ilustrasi logo perusahaan Meta. (Unsplash.com/Dima Solomin)
Sebelum mengulas lebih jauh terkait aplikasi, mari kenalan dulu dengan project-nya. Proyek microblogging dari Meta pertama kali dilaporkan dalam publikasi online oleh Moneycontrol. Perusahaan induk jaringan populer WhatsApp, Facebook, dan Instagram ini menamakan proyek tersebut dengan P92.
ZDnet membocoran bahwa Meta akan menamai aplikasi saingan Twitter ini dengan sebutan Barcelona. Meski begitu, belum ditentukan apakah Barcelona akan menjadi nama resmi dari aplikasi microblogging dari Meta.
Pada platform yang sedang dikembangkan oleh Meta ini, terdapat peluang bagi kreator dan figur publik untuk berinteraksi. Sekilas sangat mirip dengan Twitter, bukan?
Isu yang berembus ini makin menguat setelah awal Maret lalu Meta mengonfirmasinya melalui Platformer. Dalam keterangannya, disebutkan bahwa Meta sedang menjelajahi jaringan sosial terdesentralisasi mandiri untuk berbagi pembaruan teks.
Model bisnis terdesentralisasi ini jadi yang pertama bagi Meta sehingga kemungkinan akan jadi tantangan tersendiri. Hal ini berkaca dari Mastodon yang gagal mempertahankan popularitasnya setelah mendapat pengguna pindahan dari Twitter pada November lalu.
Platform terdesentralisasi gak menggunakan strategi iklan mirip Web2. Terlihat dari Mastodon yang hadir tanpa iklan apa pun. Sementara, Web3 mengandalkan teknologi blockchain untuk memberi reward kepada pelanggannya.
Konsep ini rumit, tetapi mungkin menarik. Terlebih bagi perusahaan yang mendapatkan banyak pertanyaan terkait metode periklanannya. Plus, menjadi alternatif dalam mengantisipasi model bisnis walled garden yang dianggap terancam undang-undang antimonopoli, melansir sumber yang sama.