Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Membuat Prompt ChatGPT yang Efektif dan Benar

Cara Membuat Prompt ChatGPT
ilustrasi pengguna sedang memakai ChatGPT (freepik.com/Frimu Films)
Intinya sih...
  • Prompt adalah instruksi, pertanyaan, atau pernyataan agar AI memahami konteks dan memberikan respons yang sesuai.
  • Perintah cenderung langsung, sementara prompt lebih kompleks karena mengandung konteks, tujuan, dan gaya bahasa.Cara membuat prompt harus diperhatikan supaya hasilnya sesuai ekspektasi.

Mau dapat hasil dari ChatGPT kamu lebih relevan dan sesuai ekspektasi? Kuncinya ada pada satu hal, yaitu bagaimana kamu memberi prompt. Banyak yang belum tahu bahwa kualitas jawaban dari ChatGPT sangat bergantung pada kualitas input yang diberikan.

Kali ini, IDN Times akan membahas secara lengkap cara membuat prompt ChatGPT yang efektif dan benar. Mulai dari definisi, perbedaan prompt dan perintah, cara, hingga contoh dan kesalahan umum. Panduan lengkap terbaru 2025 berikut ditujukan bagi kamu yang ingin memaksimalkan AI, baik untuk tugas, pekerjaan, maupun proyek kreatif.

Apa itu prompt di ChatGPT?

Prompt adalah instruksi, pertanyaan, atau pernyataan yang kamu berikan ke ChatGPT agar AI memahami konteks dan memberikan respons yang sesuai. Prompt bisa berupa kalimat singkat seperti "Tulis artikel tentang teknologi," hingga instruksi kompleks seperti "Bertindaklah sebagai SEO expert dan jelaskan cara riset keyword."

Menurut DataCamp, prompt merupakan titik awal komunikasi antara manusia dan AI. Prompt yang dirancang dengan baik dapat mengarahkan ChatGPT untuk menghasilkan jawaban yang mendalam, terstruktur, dan bernilai.

Apa bedanya prompt dan perintah?

Meskipun terdengar mirip, prompt dan perintah memiliki perbedaan mendasar. Perintah cenderung langsung seperti “Tulis puisi” atau “Jelaskan sejarah internet.” Sementara prompt lebih kompleks karena mengandung konteks, tujuan, dan bahkan gaya bahasa.

Contoh perintah:

“Tulis artikel tentang kopi.”

Contoh prompt:

“Tulis artikel gaya santai tapi informatif untuk Gen Z tentang tren kopi susu kekinian di Jakarta, panjang sekitar 600 kata.”

Jadi, prompt ChatGPT artinya pernyataan atau instruksi yang digunakan untuk memancing respons AI di platfrom tersebut. Tujuannya adalah agar ChatGPT bisa memahami harapan pengguna secara lebih presisi, tidak asal menjawab.

Kenapa harus pakai prompt AI?

Cara Membuat Prompt ChatGPT
ilustrasi AI ChatGPT (pexels.com/Matheus Bertelli)

Cara membuat prompt yang baik bukan sekadar untuk dapat jawaban yang “benar,” tapi juga untuk mendapatkan respons yang lebih spesifik, relevan, dan bernilai. Prompt AI membantu kamu menyampaikan konteks, tujuan, dan kebutuhan dengan jelas.

Dengan prompt yang tepat, ChatGPT bisa digunakan untuk banyak hal. Misalnya, digunakan untuk membuat konten, analisis data, menyusun strategi bisnis, bahkan membantu menyelesaikan skripsi. Kemampuan menulis prompt adalah kunci untuk mendapatkan jawaban yang maksimal dari AI.

Jenis-jenis prompt ChatGPT

Dalam dunia AI, terutama saat menggunakan ChatGPT, prompt bukan hanya cuma instruksi. Ada berbagai jenis prompt yang punya fungsi spesifik sesuai tujuan penggunaannya. Pemahaman ini penting agar kamu bisa memilih pendekatan yang paling efektif.

