IDN Tech Talk Vol. 01: Mengenal Peran Desain dalam Pengembangan Produk

Episode pertama undang SVP Product Design Tiket.com

Jakarta, IDN Times - Untuk pertama kalinya, IDN Media mengadakan acara IDN Tech Talk pada Kamis, 21 Januari 2020. Acara tersebut mengundang figur-figur di bidang teknologi untuk membagikan pengalaman dan pengetahuannya pada Timmy (sebutan bagi mereka yang kerja di IDN Media). Pada episode perdananya, IDN Tech Talk mengundang Yoel Sumitro, SVP Product Design dari Tiket.com untuk membahas tema Design Role in a Product-Driven Organisation.

Sebelum rangkaian acara dimulai, William Utomo, COO IDN Media, diberi kesempatan oleh moderator untuk membuka IDN Tech Talk. “IDN Media memiliki visi untuk mendemokrasikan informasi bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan adanya IDN Tech Talk ini, IDN Media juga ingin mendemokrasikan pengetahuan baru bagi para Timmy,” katanya, mempertegas objektif dari acara tersebut.

1. Mengembangkan produk yang problem-driven

IDN Tech Talk Vol. 01: Mengenal Peran Desain dalam Pengembangan ProdukDok. IDN Media

IDN Tech Talk dibuka dengan pemaparan tantangan yang selama ini dihadapi oleh tim design and product. Tim produk, bagi Yoel, bukanlah mereka yang hanya bertugas untuk menyampaikan keinginan suatu pihak kepada tim design dan engineering. “Lebih dari itu, harus ada critical thinking-nya dan, sayangnya, ini jarang sekali diperhatikan. Kebanyakan masih solution-oriented, bukan problem-driven. Bisa dibilang, mindset-nya masih terlalu agency: situ mau apa, sini siap kerjakan. Harus digali lebih dalam lagi,” pungkas Yoel.

2. Memahami apa yang ingin dihadirkan di masa depan oleh produk kita

IDN Tech Talk Vol. 01: Mengenal Peran Desain dalam Pengembangan ProdukDok. IDN Media

Untuk urusan desain produk yang berkaitan dengan UX (User Experience), Indonesia memang masih belum memiliki spesifikasi edukasi yang mendetail seperti negara-negara lain. “Di The University of Washington, misalnya, ada spesifikasinya sendiri, yaitu Master of Science in Human Centered Design and Engineering, jadi ini interdisciplinary, terdiri dari beberapa disiplin ilmu,” Yoel menjelaskan. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa mendesain produk seharusnya lebih fokus pada problem defining, outcome, dan preparation for action. “Kalau urusan problem solving, process, dan guidance in action itu sudah urusan tech/data, ya. Kita berbicara tentang apa yang ada pada masa kini dan future abstract yang bisa kita hadirkan di masa mendatang. Dimulai dengan adanya insights dari para users, pengembangan intuisi design, insights dari segi business operations, sumber data, hingga product instinct,” katanya.

Yoel melanjutkan, “Semua akan bermuara di invention. Kehadiran Airbnb, Uber, misalnya, tentu dimulai dengan ide-ide abstrak yang muncul karena kebutuhan atau challenge tertentu pada masa itu. Awalnya hanya what is, kemudian dilanjutkan menjadi what could be, hingga akhirnya beralih menjadi current concrete. Intinya, abstraksi yang dicetuskan akan direalisasikan dengan memerhatikan framework dari isu atau challenge-nya, sehingga pada akhirnya, current concrete yang ideal dapat tercapai.” 

3. Mengenal design critique yang tak bisa dilakukan sembarang orang

IDN Tech Talk Vol. 01: Mengenal Peran Desain dalam Pengembangan ProdukDok. IDN Media

Seiring dengan proses pembuatan design, tentu kita akan menjadi sibuk dengan masukan-masukan dari banyak pihak. “We can lose our intention, kita lupa sebenarnya apa yang sedang kita buat? Ada yang minta ke arah B, ada pula yang minta ke arah C, jadi tidak aligned. Padahal, tidak semua bisa kasih komentar, lho, karena mereka tahu apa yang harus dilakukan secara kasat mata, tapi tidak tahu destination mana yang sebenarnya kita tuju,” Yoel menjelaskan lebih jauh.

Meski functionality dari suatu output desain produk adalah hal paling utama yang harus diperhatikan, namun tak bisa dipungkiri bahwa interface atau look dari output tersebut juga memengaruhi pengalaman users. “Jadi, perlu diperhatikan juga. Cobalah cek kebutuhan ‘fanciness’ dari users: mulai dari kontras warna, komponen desain, seberapa banyak white space, semua harus dipertimbangkan dengan formula yang merumuskan tendensi dan preferensi users. Ini disebut dengan desirability study,” ucap Yoel, sebelum menutup sesinya.

Topik:

  • Amelia Rosary

Berita Terkini Lainnya