agresivitas Kairi membuat ONIC memang 3 game berturut-turut (youtube.com/MPL Indonesia)
Sayangnya, dominasi AE tidak bisa dipertahankan. Mereka akhirnya digulung ONIC pada tiga game berikutnya. ONIC menunjukkan bahwa pengalaman berbicara. Regenerasi roster muda yang kuat tidak bisa menandingi pengalaman dan mentalitas.
Game kedua terbilang sengit, AE kembali dengan strategi pick-off. Mereka mulai mengincar Cici (Lutpiii) dan Gatotkaca (Kiboy) sejak early game. Alhasil, AE memimpin gold sampai mid game. Satu hal yang mereka lupa perhitungkan, Harith (Skylar) terlalu bebas hingga ia berhasil snowball. Ia berhasil membawa ONIC menang dalam team fight pada menit ke-15, mengakhiri pertandingan kedua dengan kemenangan ONIC.
Berharap bisa tetap unggul, AE salah besar. ONIC benar-benar kejam di game ketiga. Permainan ganas assassin dari Kairi dengan Lancelot sudah diperlihatkan sejak menit awal. Ia tidak memberi ruang bernafas untuk AE. Permainan berat sebelah ini berakhir pada menit 13 dengan selisih gold 12 ribu dan 9 poin kill. Pada game ini, AE tidak bisa mengimbangi ONIC sama sekali.
Pada game keempat, permainan menjadi sengit. Kedua tim saling jual beli serangan serta terjadi banyak pertukaran seimbang. Namun, beranjak mid game, ONIC mulai memimpin. Kairi kembali mengamuk, menunjukkan penguasaan Hayabusa yang luar biasa. Satu serangan akhir pada menit ke-18 menjadi akhir untuk AE.