1. Direct Prompt (Zero-Shot Prompting)

Zero-shot prompting adalah jenis prompt paling sederhana. Kamu langsung memberikan perintah atau pertanyaan tanpa memberi contoh sebelumnya. Misalnya, kamu menulis:

"Buatkan ide bisnis kreatif untuk mahasiswa."

ChatGPT akan langsung merespons tanpa referensi apa pun. Jenis ini cocok untuk permintaan seperti ide, ringkasan, terjemahan, hingga opini umum. Namun, kadang hasilnya kurang presisi karena model tidak tahu konteks atau gaya yang kamu inginkan.

Jadi, bisakah ChatGPT menghasilkan ide? Jawabannya bisa dan caranya bisa memakai tipe direct prompt.

2. One-shot, Few-shot, dan Multi-shot Prompting

Berbeda dari zero-shot, jenis prompt ini memberikan satu atau beberapa contoh agar AI bisa memahami pola yang kamu inginkan. Misalnya kamu ingin ChatGPT menulis caption Instagram, kamu bisa beri contoh dulu:

“Contoh: ‘Hari ini cuacanya cerah banget! Cocok buat healing ke pantai’”, lalu lanjutkan dengan prompt utama.

  • One-shot = 1 contoh

  • Few-shot = 2–5 contoh

  • Multi-shot = lebih dari 5 contoh

Teknik ini membuat respons lebih akurat karena ChatGPT paham gaya, struktur, dan tone yang kamu mau.

3. Chain of Thought Prompting (CoT)

CoT prompting adalah teknik di mana kamu minta ChatGPT untuk berpikir langkah demi langkah sebelum memberikan jawaban akhir. Contohnya:

“Jelaskan langkah-langkah logis untuk menyelesaikan masalah limbah plastik di kota besar.”

Dengan pendekatan CoT prompting, ChatGPT akan merinci pemikirannya seperti analisis masalah, alternatif solusi, hingga rekomendasi. Teknik ini sangat efektif untuk tugas kompleks seperti logika, analisis, atau argumentasi.

4. Zero-shot Chain of Thought Prompting

Nah, jenis prompt satu ini merupakan gabungan dari zero-shot dan CoT. Kamu memberi perintah langsung tapi menyuruh model berpikir runtut. Misalnya:

“Tanpa diberi contoh, beri solusi tentang kemiskinan ekstrem di desa dengan langkah-langkah berpikir logis.”

Zero-shot chain of thought prompting berguna saat kamu ingin hasil cepat dan sesuai nalar tanpa harus menulis banyak contoh atau instruksi tambahan. Cocok buat brainstorming atau menyusun strategi dari nol.

Jenis-jenis prompt tersebut bisa kamu sesuaikan tergantung pada kebutuhan. Jika ingin hasil cepat, gunakan zero-shot. Tapi jika kamu menginginkan hasil lebih presisi atau analitis, gunakan few-shot atau chain of thought.

Lima prinsip prompting yang efektif

Membuat prompt tidak sama dengan menyusun kata. Kamu perlu memahami prinsip dasar agar hasil dari ChatGPT lebih sesuai, tidak ngawur, dan bisa langsung digunakan. Berikut ini adalah lima prinsip utama dalam membuat prompt yang efektif, lengkap dengan penjelasan dan contohnya.

1. Spesifik dan fokus

Semakin spesifik prompt yang kamu buat, semakin tepat respons dari AI. Banyak pengguna ChatGPT yang hanya menulis instruksi singkat seperti “Tolong jelaskan topik ini,” tanpa memberi detail apa pun. Akibatnya, jawaban AI bisa terlalu umum, kabur, atau bahkan melenceng dari maksud awal.

Tips:

  • Gunakan detail seperti topik, gaya bahasa, audiens, dan panjang tulisan.

  • Hindari istilah “tolong bantu” tanpa konteks yang jelas.

