Riyo Rexz, Streamer Game MotoGP sekaligus Komentator Indonesia

Konten bermain game saat live streaming sudah sering ditemukan dalam keseharian. Ada banyak game yang bisa dimainkan streamer di sejumlah platform online. Salah satunya MotoGP.
Salah satu streamer yang memainkan game balap tersebut adalah Riyo Rexz. Tak sekadar bermain, ia juga menghibur penonton dengan mengomentari jalannya balapan yang dimainkan lewat aksen unik ala komentator MotoGP.
Lantas, seperti apa sepak terjangnya selama menjadi streamer game MotoGP? Simak kisah Riyo Rexz, streamer game MotoGP di bawah ini!
1. Sudah menggunakan nama Riyo Rexz sejak 2014

Riyo Tompodung adalah nama asli Riyo Rexz. Pria kelahiran Tomohon, 2 Februari 2000 itu telah menggunakan nama Riyo Rexz sejak 2014. Itu adalah nickname untuk sejumlah game sebelum memainkan MotoGP. Ia mengakui, nama tersebut terinspirasi dari T-Rex, salah satu jenis dinosaurus.
“Memang benar terinspirasi dari T-Rex, tetapi aku hanya ambil bagian Rex-nya saja dan ditambahkan huruf Z di belakangnya. Itu kelihatan keren dan kupakai sampai sekarang,” kata Riyo dalam wawancaranya.
2. Awalnya ingin bermain PUBG, Riyo Rexz memutuskan jadi streamer MotoGP

Perjalanan Riyo Rexz menjadi streamer dimulai sejak 2019. Pada awalnya, Riyo ingin memainkan PUBG. Sayangnya, dirinya tak punya cukup uang untuk membeli sejumlah alat untuk memainkan game tersebut saat live streaming. Tak patah semangat, ia memanfaatkan laptop dengan spesifikasi yang tak terlalu tinggi untuk memainkan MotoGP 17. Facebook menjadi platform pertama yang dituju Riyo untuk tampil sebagai streamer.
Saat memulai live streaming, Riyo ingat jumlah penontonnya mencapai 60 orang. Baginya, jumlah tersebut tergolong besar bagi seorang pemula. Kemudian, jumlah tersebut bertambah menjadi 10 ribu orang seiring dengan rutinnya melakukan live streaming. Dari hal tersebut, ia makin terpacu untuk konsisten live streaming memainkan game MotoGP. Kini, Riyo Rexz aktif menyapa para penontonnya lewat TikTok dan mengunggah konten di YouTube.
“Dulu main pakai laptop yang kartu grafisnya Nvidia GT720. Kursi yang aku pakai itu merek Napolly. Bayangkan, aku main duduk di kursi itu dan live streaming selama 8–10 jam. Selain itu, aku main game juga sedia air minum yang banyak.
Background aku ketika live streaming pakai karpet di lantai warna biru dan itu sudah sobek-sobek. Aku kasih lakban dan tempel di dinding. Tongsis adikku yang patah aku lem untuk jadi penyangga HP biar bisa dijadikan kamera. Dulu benar-benar parah karena pakai alat seadanya,” kenang Riyo.
3. Riyo Rexz akhirnya bermain sambil berkomentar menggunakan bahasa Inggris

Tak sekadar bermain, Riyo Rexz juga menghibur penonton dengan mengomentari jalannya balapan yang dimainkannya. Itu bukan hal mudah karena harus melakukannya dalam waktu bersamaan sambil sesekali melihat kolom komentar. Tidak jarang, tenaga dan suaranya terkuras saat bermain game sembari melakukan aksi layaknya komentator MotoGP.
Namun, hal tersebut tak menyurutkan semangatnya untuk terus melakukan live streaming. Riyo justru mengaku dirinya mendapat banyak hal dari aktivitasnya sebagai streamer. Selain lebih intens mengikuti perkembangan MotoGP, kemampuan bahasa Inggris dan public speaking yang dimiliki Riyo juga kian meningkat. Hal tersebut tak lepas dari dukungan penonton yang memintanya untuk terus berkomentar menggunakan bahasa Inggris.
“Dulu, ada orang luar negeri memberi tantangan ke diriku untuk berkomentar pakai bahasa Inggris. Namun, aku tidak terlalu tahu banyak istilah dalam balapan. Makanya, aku hanya pakai kata, seperti overtaking, coming on the inside, dan side by side.
Ternyata, penonton dari Indonesia meminta aku untuk terus pakai bahasa Inggris. Mereka bilang kalau terus membiasakan pakai bahasa Inggris nanti bisa lancar ketika berbicara. Akhirnya kuputuskan untuk melakukannya secara bertahap,” kata Riyo.
4. Aksen unik Riyo Rexz terinspirasi dari komentator idolanya di MotoGP
Ada hal unik dari Riyo Rexz saat live streaming sambil berkomentar menggunakan bahasa Inggris. Ia memiliki aksen layaknya orang dari luar Indonesia. Tak jarang, penonton mengira Riyo berasal dari keluarga keturunan Australia. Riyo tertawa sekaligus membantah saat ditanya soal itu. Ia menjelaskan, aksen itu diperolehnya karena sering mendengar sekaligus menirukan gaya mantan komentator MotoGP, Nick Harris.
Nick Harris telah malang melintang memandu jalannya balapan MotoGP pada 1999–2017. Suaranya yang khas menjadi magnet yang memikat para penonton saat menyaksikan balapan pada tiap pekan balap. Tak mengherankan Nick Harris mendapat julukan The Voice of MotoGP.
“Nick Harris itu orang yang ikonis. Dia punya banyak cara untuk mendeskripsikan sejumlah momen. Suaranya juga khas. Orang-orang yang tak terlalu mendalami MotoGP pasti tahu sosoknya. Aku suka Nick Harris juga karena dia yang membuat kata-kata ‘Salute the Doctor’ untuk Valentino Rossi yang notabene pembalap favoritku,” jelas Riyo.
5. Pernah diundang mewawancarai Alex Rins dan Lucio Cecchinello

