Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kontroversi Upin & Ipin Universe, Banyak Drama di Balik Layar

cuplikan game adaptasi Upin & Ipin (dok. Streamline Studios/Upin & Ipin Universe)
Intinya sih...
  • Harga Upin & Ipin Universe terlalu mahal untuk game buatan Asia Tenggara
  • Berbagai masalah teknis tunjukkan Upin & Ipin Universe belum siap rilis
  • Karena fitur yang terbatas, Upin & Ipin Universe gagal jadi GTA versi anak-anak

Harapan penggemar kartun Upin & Ipin (2007) untuk memainkan game adaptasinya akhirnya terwujud lewat Upin & Ipin Universe. Ia dirilis pada 17 Juli 2025 untuk PC, PlayStation 4 (PS4), PlayStation 5 (PS5), dan Nintendo Switch. Upin & Ipin Universe dikembangkan oleh Streamline Studios, developer asal Malaysia yang pernah terlibat dalam proyek besar, seperti Death Stranding (2019), Street Fighter 6 (2023), dan Stellar Blade (2024). Melihat rekam jejak tersebut, wajar jika ekspetasi terhadap Upin & Ipin Universe begitu tinggi.

Namun, kenyataannya tak seindah harapan. Sejak peluncuran, game ini telah memicu kontroversi dan menjadi perbincangan hangat di berbagai komunitas gamer.

1. Harga Upin & Ipin Universe terlalu mahal untuk game buatan Asia Tenggara?

halaman Steam Upin & Ipin Universe (store.steampowered.com)

Sebagai game adaptasi kartun anak-anak, banyak gamer berekspetasi harga Upin & Ipin Universe dibanderol dengan harga yang ramah di kantong. Harapannya, game ini bisa diakses oleh kalangan gamer menengah ke bawah maupun orang tua yang ingin memberikan hiburan untuk anak-anaknya. Namun, melihat harga jualnya yang tinggi, banyak dari mereka mungkin akan berpikir dua kali sebelum membelinya.

Upin & Ipin Universe dijual sekitar Rp654 ribu di platform Steam dan Epic Games Store. Sementara itu, PlayStation Store membanderolnya seharga Rp579 ribu. Adapun, My Nintendo Store menawarkan Upin & Ipin Universe senilai 39,99 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp652 ribu.

Sebagai perbandingan, game Tanah Air berkualitas seperti DreadOut 2 (2020) dan A Space for the Unbound (2023) cuma dibanderol Rp 166 ribu dan Rp100 ribu di Steam. Dengan bujet Rp654 ribu di platform yang sama, kamu bahkan bisa mendapatkan game action-adventure populer, seperti The Witcher 3: Wild Hunt (2015) seharga maksimal Rp449 ribu atau Split Fiction (2025) yang ditawarkan senilai Rp569 ribu di Steam. Untuk ukuran game besutan developer dari Asia Tenggara, harga Upin & Ipin Universe jelas masih terlalu mahal.

2. Berbagai masalah teknis tunjukkan Upin & Ipin Universe belum siap rilis

cuplikan Upin & Ipin Universe (dok. Streamline Studios/Upin & Ipin Universe)

Penjualan Upin & Ipin Universe dengan harga selangit memecah gamer menjadi dua kubu. Sebagian memilih mempertimbangkan ulang, tapi ada juga yang rela merogoh kocek dalam-dalam dengan harapan mendapat pengalaman yang sepadan. Sayangnya, ekspetasi itu tak terpenuhi.

Banyak reviewer di Steam melaporkan bug dan glitch yang cukup parah selama bermain gamenya, mulai dari animasi patah-patah hingga karakter yang tersangkut objek tak terlihat. Padahal, ia dibangun dengan Unreal Engine 5, engine yang digunakan oleh banyak game AAA untuk menghadirkan grafik yang realistis dan menakjubkan. Namun, dalam Upin & Ipin Universe, kualitas grafik dan animasinya malah terlihat kurang rapi dan tidak maksimal, terutama pada desain karakter seperti Upin, Ipin, dan Tok Dalang.