Contoh prompt tidak spesifik:

“Tolong buat artikel tentang diet.”

Contoh prompt spesifik dan fokus:

“Tulis artikel gaya informatif untuk pemula tentang diet keto, panjang 800 kata, bahasa Indonesia, dengan struktur poin dan subjudul.”

2. Sertakan konteks dan latar belakang

AI bekerja lebih baik ketika memahami siapa target pembaca dan untuk tujuan apa prompt dibuat. Konteks membantu ChatGPT menyaring informasi yang relevan dan menyesuaikan nada bahasa yang digunakan. Semakin lengkap konteks yang kamu berikan, semakin “manusiawi” hasil jawabannya.

Tips:

  • Jelaskan siapa audiensnya.

  • Sebutkan platform atau media output.

Contoh:

“Tulis penjelasan untuk pelajar SMA tentang perubahan iklim dalam 2 paragraf, dengan gaya bahasa sederhana dan analogi yang mudah dipahami.”

3. Tentukan format output

ChatGPT bisa memberikan jawaban dalam banyak bentuk, seperti paragraf, poin, tabel, listicle, ringkasan, dan lainnya. Tapi jika kamu tidak menyebutkan format output yang diinginkan, AI akan memberikan hasil berdasarkan tebakan terbaikny yang belum tentu sesuai.

Tips:

  • Langsung tuliskan format yang kamu mau di dalam prompt.

  • Tambahkan panjang atau jumlah poin jika diperlukan.

Contoh:

“Buatkan 5 poin ringkasan manfaat minum air putih dalam format listicle, lengkap dengan penjelasan singkat per poin.”

Dengan menyebutkan format secara eksplisit, kamu bisa menghemat waktu saat mengedit hasil akhirnya.

4. Gunakan role atau sudut pandang

ChatGPT akan bekerja lebih optimal saat diarahkan untuk mengambil peran tertentu. Kamu bisa meminta AI menjadi guru, ahli SEO, konsultan bisnis, bahkan tokoh sejarah. Ini sangat membantu ketika kamu butuh output yang sesuai dengan sudut pandang atau keahlian tertentu.

Tips:

  • Gunakan frasa seperti: “Bertindaklah sebagai…”, “Anggap kamu adalah…”, atau “Berperan sebagai…”

  • Kombinasikan role dengan gaya bahasa dan konteks.

Contoh:

“Bertindaklah sebagai pakar digital marketing, lalu buat strategi promosi media sosial untuk brand skincare lokal yang ingin menyasar Gen Z.”

5. Iteratif: uji, ulangi, dan sesuaikan

Prompt pertama kamu mungkin tidak langsung sempurna dan itu wajar. Membuat prompt adalah proses iteratif, artinya kamu perlu mencoba beberapa versi sampai mendapatkan hasil yang benar-benar memuaskan.

Tips:

  • Jangan takut mengulang atau memodifikasi prompt.

  • Analisis apa yang kurang dari jawaban AI sebelumnya, lalu perbaiki prompt-nya.

Contoh perbaikan iteratif:

Prompt awal:

“Tulis artikel tentang kelebihan kerja remote.”

Hasil terlalu umum. Lalu diperbaiki menjadi:

“Tulis artikel gaya IDN Times tentang 5 kelebihan bekerja secara remote bagi karyawan Gen Z, lengkap dengan contoh nyata dan gaya bahasa santai.”

Setelah beberapa kali percobaan, kamu akan tahu pola prompt mana yang paling cocok untuk kebutuhan. Kamu bisa menyimpannya sebagai template.

Dengan memahami dan menerapkan kelima prinsip di atas, kamu tidak hanya akan mendapat jawaban yang lebih relevan, tapi juga bisa memanfaatkan ChatGPT sebagai asisten produktivitas yang powerful. Prompt yang efektif ibarat kunci dan ketika kuncinya pas, pintu informasi bisa terbuka dengan sempurna.

