Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi God of War (thegeek.games)

Sama seperti media hiburan lainnya, video game juga tak bisa dihindarkan dari yang namanya penyensoran. Untuk banyak alasan, beberapa game dipaksa untuk menghapus atau memberi sensor pada elemen kontroversial yang diusung. Hal ini umumnya terjadi pada game yang mengandung konten eksplisit, terutama untuk hal-hal yang bersifat brutal.

Dalam beberapa tahun terakhir ada cukup banyak game yang harus menerima kebijakan penyensoran seperti itu, meski sebagian besar di antaranya hanya diterapkan di beberapa negara saja. Berikut 7 game yang di sensor di beberapa negara karena dianggap terlalu brutal.

1.The Last of Us

ilustrasi The Last of Us (usgamer.net)

Latar tempat atau masa yang ditawarkan The Last of Us merupakan salah satu yang paling brutal. Dengan peradaban yang hancur karena kehadiran virus jamur yang bermutasi, mereka yang selamat harus menghadapi kehidupan yang keras dan tak kenal ampun. Karena dunia yang penuh kekerasan itu, The Last of Us akhirnya mendapatkan sensor di Eropa, khusus pada mode multiplayer-nya.

Efek tubuh yang bisa terpotong sepenuhnya dihilangkan dan elemen darah juga dibuat lebih tidak brutal. Sekuelnya The Last of Us juga mendapat perlakuan serupa, di mana versi Jepang-nya disensor karena adegan yang melibatkan konten eksplisit.

2.Uncharted: Drake's Fortune

ilustrasi Uncharted: Drake's Fortune (gamepro.de)

Uncharted: Drake’s Fortune jadi game Naughty Dog selajutnya yang mendapat sensor di samping The Last of Us. Namun tidak seperti The Last of Us, kekerasan pada Uncharted: Drake’s Fortune tidak yang begitu brutal. Kendati demikian, hal tersebut tidak membuatnya selamat dari tindakan sensor terutama di luar Amerika Serikat.

Di Jepang, musuh yang harusnya berdarah ketika ditembak, dibuat tidak berdarah sedikit pun. Disebut jika penyensoran itu tidak bisa dihindari, tak peduli Uncharted: Drake’s Fortune yang dibeli berasal dari region mana, selama konsol yang digunakan merupakan versi yang didistribusikan khusus untuk pasar Jepang.

3.Until Dawn

ilustrasi Until Dawn (fextralife.com)

Penggemar genre horor mungkin bakal menikmati apa yang ditawarkan game interaktif garapan Supermassive Games – Until Dawn. Pada game rilisan 2015 ini, pemain diberi pilihan untuk memutuskan siapa yang berhasil keluar hidup-hidup pasca sebuah pesta di pondok gunung yang terisolasi berakhir mematikan.

Mereka yang gagal bertahan hidup menemui ajalnya dengan berbagai cara yang mengerikan. Karena itulah, sekali lagi di Jepang, Until Dawn mendapat sensor. Salah satu yang mendapat sensor besar-besaran adalah adegan di mana salah satu karakter secara mengenaskan mati terbelah menjadi dua oleh gergaji.

4.Metal Gear Solid 2: Sons of Liberty

ilustrasi Metal Gear Solid: Sons of Liberty (tryrolling.com)

Terlepas dari fakta bahwa Metal Gear Solid 2: Sons of Liberty bukan game paling brutal yang pernah dibuat, game ini masih mengandung beberapa adegan yang kemudian disensor di sejumlah negara. Penyensoran itu bahkan tidak hanya terjadi di versi PS2-nya saja, namun juga versi PC dan juga Xbox.

Sementara versi region AS-nya tidak mendapat sensor, Metal Gear Solid 2: Sons of Liberty versi region Eropa dan Jepang justru disensor, terutama untuk beberapa adegan yang menampilkan darah. Nah elemen tersebut kemudian dihapus atau hanya sekadar diturunkan saja intensitasnya agar tidak terlihat terlalu brutal.

5.Indigo Prophecy

ilustrasi Indigo Prophecy (ign.com)

Region atau pasar Amerika umumnya jarang melakukan penyensoran, tak peduli seberapa eksplisit konten suatu game. Namun dalam kasus Indigo Prophecy, situasi justru terbalik. Dikenal sebagai Fahrenheit di Amerika, Indigo Prophecy justru mendapat sejumlah penyensoran di Amerika dan malah sama sekali tidak disensor di Eropa, yang biasanya sangat sensitif dengan elemen eksplisit pada suatu game.

Namun, adegan yang mendapat sensor bukan adegan yang mengandung banyak darah, melainkan adegan-adegan “nakal”. Nah pada 2015, Indigo Prophecy mendapat versi remastered yang “membuka” konten atau adegan yang sebelumnya mendapat sensor.

6.God of War

ilustrasi God of War (gamespot.com)

Bukan rahasia umum lagi jika seri God of War identik dengan kata kekerasan atau brutal. Dalam misinya untuk membalas dendam terhadap dewa Olympus, sang karakter utama, yaitu Kratos, tidak sungkan-sungkan untuk menghabisi siapapun dengan cara yang penuh darah.

Sayangnya, sesuatu yang jadi salah satu nilai jual utama dari God of War itu, disensor di pasar Eropa. Salah satu yang paling diketahui adalah adegan di mana Kratos harus melakukan pengorbanan manusia menggunakan prajurit yang ditangkap. Nah alih-alih manusia, pada versi Eropa-nya, prajurit tersebut diganti dengan zombie, agar tidak terlihat terlalu eksplisit.

7.Crash Bandicoot 2: Cortex Strikes Back

ilustrasi Crash Bandicoot 2: Cortex Strikes Back (igdb.com)

Ketika berbicara soal game yang bisa mendapat penyensoran, salah satu game yang mungkin tidak akan terbesit di pikiran adalah Crash Bandicoot. Namun faktanya pada 1997, Crash Bandicoot 2: Cortex Strikes Back mendapat sensor pada satu bagian kecil untuk versi Jepang. Pada versi AS, Crash digambarkan mati lewat animasi di mana kepalanya dan kaki/sepatunya seakan menyatu.

Nah, animasi tersebut dihilangkan karena kebetulan di saat Crash Bandicoot 2: Cortex Strikes Back dirilis di Jepang, sedang ramai pembunuh berantai yang selalu meninggalkan kepala yang telah terpenggal dan sepasang sepatu di TKP. Kemiripan itu lah yang akhirnya membuat Crash Bandicoot 2: Cortex Strikes Back mendapat sensor di Jepang.

Demikian tadi ulasan mengenai beberapa game yang disensor di beberapa negara karena dianggap terlalu brutal. Bagaimana tanggapan kamu terkait konten brutal atau eksplisit pada sejumlah game di atas? Apakah memang layak untuk mendapat sensor, atau justru tidak?

Editorial Team