Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Teknologi Sidik Jari Bekerja?

pexels-zion-12376016.jpg
ilustrasi teknologi sidik jari (pexels.com/I'm Zion)
Intinya sih...
  • Prinsip dasar sidik jari: Sidik jari manusia terbentuk sejak masa janin dan tidak berubah sepanjang hidup, dengan pola unik dan minutiae yang membuatnya berbeda.
  • Metode pemindaian sidik jari: Ada beberapa cara, seperti pemindai optik, kapasitif, ultrasonik, dan termal, masing-masing dengan cara kerja yang berbeda.
  • Proses pengolahan gambar: Setelah dipindai, gambar sidik jari diproses untuk menghasilkan template digital yang merepresentasikan posisi dan jenis titik unik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah kamu terpikir bagaimana HP bisa terbuka hanya dengan satu sentuhan jari? Atau bagaimana petugas imigrasi bisa memastikan identitas seseorang dalam hitungan detik? Di balik proses yang terlihat sederhana itu, ada teknologi canggih bernama fingerprint technology atau teknologi sidik jari.

Teknologi ini memanfaatkan pola unik pada ujung jari setiap manusia. Dari membuka HP hingga sistem keamanan bandara dan perbatasan negara, sidik jari telah menjadi tulang punggung sistem identifikasi modern yang cepat, praktis, dan relatif aman. Mari, kita kaji lebih dalam bagaimana teknologi sidik jari bekerja!

1. Prinsip dasar sidik jari

Sidik jari manusia terbentuk sejak masa janin dan tidak berubah sepanjang hidup. Secara umum, pola sidik jari terbagi menjadi tiga jenis utama: arch (lengkungan), loop (melengkung ke satu arah), dan whorl (berbentuk pusaran). Namun, yang membuat sidik jari benar-benar unik bukan hanya polanya, melainkan detail kecil di dalamnya.

Detail ini disebut minutiae, yaitu titik-titik khas seperti ujung garis (ridge ending) dan percabangan garis (bifurcation). Kombinasi minutiae inilah yang membuat sidik jari setiap orang berbeda, bahkan pada saudara kembar identik. Menariknya, pemindai sidik jari tidak menyimpan gambar asli jari, melainkan mengubahnya menjadi template matematika, sehingga proses verifikasi lebih cepat dan risiko pelanggaran privasi dapat diminimalkan.

2. Metode pemindaian sidik jari

Ada beberapa cara berbeda untuk memindai sidik jari. Pemindai optik bekerja dengan memantulkan cahaya ke jari, lalu menangkap perbedaan terang dan gelap antara garis dan lembah sidik jari, mirip seperti kamera digital.

Sementara itu, pemindai kapasitif—yang paling umum pada smartphone—mengukur perbedaan muatan listrik antara garis dan lembah kulit. Versi yang lebih canggih, pemindai ultrasonik, menggunakan gelombang suara untuk memetakan kedalaman sidik jari dalam bentuk 3D, sehingga tetap akurat meski jari kotor atau basah. Ada juga pemindai termal yang mendeteksi perbedaan suhu pada permukaan jari, cocok untuk perangkat hemat daya dan pemindaian cepat.

3. Proses pengolahan gambar

pexels-cookiecutter-17155842.jpg
ilustrasi teknologi sidik jari (pexels.com/panumas nikhomkhai )

Setelah sidik jari dipindai, perangkat lunak akan memproses gambar mentah tersebut. Tahap ini meliputi pengurangan noise, peningkatan kontras, serta penyesuaian tekanan atau sudut jari agar hasilnya konsisten. Selanjutnya, sistem mengekstrak minutiae dan mengubahnya menjadi template digital berupa rangkaian angka yang merepresentasikan posisi, sudut, dan jenis titik unik. Informasi yang tidak relevan akan dibuang, sehingga yang tersisa hanyalah data penting untuk proses verifikasi.

4. Pencocokan dan verifikasi

Saat autentikasi dilakukan, sidik jari baru akan dipindai dan diubah menjadi template baru. Template ini kemudian dibandingkan dengan data yang tersimpan menggunakan algoritma tertentu, seperti minutiae-based matching atau pattern correlation.

Untuk sidik jari berkualitas rendah, sistem modern memanfaatkan jaringan saraf tiruan (neural networks) dan analisis alur garis sidik jari. Jika tingkat kecocokan melewati ambang batas tertentu—misalnya 90 persen—akses akan diberikan. Sistem ini mampu memproses ribuan perbandingan dalam satu detik.

5. Peningkatan keamanan modern

Agar tidak mudah ditipu oleh sidik jari palsu dari gel atau cetakan, pemindai modern dilengkapi fitur liveness detection. Teknologi ini dapat mendeteksi tanda-tanda kehidupan, seperti denyut nadi, suhu kulit, atau pori-pori berkeringat.

Beberapa sistem juga menggunakan multispectral imaging, yaitu kombinasi berbagai panjang gelombang cahaya untuk membaca lapisan bawah kulit. Ditambah dengan enkripsi dan penyimpanan data langsung di perangkat, biometrik sidik jari kini jauh lebih aman dibandingkan kata sandi konvensional.

Teknologi sidik jari terus berkembang, termasuk hadirnya sensor di bawah layar dan integrasi kecerdasan buatan. Dengan keseimbangan antara kenyamanan dan keamanan, sidik jari masih menjadi salah satu metode identifikasi paling andal dalam kehidupan sehari-hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

20 Prompt Gemini AI untuk Kartu Ucapan Natal dan Tahun Baru

22 Des 2025, 07:46 WIBTech