Cara membuat prompt

Cara Membuat Prompt ChatGPT
ilustrasi antarmuka ChatGPT (unsplash.com/Levart_Photographer)

Setelah memahami prinsip-prinsip dasar prompting, kini saatnya kamu mulai praktik. Membuat prompt yang efektif tidak harus rumit.

Dengan mengikuti langkah-langkah terstruktur, kamu bisa menghasilkan instruksi yang jelas, tajam, dan menghasilkan respons AI yang sesuai harapan. Berikut ini panduan langkah demi langkah dalam menyusun prompt ChatGPT yang efektif dan bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan.

1. Tentukan tujuan utamamu

Langkah pertama adalah memahami dengan jelas apa yang ingin kamu capai dari ChatGPT. Apakah kamu ingin mendapatkan informasi, ide konten, ringkasan, penulisan ulang, atau analisis? Jangan langsung mengetik prompt tanpa tahu hasil akhirnya seperti apa.

Misalnya, jika ingin ChatGPT menulis artikel, kamu harus jelas sejak awal bahwa tujuannya adalah “menulis artikel untuk audiens Gen Z dengan gaya santai.” Tanpa tujuan yang spesifik, hasil AI akan cenderung umum atau tidak sesuai ekspektasi.

2. Tentukan target audiens

Setiap prompt akan lebih akurat jika kamu menyebutkan untuk siapa konten itu dibuat. Gaya bahasa, kedalaman materi, dan cara penyampaian akan sangat dipengaruhi oleh siapa targetnya: anak-anak, pelajar, mahasiswa, profesional, atau masyarakat umum.

Contohnya, penjelasan untuk anak SMA tentu berbeda dengan penjelasan untuk pakar ekonomi. Jadi, jangan ragu untuk menyertakan audiens secara eksplisit dalam prompt kamu.

3. Gunakan struktur prompt yang jelas

Prompt yang baik memiliki struktur yang rapi. Cara termudah adalah menggunakan format:

[Tugas] + [Konteks] + [Gaya Bahasa] + [Format Output]

Struktur ini membantu ChatGPT memahami tugas secara menyeluruh dan menghasilkan output yang tepat. Kamu juga bisa menambahkan instruksi tambahan seperti panjang tulisan, jumlah poin, atau sumber yang harus digunakan.

Contoh:

“Tulis artikel gaya IDN Times untuk mahasiswa tentang cara mengatur keuangan pribadi, panjang 800 kata, gunakan bahasa ringan dan baku, sertakan 3 tips utama dan contoh kasus nyata.”

4. Tambahkan detail teknis yang relevan

Selain struktur umum, kamu bisa menambahkan detail teknis untuk memperjelas batasan dan arah kerja ChatGPT. Misalnya, panjang jawaban (berapa kata atau paragraf), bahasa yang digunakan (Indonesia atau Inggris), dan bahkan tone (santai, profesional, akademis, atau humoris).

Semakin detail informasi teknis dalam prompt, semakin mudah bagi AI untuk menyesuaikan hasilnya.

5. Sertakan format output (opsional)

Jika kamu punya preferensi terhadap bentuk output, langsung saja cantumkan. Format bisa berupa listicle, poin-poin, paragraf, tabel, dialog, hingga headline berita. Tanpa petunjuk seperti ini, ChatGPT akan menggunakan format default yang mungkin tidak sesuai kebutuhan kamu.

Contoh:

“Tuliskan 5 rekomendasi tempat wisata alam di Jawa Barat dalam format listicle. Sertakan deskripsi, lokasi, dan harga tiket.”

6. Gunakan role atau sudut pandang khusus

Kamu bisa meminta ChatGPT untuk bertindak sebagai seseorang agar hasil lebih akurat sesuai keahlian atau gaya tertentu. Misalnya: “Bertindaklah sebagai pakar gizi,” atau “Bertindaklah sebagai editor konten IDN Times.”

