7 Alasan Ilmiah Kenapa Game Online Dipenuhi Cheater

Apa saja alasannya?

Kecurangan atau cheating dalam sebuah game merugikan pemain lain yang tidak melakukan kecurangan. Bayangkan saja, kamu sedang push rank di Counter Strike: Global Offensive, tahu-tahu harus mengalami derank karena tim musuh menggunakan spinbot.

Ingin menang di Fall Guys? Oh, tidak bisa. Ada cheater yang terbang dari garis start menuju garis finish.

Intinya, usaha kamu menjadi sia-sia karena keberadaan cheater. Lantas, apa sih alasan yang mendorong cheater untuk berbuat curang? Berikut fakta berbasis ilmiahnya, dilansir The Guardian, esports.net, dan sumber lainnya.

1. Harga diri, agar terlihat baik di depan orang lain

7 Alasan Ilmiah Kenapa Game Online Dipenuhi Cheaterilustrasi bermain game online (pexels.com/RODNAE Productions)

Mia Consalvo, peneliti sekaligus penulis buku bertajuk 'Cheating' mengembangkan konsep 'gaming capital' yang mendefinisikan posisi gamer dalam kelompok sebaya mereka. Melihat konsep ini, dapat dijelaskan bahwa kecurangan dilakukan karena gamer ingin mencapai kesuksesan atau posisi yang lebih tinggi dibandingkan kelompoknya.

Menurut Corey Butler, seorang psikolog, manajemen kesan menjadi motivasi utama untuk berbuat curang. Manajemen kesan adalah motivasi untuk melakukan kegiatan secara sadar atau tidak sadar untuk mendapatkan rasa hormat dari teman sebaya. Tekanan yang kuat untuk mempertahankan harga diri dapat menjelaskan keinginan gamer untuk berbuat curang.

2. Sifat game yang memang memberikan 'ruang' untuk curang

7 Alasan Ilmiah Kenapa Game Online Dipenuhi Cheaterilustrasi bermain game (pexels.com/Julia M Cameron)

"Para gamer sudah terbiasa menggunakan cheat, tips, preview, dan walkthrough. Cheat sudah menjadi bagian dari budaya gamer, hanya saja, jumlah gamer multiplayer sekarang lebih banyak daripada 20 tahun yang lalu," jelas Berni Good, seorang psikolog siber.

Selain itu, psikolog ini menambahkan bahwa norma sosial di dunia nyata dan dunia virtual berbeda. Gamer yang menggunakan cheat tidak harus melakukan kontak tatap muka.

3. Sindrom pemenang

7 Alasan Ilmiah Kenapa Game Online Dipenuhi Cheaterilustrasi bermain game (pexels.com/RODNAE Productions)

"Winner-winner chicken dinner!"

Siapa yang tidak senang melihat tulisan itu? Kita menjadi pemenang, menjadi tim terbaik dalam match tersebut. Memuaskan, bukan?

Keinginan untuk menang tentunya bukan sesuatu yang aneh apalagi dalam konteks game kompetitif. Namun, tahukah kamu bahwa gamer yang sering menang justru punya kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan kecurangan?

Dikutip Thermaltake Profesor Ilana Ritov dan peneliti bernama Amos Schurr bekerja sama untuk melakukan eksperimen terkait isu kecurangan. Hasilnya, orang-orang yang sebelumnya sudah menang lebih berpotensi untuk membengkokkan sedikit kebenaran demi keuntungan mereka, asalkan mereka diberi kesempatan untuk melakukan hal itu.

Partisipan yang awalnya sudah menang merasa tertekan untuk menang lagi karena perasaan superioritas yang meningkat. Dengan demikian, mereka cenderung berbohong dalam permainan berikutnya.

Baca Juga: Jangan Curang, 9 Game Brilian yang Menghukum Cheater

4. Rasa penasaran

7 Alasan Ilmiah Kenapa Game Online Dipenuhi Cheaterilustrasi bermain game (pexels.com/RODNAE Productions)

Rasa penasaran untuk melakukan kecurangan akhirnya mendorong gamer untuk mencobanya. Apa yang semula dilakukan karena iseng malah menjadi kebiasaan.

Kalau mereka menikmati pemakaian cheat dan kebetulan tidak mendapatkan konsekuensi seperti ban, ada kemungkinan mereka akan berbuat curang lagi. Apabila di-ban, mereka dapat saja membuat akun baru dan kembali menggunakan cheat, kecuali mereka mendapatkan hardware ban. Artinya, akun dan platform yang digunakan akan di-ban.

5. Kecenderungan untuk berperilaku buruk di lingkungan online

7 Alasan Ilmiah Kenapa Game Online Dipenuhi Cheaterilustrasi bermain game (pexels.com/RODNAE Productions)

Dalam match sebuah game, kamu tidak mengenal musuh dan sebaliknya musuh tidak mengenal kamu. Dengan menggunakan username dan foto profil yang keren, kamu seolah-olah punya identitas kedua.

Faktanya, dalam keadaan anonim seperti itu, orang-orang justru punya kecenderungan untuk berperilaku buruk. Game online yang menyediakan ruang untuk berbuat curang secara anonim juga merupakan alasan mengapa banyak gamer mempunyai sikap toxic. Adanya anonimitas pun menurunkan risiko cheating.

6. Kurang punya kemampuan dalam bermain game itu

7 Alasan Ilmiah Kenapa Game Online Dipenuhi Cheaterilustrasi bermain game (pexels.com/RODNAE Productions)

Melansir Forbes, salah satu alasan mengapa gamer berbuat curang adalah kesulitan game itu sendiri. Mereka terjebak dan tak dapat maju. Oleh karena itu, pilihannya adalah menggunakan cheat atau berhenti bermain.

Pemakaian cheat memiliki arti bahwa gamer yang berbuat curang menginginkan keuntungan yang tidak adil di atas pemain lain. Akibatnya, kesenangan gamer lain yang menjadi korban.

7. Ingin mendominasi musuh

7 Alasan Ilmiah Kenapa Game Online Dipenuhi Cheaterilustrasi bermain game (unsplash.com/Alex Haney)

Terkadang, cheater tidak hanya menginginkan kemenangan. Mereka ingin mendominasi musuh. Aimbot, spinbot, dan wallhack menjadi tiga contoh cheat yang digunakan untuk melakukan dominasi.

Deretan cheat tersebut sulit untuk dilawan, apalagi spinbot. Jenis cheat ini umumnya ada di Counter Strike: Global Offensive dan dikenal sebagai cheat yang tidak memberikan korban kesempatan untuk melawan. Korban mengalami kekalahan, angka kill/death pun merosot.

Itulah tujuh alasan ilmiah mengapa game online dipenuhi cheater. Apakah kamu pernah bertemu dengan cheater di game favoritmu? Ceritakan pengalaman kamu di kolom komentar, ya!

Baca Juga: 8 Fakta Update Genshin Impact 2.1, Banyak Karakter Baru!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya