Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penggunaan aplikasi ChatGPT di smartphone (unsplash.com/Zulfugar Karimov)

Intinya sih...

  • ChatGPT uji coba fitur baru bernama Study Together yang muncul di menu drop-down beberapa pengguna.

  • Berbentuk pendamping belajar interaktif, bukan hanya memberikan jawaban instan, tetapi juga memancing pengguna berpikir lebih dalam lewat tanya jawab dua arah.

  • Fitur ini diharapkan dapat memperkuat etika belajar digital, mengurangi kebiasaan copy-paste, dan membantu mencegah plagiarisme akademik.

Diam-diam, ChatGPT tengah melakukan uji coba fitur baru bernama Study Together yang tiba-tiba muncul di menu drop-down beberapa pengguna. Berdasarkan laporan Mashable, sejumlah pengguna di forum diskusi online membagikan tangkapan layar yang memperlihatkan opsi Study Together di menu alat ChatGPT. Kehadiran fitur ini langsung memicu rasa penasaran, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa yang sering memanfaatkan chatbot ini sebagai asisten virtual.

Berbeda dari mode chat biasa, Study Together dirancang sebagai pendamping belajar interaktif. Fitur ini tidak hanya memberikan jawaban instan, tetapi juga memancing pengguna berpikir lebih dalam lewat tanya jawab dua arah. Layaknya tutor virtual, ChatGPT akan memandu diskusi, memecah persoalan, dan menantang pemahaman dasar penggunanya. 

Lantas, apa saja yang perlu diketahui pengguna mengenai fitur baru ChatGPT yang ramai diperbincangkan di forum diskusi online? Ikuti pembahasan lengkapnya dalam artikel ini!

1. Bantu diskusi tugas, bukan sekadar kasih jawaban

ilustrasi antarmuka ChatGPT yang tampil di layar laptop (unsplash.com/Levart_Photographer)

Selama ini, ChatGPT sering dimanfaatkan siswa untuk mencari jawaban cepat atau menulis esai. Praktik ini memunculkan pro dan kontra karena dikhawatirkan membuat siswa malas berpikir dan hanya mengandalkan jawaban instan dari AI. Lewat Study Together, OpenAI mencoba menjawab kekhawatiran tersebut.

Bukan sekadar memberi jawaban final, chatbot akan membimbing siswa untuk berdiskusi. Misalnya, saat mengerjakan soal matematika, ChatGPT tidak langsung menampilkan hasil, tetapi memecah langkah-langkahnya satu per satu, mengajukan pertanyaan balik, dan memastikan siswa memahami konsepnya. Dengan begitu, siswa tetap harus aktif berpikir, menjawab, dan menjelaskan argumennya.

2. Sejalan dengan tren AI untuk edukasi

ilustrasi aplikasi ChatGPT di smartphone (unsplash.com/Tom Krach)

Mengutip TechCrunch, Minggu (13/07/2025), pendekatan Study Together mirip dengan proyek LearnLM milik Google. Bedanya, OpenAI tampaknya lebih menekankan belajar kolaboratif, bukan hanya transfer informasi satu arah. Pendekatan ini menekankan bahwa pengguna tidak sekadar menyalin jawaban, tetapi benar-benar terlibat dalam proses belajar.

Fitur ini diharapkan dapat memperkuat etika belajar digital, mengurangi kebiasaan copy-paste, dan membantu mencegah plagiarisme akademik. Dengan adanya Study Together, peran AI di bidang pendidikan bukan lagi sekadar mesin penjawab, tetapi juga pendamping belajar yang lebih bertanggung jawab. Bagi guru atau orangtua, fitur ini juga bisa menjadi cara baru untuk memantau sejauh mana anak benar-benar memahami materi sekolah.

3. Sambut tahun ajaran baru

ilustrasi pengguna sedang memakai ChatGPT di laptop (freepik.com/frimufilms)

CEO OpenAI, Sam Altman, sempat memberi isyarat bahwa GPT-5 akan dirilis pada musim panas tahun ini. Banyak yang menduga Study Together adalah salah satu fitur baru yang akan hadir bersamaan dengan GPT-5, sekaligus menyambut tahun ajaran baru di sejumlah negara. OpenAI tampaknya ingin memaksimalkan momentum ini agar Study Together bisa langsung dimanfaatkan para pelajar di semester mendatang.

Meski begitu, hingga kini belum ada kepastian apakah Study Together akan tersedia gratis untuk semua pengguna atau hanya untuk pelanggan ChatGPT Plus. OpenAI juga belum merilis detail resmi terkait jadwal peluncurannya. Banyak pengguna berharap fitur ini segera bisa diakses luas agar manfaatnya terasa di awal tahun ajaran baru.

Keberhasilan fitur ini akan sangat bergantung pada sambutan pengguna. Jika siswa, guru, dan sekolah merasa terbantu, bukan tidak mungkin Study Together akan membuka era baru diskusi tugas sekolah bersama AI. Sebaliknya, jika dianggap rumit atau kurang praktis, fitur ini bisa saja hanya menjadi percobaan singkat. 

Untuk itu, pantau terus kabar terbarunya, siapa tahu Study Together benar-benar mengubah cara siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas sekolah ke depannya. Nantikan pembaruan resminya dari OpenAI!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team