Peran ini membantu AI memilih diksi, gaya bahasa, dan sudut pandang yang lebih sesuai dengan kebutuhanmu. Teknik role sering digunakan dalam penulisan artikel, copywriting, atau simulasi wawancara.

7. Hindari multi-instruksi dalam satu Prompt

Apabila ingin hasil yang fokus, hindari memberikan banyak perintah dalam satu prompt. Terlalu banyak tugas bisa membuat jawaban jadi kabur atau setengah-setengah.

Lebih baik, pecah tugas menjadi beberapa prompt terpisah. Sebagai gantinya, kirim prompt satu per satu untuk tiap kebutuhan agar hasilnya optimal dan rapi.

Contoh yang perlu dihindari:

“Tulis artikel tentang marketing digital, lalu buatkan juga caption Instagram dan beri contoh desain poster.”

8. Gunakan contoh atau referensi

Jika punya gaya tulisan atau format tertentu yang kamu inginkan, sertakan contoh referensi dalam prompt. ChatGPT akan menirukan gaya dan strukturnya selama kamu menyertakan instruksi yang tepat.

Referensi membantu AI menyesuaikan tone dan struktur dengan lebih cepat. Contoh:

“Tulis seperti gaya artikel IDN Times: paragraf pendek, ringan, dan to the point. Gunakan subjudul dan list jika perlu.”

9. Lakukan revisi prompt (iterasi)

Prompt pertamamu belum tentu bagus. Setelah menerima hasil pertama dari ChatGPT, evaluasi bagian mana yang kurang pas, lalu perbaiki dan ulangi prompt-nya.

Proses ini disebut iterasi. Justru dari proses revisi itulah kamu bisa belajar pola mana yang paling efektif untuk digunakan.

10. simpan dan dokumentasikan prompt yang sukses

Sudah menemukan prompt yang bekerja dengan sangat baik?Jangan lupa menyimpannya. Buatlah template atau library pribadi berisi kumpulan prompt yang bisa digunakan ulang untuk keperluan tertentu.

Dokumentasi prompt sangat berguna untuk kamu yang sering menggunakan AI. Terutama bagi kamu yang sering menulis artikel, copywriting, riset, atau bahkan pembuatan konten media sosial.

Contoh prompt ChatGPT yang bagus

1. Prompt ChatGPT untuk skripsi

“Buatkan latar belakang masalah skripsi tentang pengaruh digitalisasi terhadap UMKM di Indonesia, panjang 2 paragraf, gaya akademik, sertakan data dari BPS.”

2. Prompt ChatGPT untuk menulis artikel

“Tulis artikel gaya IDN Times tentang kebiasaan Gen Z yang unik dalam bekerja remote, panjang 1000 kata, bahasa ringan tapi informatif.”

3. Prompt ChatGPT untuk generate gambar

“Buat prompt Midjourney untuk gambar: 'Gadis cyberpunk di kota futuristik malam hari, penuh neon, ultra-detail, cinematic style, 8K’.”

3. Prompt ChatGPT untuk translate dokumen

“Terjemahkan dokumen akademik ini ke dalam bahasa Inggris dengan gaya formal dan natural, tanpa kehilangan makna asli.”

4. Prompt lainnya:

  • Buat konten Instagram edukatif

    “Tulis caption edukatif tentang personal finance untuk Gen Z, tidak lebih dari 150 kata.”

  • Riset ide produk

    “Buat 10 ide produk digital yang bisa dijual oleh freelancer pemula di tahun 2025.”

Contoh kasus proses pembuatan prompt

Misalnya kamu ingin minta artikel tentang “etika AI”. Prompt awal:

“Tulis tentang etika AI.”

Hasilnya sangat umum. Lalu kamu ubah:

“Tulis artikel gaya opini untuk mahasiswa tentang etika penggunaan AI dalam dunia pendidikan, panjang 700 kata, sertakan 2 contoh kasus dan pendapat ahli.”

