Apokaliptik atau kiamat dunia bisa terjadi karena beragam alasan mulai dari invasi alien, perang nuklir, robot yang memberontak, wabah zombie yang menyerang dunia, pemanasan global, tabrakan dengan asteroid dan banyak lagi. Selain sering diadaptasi kedalam bentuk film, pasca-apokaliptik juga menjadi salah satu latar waktu yang banyak digunakan oleh game.
Beberapa diantaranya belum dirilis namun sudah sangat diantisipasi oleh para pemain. Berikut daftarnya.
Atomfall merupakan game petualangan yang tampaknya sangat terinspirasi oleh game Fallout dengan dunianya, penggunaan “faksi” dan estetika sci-fi retro. Game ini juga terinspirasi oleh Tragedi Windscale Fire pada tahun 1957, bencana nuklir besar pertama yang skalanya hampir menyamai Chernobyl yang lebih terkenal. Atomfall mengajak pemain untuk menjelajahi zona eksklusi di Inggris Utara, dalam misi untuk mencoba bertahan hidup dengan sumber daya terbatas sembari mengungkap rahasia mengenai dunia.
Chernobylite 2: Exclusion Zone merupakan sekuel dari Chernobylite yang membawa pemain kembali ke Chernobyl, namun kali sebagai “Stalker” di dunia terbuka. Tidak ada banyak informasi yang diketahui mengenai cerita game ini, namun The Farm 51 selaku developer mengatakan bahwa game ini akan mendekati visi original mereka untuk game pertama Chernobylite. Selain itu, game ini tampaknya juga akan membawa visual yang lebih apik dan dunia lebih besar dengan lebih banyak karakter dan cerita yang lebih detail.
Clair Obscur: Expedition 33 merupakan game fantasi gelap ambisius yang menampilkan runtuhnya dunia yang terjebak di bawah kutukan misterius. Setiap tahunnya, diceritakan bahwa entitas misterius yang dikenal sebagai “The Paintress”, melukis angka pada sebuah obelisk dan setiap orang yang usianya sama dengan angka tersebut akan langsung meninggal. Pada game ini, pemain akan memulai ekspedisi menemukan dan menghentikan The Paintress, sesuatu yang semua orang yakini sulit untuk dilakukan.
Meski bakal jadi game terbaru di serinya, Gears of War: E-Day diposisikan sebagai prekuel yang akan memperlihatkan awal mula dari kiamat dunia yang disebabkan oleh perang antara umat manusia dengan ras alien yang disebut sebagai Locust Horde. Emergence Day atau E-Day sendiri merujuk pada hari pertama Locust memulai peperangan dengan manusia. Game ini juga akan menampilkan Marcus Fenix dan Dom Santiago ketika masih muda, dan berlatar di kota bernama Kalona, lokasi baru untuk seri Gears of War itu sendiri.
Judas merupakan game FPS bertema sci-fi buatan Ken Levine, kreator dari BioShock. Game ini berlatar di Mayflower, kapal luar angkasa multigenerasi yang melarikan diri dari bencana di Bumi namun upaya itu tidak berjalan sesuai rencana. Ironisnya, satu-satunya harapan untuk keselamatan umat manusia di Mayflower adalah Judas, yang notabene juga jadi penyebab terjadinya masalah di Mayflower. Jika dilihat dari trailer yang sudah dirilis, game ini terlihat seperti game BioShock namun berlatar di luar angkasa.
Kebangkitan kembali seri STALKER garapan GSC Game World lewat STALKER 2: Heart of Chornobyl, membawa pemain kembali ke Chernobyl Exclusion Zone, zona yang sangat berbahaya pasca bencana di tahun 1986 silam. Meski game ini mungkin tidak menampilkan “kiamat” dengan level yang sama seperti yang lain di daftar ini, dunia di Heart of Chornobyl tetap punya nuansa pasca-apokaliptik yang kental lewat bangunan yang terbengkalai, radiasi tinggi dan mutan berbahaya.
Terminator: Survivors yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, berfokus pada sisi pasca-apokaliptik di semesta Terminator. Karenanya, game ini berlatar setelah Judgment Day (hari di mana para robot mulai melawan manusia) dengan penekanan gameplay survival alias bertahan hidup. Seperti yang bisa dilihat di judulnya, pada game ini pemain merupakan seorang penyintas yang bekerja sendiri (atau bersama pemain via co-op) yang mencoba untuk bertahan hidup sembari membangun markas untuk umat manusia yang tersisa.
Itulah tadi ulasan mengenai beberapa game baru berlatar pasca apokaliptik yang paling diantisipasi. Dari 7 game diatas, mana yang paling kamu tunggu-tunggu?