Adu Kekuatan Rudal Iran vs Sistem Pertahanan Israel, Siapa Unggul?

- Iran meluncurkan 200 rudal, termasuk Shahab-3 dengan jangkauan 2.000 km ke Israel, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
- Israel memiliki sistem pertahanan multi-lapis yang efektif, termasuk Iron Dome, David's Sling, dan Arrow untuk menghadapi ancaman rudal Iran.
- Israel unggul dalam teknologi militer dan sistem pertahanan yang canggih meskipun Iran memiliki kekuatan persenjataan yang besar.
Pada malam Selasa, 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan rudal balistik ke Israel. Aksi ini cenderung membawa kawasan Timur Tengah semakin dekat dengan kemungkinan konflik regional.
Hampir 10 juta penduduk Israel mencari perlindungan saat rudal dan sistem pencegat saling beradu di udara. Iran melancarkan serangan tersebut dengan hampir 200 rudal, termasuk Shahab-3 yang memiliki jangkauan 2.000 km dan dapat dengan mudah menjangkau seluruh wilayah Israel.
Dari sisi Israel, sistem pertahanan mereka mau tidak mau harus diakui jempolan. Negara ini memiliki salah satu sistem pertahanan paling mutakhir di dunia yang dirancang untuk mengatasi berbagai ancaman rudal dari jarak dekat hingga jauh. Sistem pertahanan multi-lapis, yang mencakup Iron Dome, David's Sling, dan Arrow, berperan penting dalam melindungi Israel dari serangan rudal balistik Iran.
Dalam hal kekuatan, baik Iran maupun Israel sebenarnya punya keunggulan masing-masing dalam konfrontasi ini. Iran dikenal dengan kekuatan persenjataan rudal balistiknya, sementara Israel unggul dalam sistem pertahanan yang terorganisir dan canggih. Di tengah situasi Timur Tengah yang semakin memanas, siapa yang lebih berpotensi unggul? Mari telusuri lebih lanjut melalui ulasan berikut!
1. Iran memiliki persenjataan rudal yang sangat besar. Mulai dari jangkauan pendek hingga panjang

Iran memiliki persenjataan rudal yang sangat besar, termasuk rudal-rudal dengan jangkauan pendek hingga panjang seperti Shahab-3, Fateh, Zolfaghar, dan Qiam-1. Pada serangan awal Oktober 2024, Iran menggunakan hampir 200 rudal, termasuk Shahab-3 yang memiliki jangkauan hingga 2.000 km. Jarak jangkauan tersebut secara matematis mampu menjangkau seluruh wilayah Israel. Bahkan, rudal Fateh-1 yang diklaim mampu melaju dengan kecepatan Mach 5 (lima kali kecepatan suara) juga digunakan oleh Iran.
Kemampuan rudal balistik Iran menjadi ancaman nyata bagi Israel. Rudal-rudal ini sanggup mencapai target di dalam wilayah Israel, termasuk kota-kota besar seperti Tel Aviv, dalam waktu relatif singkat. Iran juga dikenal memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah yang memberi mereka keunggulan serta fleksibilitas serangan dari berbagai jarak.
2. Di sisi lain, Israel telah mengembangkan sistem pertahanan multi-lapis untuk menepis ancaman rudal dari Iran

Di sisi lain, Israel telah mengembangkan sistem pertahanan yang komprehensif dan multi-lapis untuk menghadapi ancaman rudal dari Iran, Hamas, maupun Hezbollah. Israel menggunakan berbagai sistem, mulai dari Iron Dome yang lebih cocok untuk menghadapi rudal jarak pendek hingga sistem yang lebih canggih seperti David’s Sling dan Arrow.
- Arrow: Sistem pertahanan ini mampu mencegat rudal balistik di luar atmosfer, atau exosfer, pada ketinggian hingga 100 km dengan jangkauan 2.000-2.400 km. Ini memungkinkan Israel untuk menghancurkan rudal yang datang sebelum mencapai tanah Israel.
- David’s Sling: Sistem ini dirancang untuk menghadapi rudal jarak menengah dengan jangkauan hingga 300 km dan ketinggian hingga 15 km, memberikan lapisan pertahanan tambahan terhadap ancaman rudal yang lebih kecil.
- Iron Dome: Sistem yang terkenal ini adalah garis pertahanan terakhir Israel, terutama terhadap rudal jarak pendek seperti yang sering digunakan oleh Hamas dan Hezbollah. Meskipun tidak digunakan secara ekstensif dalam serangan ini, Iron Dome tetap merupakan bagian penting dari pertahanan Israel.
3. Dari segi jumlah personel dan kekuatan militer, Iran lebih unggul

