Perjalanan Vince Zampella, Kreator Call of Duty yang Telah Wafat

- Vince Zampella, kreator Call of Duty, wafat dalam kecelakaan mobil
- Zampella tumbuh dengan konsol klasik dan mengawali karier dengan Medal of Honor
- Memimpin Infinity Ward, mendirikan Respawn Entertainment, dan terlibat dalam pembuatan Battlefield 6
Industri game dunia tengah diselimuti duka atas kepergian Vince Zampella pada Minggu (21/12/2025) pukul 12.45 waktu setempat. Ia dilaporkan mengalami insiden tragis setelah mobil Ferrari 296 GTS merah yang dikemudikannya keluar jalur dan menabrak pembatas beton. Akibat insiden tersebut, mobil sport tersebut terbakar dan Zampella dinyatakan tewas di lokasi kejadian.
Vince Zampella bukanlah developer game biasa. Ia merupakan arsitek utama yang membentuk wajah genre first-person shooter (FPS). Melalui tangan dinginnya, Zampella melahirkan raksasa FPS, Call of Duty, yang kemudian menjadi standar emas genre hingga kini. Untuk mengenang dedikasinya, mari selami kembali perjalanan karier Zampella yang mengantarkannya dijuluki sebagai bapak FPS modern!
1. Zampella sudah mengenal dunia video game sejak masa kecil

Vince Zampella merupakan kreator sekaligus developer game kelahiran kota Los Angeles, Amerika Serikat, pada 1 Oktober 1970. Ia sempat menikah dengan Brigette Zampella sebelum keduanya bercerai pada 2015. Dari pernikahan tersebut, Zampella dikarunia tiga buah hati bernama Quentin, Kyle, dan Courtney.
Ketertarikan Zampella terhadap dunia video game sudah terlihat sejak kecil. Ia tumbuh bersama berbagai konsol klasik, seperti Pong (1972), Atari 2600 (1977), hingga Commodore 64 (1982). Kepada IGN, Zampella mengungkapkan bahwa Donkey Kong (1981), waralaba ikonik besutan Nintendo, menjadi game favoritnya semasa kanak-kanak.
2. Zampella mengawali kariernya dengan mengembangkan Medal of Honor

Perjalanan karier Vince Zampella di industri game dimulai saat ia bekerja di GameTek, perusahaan berbasis di Miami yang kerap mengadaptasi acara televisi Amerika menjadi video game, seperti Wheel of Fortune (1983—sekarang) dan Double Dare 2000 (2000—2001). Di sana, dirinya menangani berbagai peran, seperti produser, customer service, dan penguji game. Pengalaman ini menjadi fondasi penting sebelum Zampella bergabung dengan 2015, Inc., tempat ia mencetak prestasi pertamanya.
Bersama studio yang berkantor di Tulsa, Zampella berperan sebagai desainer utama dalam pengembangan Medal of Honor: Allied Assault (2002). Game ini merupakan seri ketiga dalam waralaba Medal of Honor yang mengangkat Perang Dunia II dari sudut pandang pihak Sekutu. Terinspirasi dari film Saving Private Ryan (1998), Medal of Honor: Allied Assault menuai banyak pujian berkat pendekatan FPS sinematik yang jarang diterapkan oleh developer sejenis pada masanya.
3. Zampella dan rekannya membentuk Infinity Ward, pelopor seri Call of Duty

Setelah Medal of Honor diambil alih oleh Electronic Arts (EA), Vince Zampella bersama sejumlah rekannya memutuskan keluar dari proyek tersebut. Mereka kemudian mendirikan studio bernama Infinity Ward di bawah naungan Activision. Mereka memiliki tujuan mengembangkan game FPS yang menampilkan pertempuran dramatis dan menegangkan.
Dari visi inilah, waralaba Call of Duty diciptakan dan perlahan menjadi ikon di genre FPS. Infinity Ward kemudian melakukan terobosan besar dengan menggeser latar cerita ke era modern melalui Call of Duty 4: Modern Warfare (2007). Game ini menghadirkan kampanye yang seru sekaligus mempopulerkan sistem multiplayer online yang memberi pengaruh besar terhadap arah perkembangan game FPS modern.
4. Zampella mendirikan Respawn Entertainment, studio game multiplayer

Setelah terlibat konflik dengan Activision, Vince Zampella memilih angkat kaki dan mendirikan studio baru bernama Respawn Entertainment di bawah naungan EA. Ia membawa lebih dari 30 staf yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan Call of Duty dengan visi menciptakan game FPS yang berfokus pada pengalaman multiplayer. Dari gagasan tersebut, lahirlah Titanfall (2014), game FPS yang memperkenalkan mekanisme pertempuran menggunakan robot raksasa.
Kesuksesan game ini berlanjut lewat sekuelnya, Titanfall 2 (2016), yang menambahkan kampanye single-player tanpa meninggalkan fondasi multiplayer. Sistem pergerakan cepat dan mulus dari game ini kemudian menjadi ciri khas Respawn Entertainment yang juga diadopsi dalam Apex Legends (2019). Mengutip The Guardian, game FPS dengan konsep battle royale tersebut sukses menarik 10 juta pemain hanya dalam 72 jam sejak peluncurannya.
5. Star Wars: Jedi buktikan keseriusan Zampella di game single-player

Di bawah kepemimpinan Vince Zampella, Respawn Entertainment berambisi memperluas portofolionya. Mereka tak ingin terpaku pada game multiplayer, melainkan juga berambisi mempersembahkan game single-player dengan cerita yang kuat. Ambisi ini pun diwujudkan lewat kolaborasi dengan intellectual property (IP) fiksi ilmiah ternama, Star Wars.
Hasilnya adalah Star Wars Jedi: Fallen Order (2019), sebuah game action-adventure yang memadukan eksplorasi semi-open world dengan pertarungan lightsaber yang seru. Karena laris manis di pasaran, Respawn Entertainment merilis sekuel berjudul Star Wars Jedi: Survivor (2023) dengan mekanik pertarungan yang lebih matang serta dunia yang terasa semakin hidup. Duologi yang menampilkan Cal Kestis sebagai tokoh utama ini pun kerap disebut sebagai salah satu game Star Wars terbaik.
6. Zampella juga ditunjuk untuk terlibat dalam pembuatan Battlefield 6

Pemikiran Vince Zampella yang kreatif dan visioner memang telah diakui di dunia FPS. Berbekal reputasi tersebut, EA menunjuknya untuk memimpin proyek Battlefield pada 2020, tepat saat waralaba saingan Call of Duty ini tengah menghadapi masa sulit. Pasalnya, Battlefield V (2018) dan Battlefield 2042 (2021) dianggap gagal memenuhi ekspektasi karena menyimpang dari identitas klasik waralaba serta menghadapi berbagai persoalan teknis saat perilisannya.
Kedatangan Zampella terbukti membawa perubahan signifikan. Seri terbarunya, Battlefield 6 (2025), sukses mengembalikan identitas khas franchise yang sempat memudar selama beberapa tahun terakhir. Game ini juga berhasil terjual 7 juta kopi dalam 3 hari dan mencetak rekor sebagai penjualan tercepat serta tertinggi dalam sejarah Battlefield.
Vince Zampella telah menorehkan prestasi yang menjadikannya inspirasi bagi para kreator dan developer game. Semoga warisan dan karyanya terus hidup di hati para pencinta game FPS.


