Banyak gamer menantikan Upin & Ipin Universe karena bakal menyuguhkan grafik yang impresif dan modern. Apalagi, Streamline Studios pernah terlibat dalam pengembangan game papan atqs, seperti seri Final Fantasy dan Cyberpunk 2077. Sayangnya, apa yang terjadi di lapangan justru tidak mencerminkan pengalaman maupun reputasi yang mereka miliki.

3. Karena fitur yang terbatas, Upin & Ipin Universe gagal jadi GTA versi anak-anak

cuplikan gameplay Upin & Ipin Universe (dok. Streamline Studios/Upin & Ipin Universe)

Karena digadang sebagai game open world ala Grand Theft Auto (GTA), banyak gamer memiliki ekspetasi besar terhadap Upin & Ipin Universe. Pasalnya, GTA dikenal sebagai waralaba game open world dengan dunia yang hidup, misi yang interaktif, dan ruang eksplorasi yang luas. Dari kacamata ini, Upin & Ipin Universe seharusnya bisa mengadaptasi keunggulan tadi ke dalam versi yang ramah anak.

Gambaran ideal ini langsung runtuh saat pemain memasuki Kampung Durian Runtuh di Upin & Ipin Universe. Tantangan minim, misi repetitif, dan gameplay yang monoton membuat permainan terasa membosankan. Aktivitas yang ditawarkan pun terlalu sederhana, seperti mengantar barang, berbicara dengan non-playable character (NPC), atau memainkan mini-game tanpa cerita yang berkesan.

Belum lagi permasalahan fitur open world-nya yang terasa kosong dan hampa, jauh dari kesan kampung yang hidup. Jika dieksekusi dengan benar, Upin & Ipin Universe bisa menjadi GTA versi anak-anak yang tak kalah seru. Sayangnya, minimnya konten dan dunia yang terasa datar membuat game ini tampak seperti proyek yang dikerjakan terburu-buru demi mengejar deadline.

4. Masalah internal perusahaan menghantui Upin & Ipin Universe

cuplikan game adaptasi Upin & Ipin (dok. Streamline Studios/Upin & Ipin Universe)

Kontroversi yang menyelimuti Upin & Ipin Universe belum berhenti sampai di sini. Laporan mengejutkan datang dari Nmia Gaming yang mengungkapkan bahwa sejumlah pegawai Streamline Studios mengaku telah bekerja selama berbulan-bulan tanpa menerima upah. Beberapa mantan pegawai juga menyatakan belum menerima pesangon meski sudah diberhentikan lebih dari setahun yang lalu.

Menurut ulasan dari situs Glassador, platform penyedia informasi perusahaan, Streamline Studios kerap dideskripsikan sebagai tempat kerja dengan manajemen yang buruk. Sejumlah karyawan melaporkan bahwa mereka sering dipindahtugaskan secara semena-mena tanpa mempertimbangkan deskripsi kerja (jobdesk) mereka. Bahkan, ada informasi mengenai adanya ancaman kepada karyawan yang menolak mengerjakan proyek tambahan di luar kontrak awal.

Hingga kini, Streamline Studios belum memberikan pernyataan resmi terkait tudingan yang tersebar di media sosial. Beberapa komentar yang membahas isu tersebut juga telah dihapus dari forum Steam milik Upin & Ipin Universe. Jika situasi ini terus dibiarkan, perusahaan berisiko menghadapi tuntutan hukum sesuai undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku di Malaysia.

Mengingat ekspetasi tinggi dan penantian panjang, wajar bila para penggemar merasa kecewa. Hal ini diperparah dengan isu profesionalisme di balik layar yang turut mencoreng citra Upin & Ipin Universe. Semoga kritik yang bertebaran ini bisa menjadi pelajaran bagi pihak developer game untuk meningkatkan kualitas game sekaligus memulihkan reputasi Streamline Studios yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us