Israel dan Iran memiliki kekuatan militer yang signifikan. Namun, mereka berbeda dalam beberapa aspek penting. Israel memiliki 170.000 anggota militer aktif, didukung oleh 465.000 personel cadangan dan 35.000 pasukan paramiliter. Sementara itu, Iran memiliki jumlah angkatan aktif yang lebih besar, yaitu 610.000, ditambah 350.000 cadangan dan 220.000 pasukan paramiliter. Meski Iran memiliki lebih banyak personel, Israel unggul dalam hal peralatan dan teknologi yang lebih modern.
4. Dari kekuatan udara, Israel memimpin dengan 612 pesawat dan 241 jet tempur

Dalam aspek kekuatan udara, Israel memiliki 612 pesawat, terdiri dari 241 jet tempur dan 146 helikopter, di mana 48 di antaranya merupakan helikopter serang. Di sisi lain, Iran memiliki 551 pesawat, termasuk 186 jet tempur dan 129 helikopter, dengan 13 di antaranya adalah helikopter serang. Israel juga mendapatkan keuntungan dari 23 pesawat misi khusus untuk menambah fleksibilitas dalam operasi mereka.
5. Di sisi angkatan laut, Israel memiliki kekuatan yang lebih modern meskipun jumlah kapal lebih sedikit

Kekuatan angkatan laut kedua negara sangat berbeda. Israel mengoperasikan lima kapal selam, tujuh korvet, dan 45 kapal patroli, tetapi tidak memiliki fregat. Sementara itu, Iran memiliki tujuh fregat, tiga kapal selam, 19 kapal patroli, dan satu kapal perang ranjau.
Meski Iran memiliki jumlah kapal yang lebih banyak dalam beberapa kategori, Israel unggul dalam teknologi dan kemampuan yang lebih modern di angkatan lautnya. Kapal selam Israel, misalnya, dilengkapi dengan sistem senjata dan teknologi stealth yang membuatnya sulit terdeteksi. Selain itu, Israel menerapkan strategi pertahanan maritim yang melibatkan pengawasan canggih dan kemampuan serangan jarak jauh. Ini memberikan mereka keunggulan dalam melindungi wilayah perairan mereka.
Secara keseluruhan, meski Iran memiliki keunggulan kuantitatif di angkatan laut, Israel lebih unggul dalam kualitas dan inovasi teknologi yang menjadikan kekuatan mereka lebih mematikan di perairan Mediterania dan sekitarnya. Keduanya terus melakukan pengembangan dan peningkatan dalam angkatan laut mereka. Ini menciptakan dinamika baru dalam keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.
Perbandingan kekuatan rudal Iran dan sistem pertahanan Israel menunjukkan bahwa meski Iran memiliki arsenal rudal yang besar, Israel memiliki teknologi pertahanan yang canggih dan personel yang terlatih. Meski kedua belah pihak menunjukkan kekuatan militer yang signifikan, faktor teknologi dan integrasi sistem pertahanan menjadi penentu dalam konflik ini. Pertanyaan tentang meningkatnya ketegangan di Timur Tengah pun tak lain hasil dari adu kekuatan dari kedua kekuatan militer ini.
Jelas bahwa tidak ada pemenang di antara keduanya dalam hal kekuatan militer. Iran menunjukkan kemampuan serangan yang signifikan dengan persenjataan rudalnya, sementara Israel berhasil melindungi sebagian besar wilayahnya dari serangan berkat sistem pertahanan yang canggih. Konflik ini mencerminkan kompleksitas keseimbangan kekuatan di Timur Tengah, di mana keunggulan teknologi pertahanan Israel diimbangi oleh arsenal rudal Iran yang besar dan terus berkembang.
Namun, dengan dukungan teknologi pertahanan modern dan kerja sama dengan Amerika Serikat, Israel tampaknya memiliki keunggulan dalam menghadapi serangan rudal balistik meski ancaman dari Iran tetap ada. Keberhasilan Israel dalam mencegat rudal-rudal ini menunjukkan bahwa walaupun Iran memiliki kekuatan serangan yang signifikan, Israel tetap memiliki kemampuan pertahanan yang solid untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu, pertarungan ini lebih berkaitan dengan teknologi dan strategi daripada kemenangan militer yang absolut.