing yang lebih baik, mereka justru diarahkan untuk mengikuti tren game multiplayer shooter. Dari situ lahirlah Redfall, game dengan fokus pada co-op dan open-world (yang bukan keahlian Arkane Austin) yang dinilai biasa saja. Setelah perilisan yang mengecewakan dan sempat meminta maaf, Arkane Austin akhirnya ditutup.
5. Respawn Entertainment – Star Wars Jedi: Survivor
Star Wars Jedi: Survivor dianggap banyak pemain sebagai penerus yang layak dari Fallen Order berkat cakupan dunia yang lebih luas dan cerita yang berlanjut. Namun, versi PC game ini malah mendapat kritik tajam karena performanya sangat buruk. Para pemain pun heran mengapa perilisan versi PC-nya tidak ditunda, apalagi hingga kini sebagian besar masalah belum diperbaiki dan hanya dibalas dengan permintaan maaf tanpa ada tindakan nyata. Akhirnya, banyak pemain yang lebih memilih konsol untuk menikmati game aksi petualangan ini.
6. Creative Assembly – Total War: Pharaoh
Creative Assembly dikenal punya rekam jejak bagus lewat seri Total War, meski sempat melakukan beberapa kesalahan. Reputasi mereka sempat jatuh setelah perilisan Total War: Pharaoh pada tahun 2023 kemarin yang dinilai terlalu mahal dan kualitas DLC ekspansi Warhammer 3 yang mengecewakan. Untungnya, mereka akhirnya mendengarkan kritik pemain, meminta maaf dan menurunkan harga Total War: Pharaoh serta menambahkan konten baru bagi pemain yang memiliki DLC ekspansi Shadows of Change di Warhammer 3.
7. Electronic Arts – SimCity
Butuh kesalahan besar untuk menghancurkan salah satu seri game terpopuler sepanjang masa. Pada tahun 2013, EA menerapkan aturan always-online di SimCity yang membuat server-nya kewalahan sehingga pemain kesulitan masuk, termasuk untuk memainkan mode yang seharusnya bisa tanpa internet. Banyak yang kehilangan save game dan perilisan yang kacau ini pun dikenang sebagai salah satu yang terburuk di sepanjang sejarah industri gaming. Akibatnya, seri SimCity mati dan tidak diketahui apakah akan dihidupkan lagi suatu saat nanti.
Itulah tadi ulasan mengenai beberapa developer yang meminta maaf atas game mereka yang mengecewakan. Pernah memainkan game-game di atas?