7 Game Multiplayer yang Harusnya Stay Single, Jadi Lebih Aneh

- Game Anthem: Dirancang untuk co-op dengan gameplay solid, namun ceritanya dangkal dan durasi gameplay pendek.
- Call of Duty: Black Ops 4: Tanpa mode campaign, mengecewakan banyak pemain meski memiliki mode multiplayer yang beragam.
- Final Fantasy XIV: Keputusan membuat dua game MMO dalam waktu berdekatan membingungkan banyak pemain.
Terkadang, sebuah game diumumkan dengan hype yang begitu tinggi namun hype tersebut kemudian menurun setelah diketahui bahwa game tersebut hanya berfokus pada mode multiplayer. Meski game multiplayer bisa sangat seru, game semacam itu tidak selalu yang diinginkan para pemain, terutama jika game tersebut memiliki dunia yang tampaknya lebih menarik untuk disajikan sebagai game single-player.
Selain itu, beberapa game multiplayer juga seringkali berasal dari seri populer yang lebih dikenal dengan gameplay single-player. Berikut 7 di antaranya.
1. Anthem
Anthem menjadi game AAA pertama dari BioWare yang dirancang khusus untuk dimainkan secara co-op, di mana game ini mengikuti tren game live-service dengan konsep looter shooter seperti Destiny dan The Division. Meski gameplay utamanya cukup solid (dengan beragam pilihan mech dan dunia yang luas untuk dijelajahi sembari terbang layaknya Iron Man), ceritanya sayangnya terasa dangkal dan durasi gameplay-nya jauh lebih pendek dari game BioWare lainnya. Kurangnya perencanaan untuk jangka panjang juga membuat kualitas akhir game ini terasa tidak matang.
2. Call of Duty: Black Ops 4
Game Call of Duty biasanya menawarkan paket lengkap berupa mode campaign yang menarik (yang terkadang mendukung co-op) dan mode multiplayer yang beragam. Namun, Call of Duty: Black Ops 4 mengejutkan para pemain ketika Activision mengumumkan bahwa game ini tidak akan memiliki mode campaign sama sekali. Sebagai gantinya, game ini menghadirkan berbagai mode multiplayer, mode battle royale baru dan mode co-op melawan zombie. Ulasan yang didapat game ini memang tidak semuanya negatif, namun tetap banyak pemain yang merasa kecewa dengan absennya mode campaign.
3. Final Fantasy XIV
Final Fantasy IX, X dan XI diumumkan bersamaan dengan janji bakal menghadirkan pengalaman yang berbeda bagi para penggemar serinya. Final Fantasy XI berhasil menarik perhatian karena menjadi game MMO pertama di serinya, dengan dirilis pada tahun 2002 di Jepang dan 2004 di Amerika Utara. Lalu pada tahun 2010, Square Enix meluncurkan game MMO kedua yaitu Final Fantasy XIV sembari tetap mendukung FF XI. Meski game ini sangat dicintai sejak di-reboot pada tahun 2013 silam, keputusan Square Enix untuk membuat dua game MMO dalam waktu yang relatif berdekatan cukup membingungkan banyak pemain.
4. The Legend of Zelda: Tri Force Heroes
Sebelum merilis The Legend of Zelda: Tri Force Heroes, Nintendo sudah beberapa kali bereksperimen dengan game Zelda yang berfokus pada mode multiplayer, dengan biasanya mendukung hingga empat pemain. Namun game ini hanya melibatkan tiga pemain dan menonjolkan perubahan kostum yang memberi kekuatan unik pada masing-masing Link dengan warna berbeda. Meski memang bisa dimainkan sendiri, AI yang kurang efektif membuat game ini hampir mustahil untuk diselesaikan seorang diri. Karenanya, tak heran jika game ini mendapatkan ulasan yang tidak sebaik game-game Zelda kebanyakan.
5. Metroid Prime: Federation Force
Metroid: Other M yang dirilis untuk Wii pada tahun 2010 menuai pro dan kontra, namun tetap menyajikan petualangan yang solid bagi Samus Aran. Setelahnya, serinya sempat vakum hingga Metroid Prime: Federation Force diumumkan pada tahun 2015. Sayangnya game ini malah menyingkirkan Samus dan menampilkan tentara biasa dalam bentuk robot warna warni yang membuat banyak pemain kecewa. Game multiplayer ini dianggap gagal dalam menyamai kualitas yang biasanya dimiliki game-game di seri Metroid dan pemain lebih menginginkan game single-player dengan Samus sebagai karakter utama.
6. Silent Hill: Book of Memories
Silent Hill dikenal sebagai "saudara" Resident Evil namun dengan suasana yang lebih suram dan fokus pada cerita emosional alih-alih gameplay penuh aksi. Karenanya, pengumuman Silent Hill: Book of Memories untuk PS Vita cukup mengejutkan, karena konsep yang diusung game ini terasa bertentangan dengan identitas serinya. Game ini membawa gameplay ala Diablo dan bisa dimainkan bersama pemain lain. Jika dimainkan tanpa embel-embel Silent Hill, game ini sebenarnya tidak seburuk itu, namun ketika dikaitkan dengan nama Silent Hill, konsepnya terasa sangat tidak nyambung.
7. Suicide Squad: Kill the Justice League
Batman: Arkham Knight yang dirilis pada tahun 2015 menjadi penutup trilogi game Batman Arkham dan sejak saat itu, banyak rumor terkait game terbaru Rocksteady Studios. Rumor itu akhirnya terjawab ketika mereka merilis Suicide Squad: Kill the Justice League pada tahun 2024 setelah beberapa kali ditunda. Sayangnya, keputusan untuk membuat game ini sebagai game looter shooter berbasis live-service dinilai kurang tepat, terutama karena hanya Deadshot yang terasa cocok dengan konsep tersebut. Andai hanya berfokus pada Deadshot yang memburu Justice League, game ini mungkin bisa jadi aksi petualangan yang lebih menarik.
Demikian tadi ulasan mengenai beberapa game multiplayer yang harusnya tidak multiplayer. Pernah memainkan salah satu game di atas?