Inklusif, Ini 7 Negara dengan Teknologi yang Paling Ramah Disabilitas!

Sejak 1999, Amerika Serikat (AS) membusungkan dadanya sebagai negara di dunia yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Lebih dari satu dekade yang lalu, Amerika Serikat menyumbangkan 8 miliar dolar AS kepada WHO untuk mengembangkan AT.

Ibu kota AS, Washington D. C., adalah salah satu kota paling ramah disabilitas di dunia. Bayangkan saja, kota ini sudah membangun elevator di layanan transportasi umumnya untuk para penyandang disabilitas dengan kursi roda.

Selain itu, salah satu perusahaan transportasi di Washington D. C., ScootAround, menyediakan jasa sewa skuter dan kursi roda.

Selain Washington D.C., negara bagian Colorado juga adalah wilayah AS yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Selain menyediakan elevator di layanan transportasi umumnya, Colorado juga menyediakan layanan Via Mobility, yaitu layanan pintu-ke-pintu untuk mengantar kaum disabilitas yang berbasis di kota Boulder hingga Denver.

Selain dikenal sebagai "Kota Pasta", Italia juga dikenal sebagai salah satu kota di Uni Eropa yang ramah terhadap penyandang disabilitas.

Ibu kota Italia, Roma, adalah kota yang paling ramah terhadap disabilitas. Seluruh moda transportasi umumnya dibuat ramah disabilitas. Kota tua ini juga dilengkapi dengan jalur-jalur khusus penyandang disabilitas.

Bagi wisatawan disabilitas dari mancanegara, mereka dapat menikmati wisata bis ke tempat-tempat terkenal seperti Colosseum dan Vatikan. Di sana, para wisatawan dengan disabilitas juga dapat menyewa skuter untuk berkeliling kota.

Fakta menarik, Roma adalah salah satu kota di benua Eropa yang memiliki hotel ramah disabilitas terbanyak, lebih dari 700 hotel!

Di tempat ke-3, tedapat Jerman, salah satu negara di benua Eropa yang terkenal akan jurusan kedokterannya. Tahun demi tahun, Jerman terus berupaya untuk meningkatkan keramahannya terhadap kaum disabilitas dari segi layanan kesehatan dan teknologi.

Pada 2013, ibu kota Jerman, Berlin, mendapat penghargaan "2013 EU City Access Award" dari Komisi Uni Eropa atas kebijakan disabilitasnya yang komprehensif dan berbagai investasi untuk teknologi ramah disabilitas.

Hampir 100 persen moda transportasi umum di Berlin bersifat ramah disabilitas. Terdapat jalur khusus disabilitas, dan peringatan di penyeberangan jalan. Banyak lokasi wisata di Berlin serta tempat nongkrongnya juga sudah bersifat ramah disabilitas.

Ibu kota Inggris, London, adalah salah satu kota di dunia yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Pada Juli 2018, London adalah tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) disabilitas global.

Sama seperti Berlin, London juga terus bekerja untuk menjadikan kotanya ramah terhadap penyandang disabilitas. Pemerintah Inggris juga berencana untuk mengundangkan peraturan bagi lokasi wisata agar menyediakan akses bagi penyandang disabilitas.

Fakta yang paling mengejutkan dari London adalah, taksi di kota tersebut menyediakan akses untuk para penyandang kursi roda. Jadi, tak perlu repot-repot melipat kursi roda atau mengeluarkannya lagi dari dalam bagasi.

Ide cemerlang ini tak terpikirkan oleh kota lainnya pada saat itu. Namun, sekarang, hampir seluruh kota di Inggris dan negara maju di dunia memiliki armada taksi yang ramah disabilitas.

Jalan-jalan di kota London memiliki jalur khusus kursi roda, dan hampir semua hotelnya memiliki kamar khusus penyandang disabilitas.

Belajar dari negara-negara maju, negara Uni Emirat Arab (UAE) ingin menjadikan kotanya yang terpadat, Dubai, sebagai kota yang ramah disabilitas.

Kota Dubai menyediakan moda transportasi umum terpadu yang ramah bagi para penyandang disabilitas yang hendak pergi ke bandara.

Bandara Internasional Dubai adalah salah satu bandara yang paling ramah disabilitas di dunia. Bagaimana tidak? Bandara tersebut menyediakan jalur pemeriksaan dan paspor khusus bagi penyandang disabilitas. Toilet-toilet di bandara tersebut juga dirancang ramah disabilitas.

Sama seperti negara-negara lainnya, Dubai juga menyediakan berbagai hotel kelas dunia yang merancang kamarnya ramah terhadap penyandang disabilitas. Teladan banget ya.

Kecil-kecil cabe rawit, ternyata, Singapura adalah negara sekaligus kota paling ramah disabilitas se-ASEAN dan se-Asia. Kamu yang pernah mengunjunginya pasti setuju.

Sangat menyayangi warganya yang menyandang disabilitas, Singapura menerapkan standar aksesibilitas tanpa batas bagi para penyandang disabilitas. Dengan kata lain, bukan hanya yang duduk di kursi roda, namun yang tuli dan buta pun juga tidak dikucilkan.

Hal-hal kecil seperti pelat dengan huruf Braille dan tanda penunjuk jalan di stasiun mass rapid transit (MRT) bagi kaum tuna netra. Seperti London, taksi di Singapura juga dapat menampung kursi roda.

Bukan hanya moda transportasi umum, tempat wisata di Singapura seperti Singapore Zoo dan Sentosa Island juga ramah disabilitas.

Berbicara soal keramahan terhadap disabilitas, terdapat dua kota di Australia yang dibilang paling ramah terhadap disabilitas.

Kota pertama adalah Melbourne yang moda transportasi umumnya adalah salah satu yang paling ramah disabilitas di dunia.

Selain trem listrik yang ceper untuk memudahkan kaum penyandang disabilitas, Melbourne juga menyediakan layanan bis sesuai permintaan bagi mereka yang tidak dapat sempat naik kereta. Pastinya, layanan bis itu ramah disabilitas.

Kota kedua adalah Sydney, yang kerap kali disangka ibu kota Australia (padahal Canberra). Terlepas dari maraknya kuliner, seni, dan teknologi di Sydney, kota tersebut juga ramah terhadap penyandang disabilitas.

Moda transportasi umum di Sydney, terutama bis, menggunakan teknologi khusus (kerbside kneeling technology) dan jalur-jalur kursi roda yang memudahkan penyandang disabilitas menaiki bis.

Salah satu ikon kota Sydney, Sydney Opera House, menyediakan jasa interpretasi bahasa isyarat bagi kaum tuna rungu.

Itulah negara beserta kotanya yang paling ramah terhadap kaum difabel. Indonesia kapan? Semoga segera ya!