Buka Rahasia, Ini 3 Cara Tokopedia Kembangkan Aplikasi saat Pandemik
Kelihatannya mudah, tapi susah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masalah pandemik COVID-19 menyerang berbagai sektor. Mulai dari sektor kesehatan hingga ekonomi. Yang terkena imbasnya tak hanya pegawai kesehatan, tetapi juga para pekerja lain dan juga para enterpreneur, khususnya yang kecil dan sedang berkembang.
Tokopedia tidak luput dari masalah ini. Beruntungnya Tokopedia memiliki tim kompeten yang mampu menangani situasi darurat itu.
Tak hanya ingin dimakan sendiri, strategi jitu Tokopedia menangani masalah pandemik ini mereka bagikan secara cuma-cuma. Lewat acara bernama START Summit Extension: Empowering Indonesia through Technology yang dilaksanakan pada Selasa kemarin (16/6), Tokopedia membuat konferensi virtual untuk berbagi ilmu yang mereka miliki.
Dua topiknya berjudul The Essentials of Making an App dan How Open API Can Help Empower Sellers. Berikut ini informasi penting yang bisa ditarik dari hasil webinar tersebut.
Baca Juga: 5 Aplikasi Chat Anonim yang Aman untuk Cari Teman Baru
1. Pentingnya membuat perencanaan sebelum membuat aplikasi
Untuk bisa sukses berbisnis di zaman modern ini, kamu pasti tidak bisa melepaskan diri dari kehadiran aplikasi. Membuat aplikasi sendiri untuk bisnismu bisa menjadi cara meyakinkan pelanggan betapa profesionalnya kamu. Hanya saja membuat aplikasi tidak semudah yang kamu bayangkan. Ada proses-proses yang perlu dilalui terlebih dahulu. Salah satunya adalah perencanaan.
Dalam menciptakan aplikasi, penting untuk membuat rencana terlebih dahulu. Perencanaan itu bisa meliputi enam aspek: 1) Planning and Requirement Gathering, 2) Analysis, 3) Design, 4) Implementation, 5) Testing and Integration, dan 6) Maintenance.
“Ada quote menarik yakni If you fail to plan, then you’re planning to fail. Maksudnya adalah ketika kita tidak punya rencana sama sekali, kita sebenarnya menjerumuskan diri kita sendiri ke dalam jurang. Tujuan dari planning adalah mempersempit lingkup pekerjaan kita, dan menentukan tujuan yang kita inginkan,” ujar Rico Harisin selaku Head of Engineering-Android.
Untuk perencanaan ini pun, perlu diadakannya testing demi menentukan kualitas dan performa aplikasi ke depannya.
“Secara umum, ada tiga cara untuk melakukan testing, yakni Local Unit Testing, Instrument Test (Functional & UI), serta Manual Test. Saat ini, banyak developer yang menggunakan Manual Test, padahal sebenarnya kita bisa mempercepat waktu pengerjaan dengan menggunakan Automation Test yakni Local Unit Testing atau Instrument Test,” terang Nathania Sutedja, Android Engineering Manager dalam menjelaskan testing di webinar tersebut.
Editor’s picks
Baca Juga: Belajar dari Pakar E-Commerce, Lazada Gelar Level Up E-Commerce Summit