Aktivitas bermain game MotoGP sekaligus berkomentar saat live streaming rupanya membawa berkah untuk Riyo Rexz. Ia mendapat tawaran dari JMX Phantom menjadi komentator kejuaraan sim racing car Jakarta E-Prix Esports Championship 2023. Awalnya, Riyo Rexz ingin menolak tawaran tersebut karena tak percaya diri memandu jalannya balapan sim racing roda empat. Namun, ia akhirnya mengambil kesempatan tersebut setelah diyakinkan JMX Phantom dan mendapat masukan dari orang-orang terdekat.
Setelah itu, Riyo juga didapuk menjadi komentator dalam Menpora Sim Racing Championship 2023. Ajang tersebut digelar untuk memilih dua sim racer guna mewakili Indonesia di Asia Pacific Motorsport Championship 2023 yang digelar di Malaysia. Perjalanan Riyo tak berhenti dalam dua event itu saja.
Ia berkesempatan mewawancarai Alex Rins setelah mendapat undangan dari Castrol. Tak hanya itu, ia juga berbincang dengan Team Principal LCR Honda, Lucio Cecchinello, pada saat bersamaan. Riyo mengaku senang sekaligus bangga atas momen yang diperolehnya tersebut.
“Aku datang bukan sebagai orang biasa yang bertemu pembalap di jalan atau sirkuit terus minta tanda tangan dan berfoto. Jadi, sebisa mungkin aku memanfaatkan momen itu untuk bertanya kepada mereka walau harus berkaitan dengan Castrol dan LCR Honda. Itu terasa luar biasa,” ucap Riyo.
6. Riyo Rexz membeberkan sirkuit tersulit dan favoritnya dalam game MotoGP

Riyo Rexz memberi pendapat terkait sirkuit yang paling sulit selama bermain MotoGP. Ia menyebutkan dua sirkuit, yaitu Sirkuit Sepang (Malaysia) dan Sachsenring (Jerman). Riyo menyebut Sirkuit Sepang sangat menuntut teknik yang presisi. Hal tersebut ditambah dengan physics game MotoGP 23 yang kian susah sehingga menambah tantangan untuknya. Terkait Sirkuit Sachsenring, Riyo menyebut low speed corner menjadi salah satu faktor yang menyulitkan selain AI pembalap lawan yang tampil cepat.
Selain sirkuit tersulit, Riyo sempat membeberkan sirkuit yang menjadi favoritnya dalam game MotoGP. Sirkuit tersebut antara lain, Phillip Island (Australia), Assen (Belanda), COTA (Amerika Serikat), dan Jerez. Ia memberi penjelasan mengenai alasan di balik pilihannya tersebut.
“Aku suka Phillip Island dan Assen. Aku suka sirkuit yang transisinya cepat. Tiap tikungan cepat, full throttle-nya bisa kudapat dengan baik. Aku juga suka COTA karena tikungannya banyak. Jerez juga jadi favoritku karena faktor racing line dan beberapa tikungan di sana bisa dijadikan momentum untuk menghibur penonton live streaming,” ungkap Riyo.
7. Riyo Rexz membagikan tips bermain game MotoGP

Riyo Rexz memberi tips untuk orang-orang yang ingin memainkan game MotoGP. Ia menyarankan untuk menggunakan joystick yang memiliki fitur vibration. Itu agar pemain bisa mengetahui batas dari motor saat sedang dipacu. Fitur vibration juga membantu pemain mengetahui apakah motor sedang bersenggolan dengan pembalap lain ketika balapan.
“Sebenarnya, kalau mau cari joystick, maka carilah yang ada fitur vibration. Kalau pakai stick yang tidak ada fitur tersebut, kalian tidak bakal tahu limit dari motor yang dimainkan. Contoh, kalau motor ada tanda-tanda akan terjatuh saat menikung itu stick-nya akan bergetar. Lalu, jika ada kontak dengan pembalap lain juga stick akan memunculkan getaran,” papar Riyo.
Selain itu, Riyo juga menyampaikan, terjatuh saat memainkan game MotoGP adalah hal biasa, terutama untuk pemula. Ia menganjurkan untuk mengaktifkan fitur indicator curve untuk mengetahui titik pengereman. Selain itu, rutin bermain juga bisa membantu pemain agar terbiasa dengan sirkuit serta physics dari game MotoGP.
“Fokus dulu sampai mengurangi intensitas terjatuh. Baru setelah itu bermain dengan setting manual. Mungkin proses ganti gear masih otomatis, tetapi pengeremannya manual atau sebaliknya. Kalau sudah menguasai baru coba manual semua. Jadi, saranku perbanyak bermain,” ungkap Riyo.
Perjalanan Riyo Rexz sebagai streamer game MotoGP tak bisa dianggap mudah. Ada tantangan yang ia hadapi hingga dapat mencapai hasil seperti yang didapat saat ini. Semoga kisahnya bisa memberi inspirasi dan semangat untuk kita agar tak patah semangat dalam menjalani aktivitas dalam keseharian.