Best practice menggunakan prompt

  • Selalu mulai dari kebutuhan kamu terlebih dahulu.

  • Gunakan checklist “apa, siapa, gaya, format” sebelum menulis prompt.

  • Simpan dan dokumentasikan prompt yang sudah efektif agar bisa digunakan ulang.

  • Gunakan struktur pertanyaan berurutan bila topiknya kompleks.

  • Jika memungkinkan, minta ChatGPT melakukan self-correction.

Kesalahan umum saat menulis prompt

Cara Membuat Prompt ChatGPT
ilustrasi AI ChatGPT (pexels.com/Matheus Bertelli)

Ada beberapa kesalahan yang sering terjadi saat membuat prompt ChatGPT. Sebaiknya hindari hal-hal berikut ini.

  • Prompt terlalu umum atau samar, seperti hanya menulis “Jelaskan ini.” Tanpa konteks, hasilnya pasti kabur.

  • Tidak menyebutkan format. Misalnya kamu ingin dalam bentuk daftar, tapi lupa bilang. AI bisa saja menjawab dalam paragraf panjang.

  • Terlalu banyak instruksi dalam satu prompt. Misalnya ingin artikel, tabel, opini, dan kutipan sekaligus. Pecah jadi beberapa prompt lebih baik.

  • Bahasa bercampur. Usahakan konsisten menggunakan satu bahasa agar AI tidak bingung.

Tools tambahan untuk membantu membuat prompt

Supaya membuat prompt ChatGPT lebih mudah, kamu bisa memanfaatkan bantuan tools lain. Beirkut beberapa tools yang bisa bantu kamu bikin prompt lebih bagus:

  • AIPRM for ChatGPT adalah plugin Chrome untuk menyimpan dan berbagi prompt terbaik.

  • PromptHero yaitu kumpulan prompt siap pakai untuk ChatGPT, Midjourney, DALL·E, dan lainnya.

  • FlowGPT adalah platfrom berbasis komunitas berbagi prompt yang bisa kamu modifikasi.

  • PromptPerfect adalah AI-powered tool untuk mengoptimalkan prompt kamu.

Kesimpulan

Jadi, demikian cara membuat prompt ChatGPT. Sekarang kamu jadi tahu, kan?

Prompt yang baik mampu mempercepat pekerjaan hingga membantu menyelesaikan tugas berat seperti skripsi atau perencanaan bisnis. Gunakan prinsip-prinsip prompting, pahami tujuanmu, dan jangan ragu untuk mencoba berbagai format hingga kamu menemukan yang paling cocok.

Seperti kata pepatah: garbage in, garbage out atau Input yang baik menghasilkan output yang baik. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

FAQ seputar prompt ChatGPT

1. Apakah ChatGPT memiliki generator prompt?
Ya, dengan bantuan plugin seperti AIPRM atau komunitas seperti PromptHero, kamu bisa mendapatkan prompt siap pakai.

2. Bagaimana cara membuat prompt?
Gunakan struktur [Tugas] + [Konteks] + [Gaya Bahasa] + [Format Output]. Tambahkan detail spesifik untuk hasil yang lebih tepat.

3. Berapa limit prompt ChatGPT?
Rata-rata prompt dibatasi 4096 token untuk versi gratis. Versi berbayar (GPT-4) bisa mencapai lebih dari 30.000 token.

4. Apakah prompt bisa digunakan berkali-kali?
Bisa. Bahkan lebih baik jika kamu menyimpannya dalam folder atau tools seperti Notion.

5. Apakah semua orang bisa membuat prompt yang baik?
Tentu saja. Semakin sering berlatih, semakin cepat kamu tahu gaya dan struktur prompt yang tepat.

Disclaimer: Artikel ini dibuat oleh AI dan telah melalui proses penyuntingan manual oleh tim content IDN Times untuk memastikan akurasi dan keterbacaan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us