TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia melalui VR

Teknologi VR menjadikan proses mengajar lebih interaktif

ilustrasi penggunaan virtual reality (unsplash.com/Maxim Hopman)

Shinta VR melalui unit bisnis MilleaLab baru saja meluncurkan "Individual License" untuk memberikan akses yang lebih mudah kepada pendidik dalam menggunakan teknologi virtual reality (VR) dalam sektor pendidikan.

IDN Times berkesempatan menghadiri acara peluncuran lisensi individu ini yang dilaksanakan pada Rabu (6/7/2022). Melalui acara ini, Shinta VR memaparkan bagaimana teknologi virtual reality bisa memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan. 

1. Digitalisasi sektor pendidikan

ilustrasi digitalisasi sektor pendidikan (unsplash.com/Compare Fibre)

Perkembangan teknologi telah mengubah dunia pendidikan tradisional menjadi lebih modern. Kehadiran teknologi pendidikan seperti Google Classroom, Zoom, dan virtual reality membuat proses ajar mengajar menjadi berbeda dari sebelumnya. 

Menurut Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA, Advisor MilleaLab, digitalisasi dunia pendidikan bisa meningkatkan kualitas dan pengalaman belajar untuk murid dan guru. 

Hingga saat ini, teknologi VR telah diterapkan di berbagai negara seperti Jepang, China, Inggris, dan negara lainnya.

"Saya percaya Shinta VR melalui MilleaLab khususnya, dapat berkontribusi aktif dalam membentuk masa depan dunia pendidikan, seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi sangat cepat," ucap Prof. Eko terkait penggunaan VR dalam dunia pendidikan. 

2. Sarana belajar yang interaktif

ilustrasi penggunaan VR dalam mengajar (unsplash.com/Jessica Lewis)

Selain itu, Prof. Eko, Irfana Steviano, S.Pd, M.Ed dari Direktorat Guru Tenaga Kependidikan bagian Pendidikan Dasar Kemdikbudristek, juga mengatakan teknologi VR bisa membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Teknologi imersif bisa membawa suasana pembelajaran menjadi makin interaktif dan menyenangkan, baik untuk murid dan guru. 

Tidak hanya itu, teknologi VR juga bisa digunakan untuk proses praktikum dengan menghadirkan visualisasi yang akurat. 

Baca Juga: Samsung Galaxy S22 Ultra Lahirkan Film Berkualitas

3. Latar belakang MilleaLab

pexels.com/Christina Morillo

Menurut Andes Rizky, Founder dan Managing Director Shinta VR, MilleaLab hadir untuk memberikan kemudahan untuk para pengajar dalam menggunakan teknologi VR.

Ia mengatakan bahwa masalah utama yang ada untuk saat ini adalah pembuatan konten VR yang sulit diakses. Dalam kebanyakan kasus, konten pendidikan VR harus menggunakan metode coding dan masih didominasi oleh developer melainkan guru.

Dengan kehadiran MilleaLab sekaligus Individual License, para pendidik bisa membuat konten VR yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Penggunaan teknologi ini juga terbilang sederhana dan tidak memerlukan proses coding

"Sejak pertama kali diluncurkan, kami mendapat banyak sekali permintaan terkait akses ke lisensi MilleaLab, termasuk guru-guru di area terpencil yang mengharapkan akses terjangkau," ujar Andes tentang latar belakang hadirnya Individual License. 

4. Digunakan oleh banyak sekolah

ilustrasi sekolah (unsplash.com/MChe Le)

Hingga saat ini, MilleaLab telah diakses oleh lebih dari 2.500 sekolah, 20.000+ pengguna, dan 7.900+ pendidik tersertifikasi. Teknologi MilleaLab telah dijadikan uji coba di 10 provinsi dengan 1.800 peserta didik. 

Demi memberikan akses teknologi VR ke seluruh Indonesia, MilleaLab telah bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan mitra-mitra strategis.

Baru-baru ini, MilleaLab berkolaborasi dengan UNESCO dalam program BILT Learning Lab. Mereka menjadi perwakilan Indonesia untuk memperkenalkan sistem pendidikan Indonesia melalui teknologi VR ke khalayak global.

Baca Juga: Aplikasi Octopus, Solusi Daur Ulang Sampah Praktis

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya