Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jenis central processing unit atau CPU merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli komputer. Pasalnya, jenis CPU memengaruhi performa komputer secara keseluruhan.
Ada banyak sekali model CPU yang tersedia di pasaran. Jika kamu tidak memilih model CPU yang tepat, kamu mungkin akan menyesal pada akhirnya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja CPU. Memahami faktor-faktor ini akan membantumu membuat pilihan yang tepat saat membeli komputer atau merancang komputer buatan sendiri.
1. Nomor Inti
ilustrasi CPU (unsplash.com/Roman Spiridonov) CPU memiliki unit pemrosesan yang dikenal sebagai nomor inti atau core. Setiap core dirancang untuk mengambil, membaca, dan menjalankan instruksi. Semakin banyak core yang dimiliki CPU, semakin besar jumlah instruksi yang dapat diprosesnya.
Inilah alasannya, para produsen mengembangkan prosesor multicore, seperti dual-core atau quad-core. Memiliki lebih dari satu core memungkinkan komputer mengelola banyak utas secara bersamaan dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
2. Kecepatan clock
ilustrasi CPU (pixabay.com/Chris) Kecepatan clock menunjukkan seberapa cepat CPU dapat berjalan. Umumnya, kecepatan clock dinyatakan dalam satuan GHz dan menunjukkan jumlah siklus instruksi yang dapat dijalankan prosesor dalam satu detik. Sebagai contoh, prosesor 4.2GHz mampu menjalankan 4,2 miliar siklus per detik.
Semakin tinggi kecepatan clock, semakin besar jumlah siklus yang dapat dijalankan prosesor dalam satu detik. Menariknya, kecepatan clock CPU dapat ditingkatkan melalui proses overclocking. Jadi, jika kamu tidak puas dengan kecepatan clock prosesor, kamu dapat melakukan overclocking untuk meningkatkan kinerja CPU.
Baca Juga: 5 Penyebab Komputer Terbakar, Waspada dan Jangan Dianggap Remeh!
3. Ukuran cache
ilustrasi CPU (pexels.com/Pok Rie) Cache atau cache CPU adalah memori cache bawaan di dalam CPU yang lebih kecil, tetapi lebih cepat. Di sinilah CPU menyimpan semua informasi yang paling sering digunakan.
Ini selanjutnya bertindak sebagai memori sementara untuk CPU. Ini memastikan semua data yang disimpan dalam memori cache sudah tersedia dan dapat diakses kapan saja.
4. Set instruksi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi CPU (pexels.com/Johannes Plenio) Set instruksi atau yang juga disebut Instruction Set Architecture (ISA) merupakan satu set perintah yang dapat dimengerti CPU. Perintah-perintah ini terdiri dari angka 1 dan 0 atau dikenal sebagai digit biner. Kombinasi angka ini memberitahu CPU apa yang harus dilakukan.
Karena CPU tidak dapat memahami bahasa manusia, setiap perintah yang kita masukkan ke komputer, akan diubah menjadi angka 1 dan 0 menggunakan kompiler. Ini bertujuan agar perintah kita dapat diproses oleh CPU.
5. Temperatur
ilustrasi CPU (pixabay.com/Tobias Dahlberg) Saat kita bekerja menggunakan komputer, lama kelamaan suhu komputer akan meningkat. Suhu yang panas kemudian dapat menurunkan kinerja CPU. Hal lain yang membuat komputer cepat panas adalah ventilasi yang tidak memadai. Panas berlebih yang berkepanjangan selanjutnya dapat menyebar ke komponen lain, yang kemudian memengaruhi kinerja komputer secara keseluruhan.
CPU memiliki suhu maksimum yang diizinkan yang berbeda-beda. Misalnya, Core i7 9700K dapat beroperasi secara normal hingga suhu 100 derajat Celcius. Meski begitu, sebenarnya tidak disarankan membiarkan CPU beroperasi pada suhu maksimum karena ini akan sangat mempengaruhi kinerja CPU. Bahkan, jika terus dipaksakan, itu akan memperpendek umur CPU.
6. Bandwidth
ilustrasi CPU (pixabay.com/Bruno /Germany) Bandwidth ialah kemampuan prosesor untuk membaca dan menulis data di dalam memori. Ini mengukur seberapa cepat CPU dapat mengambil dan menyimpan data.
Bandwidth biasanya dinyatakan dalam GB/s atau gigabyte per detik. Semakin besar ukuran bandwidth, semakin cepat CPU dapat membaca dan menyimpan data.
Baca Juga: 12 Aplikasi Mobile Pengganti Fungsi Komputer, Lebih Praktis!
