Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Membuat Desain Web yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Ilustrasi mengakses situs web (pexels.com/PhotoMIX Company)
Ilustrasi mengakses situs web (pexels.com/PhotoMIX Company)

Desain web yang ramah lingkungan kini menjadi perhatian utama bagi banyak pemilik situs web. Dengan teknologi yang terus berkembang, semakin banyak cara untuk membuat desain web yang tidak hanya menarik tetapi juga berkelanjutan. Yuk, simak bagaimana kamu bisa menerapkan desain web ramah lingkungan di situsmu!

Mengurangi jejak karbon tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan performa situs web kamu.

Berikut ini adalah tujuh cara yang bisa kamu terapkan untuk mencapai desain web yang ramah lingkungan.

1. Mengoptimalkan efisiensi energi

Ilustrasi website (pexels.com/Christina Morillo)
Ilustrasi website (pexels.com/Christina Morillo)

Salah satu langkah penting dalam menciptakan desain web yang ramah lingkungan adalah mengoptimalkan efisiensi energi. Teknologi seperti internet, pusat data, dan berbagai perangkat menggunakan energi yang cukup besar. Dengan efisiensi energi yang lebih baik, kamu bisa mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon.

Penggunaan praktik pengkodean yang efisien dapat sangat membantu. Misalnya, menggunakan perpustakaan yang hemat energi, mengoptimalkan kode dan aset, serta memanfaatkan struktur data yang sesuai. Ini semua dapat mengurangi beban energi pada server dan perangkat pengguna.

2. Menerapkan virtualisasi server dan CDN

Ilustrasi membuat website (pexels.com/Christina Morillo)
Ilustrasi membuat website (pexels.com/Christina Morillo)

Server virtualisasi dan content delivery networks (CDN) adalah strategi lain yang efektif. Virtualisasi server memungkinkan pembagian server fisik menjadi beberapa server virtual unik, mengurangi kebutuhan akan perangkat keras tambahan. Ini tidak hanya menghemat energi tetapi juga biaya.

CDN membantu mempercepat pengiriman konten dengan mendekatkannya ke pengguna. Dengan mengurangi jarak yang harus ditempuh data, CDN dapat mengurangi latensi dan konsumsi energi, yang berdampak positif pada lingkungan.

3. Mengoptimalkan gambar dan media

Laman web dengan gambar (pexels.com/Bhavishya :))
Laman web dengan gambar (pexels.com/Bhavishya :))

Gambar dan media seringkali menjadi elemen terberat pada halaman web. Mengoptimalkan file-file ini sangat penting untuk mempercepat waktu muat dan mengurangi jejak karbon situs web kamu. Setiap kali gambar yang lebih kecil atau dioptimalkan dimuat, lebih sedikit energi yang digunakan.

Kamu bisa mengevaluasi kinerja situs web dan mengurangi ukuran gambar, menghilangkan foto yang tidak perlu, serta menggabungkan file cascading style sheets (CSS) untuk mengurangi permintaan hypertext transfer protocol (HTTP). Ini semua membantu mengurangi konsumsi energi setiap kali situs web dikunjungi.

4. Mengutamakan aksesibilitas dan inklusivitas

Ilustrasi membuat website (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi membuat website (pexels.com/Mikhail Nilov)

Desain yang inklusif dan aksesibel bukan hanya tentang kenyamanan pengguna, tetapi juga berdampak pada keberlanjutan. Dengan menambahkan teks alternatif untuk gambar dan konten multimedia, kamu membantu pengguna dengan gangguan penglihatan untuk mengakses konten. Ini juga berarti kontenmu lebih ringan dan cepat diakses.

Memastikan situs web kamu kompatibel dengan teknologi bantu dan mengikuti pedoman aksesibilitas membantu menciptakan situs yang ramah lingkungan dan inklusif. Ini adalah solusi terbaik bagi semua pihak.

5. Membuat konten berkualitas tinggi dan tahan lama

Ilustrasi merancang konten (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Ilustrasi merancang konten (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Konten yang berkualitas dan tahan lama dapat mengurangi frekuensi pembaruan dan menghemat energi. Dengan menyediakan antarmuka pengguna yang lebih baik dan desain yang lebih mudah dinavigasi, kamu tidak hanya meningkatkan retensi pelanggan tetapi juga mengurangi kebutuhan untuk perombakan besar-besaran.

Desain user interface (UI) dan user experience (UX)  yang baik akan membuat pengguna kembali lagi ke situsmu tanpa perlu terlalu banyak perubahan atau pembaruan yang memakan energi. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga keberlanjutan.

6. Menggunakan green web hosting

Ilustrasi ramah lingkungan (pexels.com/Ksenia Chernaya)
Ilustrasi ramah lingkungan (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Green web hosting adalah layanan hosting web yang mempromosikan keberlanjutan lingkungan dengan mengandalkan energi terbarukan seperti angin, surya, atau tenaga air. Dengan menggunakan ini, kamu tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga menarik pelanggan yang sadar lingkungan.

Green web hosting membantu meningkatkan citra merek kamu di mata konsumen yang peduli akan lingkungan. Selain itu, green web hosting sering kali juga menawarkan performa yang tidak kalah dengan hosting konvensional.

7. Memantau dampak lingkungan secara rutin

Ilustrasi memantau lingkungan (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Ilustrasi memantau lingkungan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menilai dampak lingkungan situs web kamu secara rutin adalah langkah penting untuk memastikan keberlanjutan. Menggunakan alat seperti EcoIndex, Website Carbon Calculator, dan PageSpeed Insights dapat membantu kamu mengevaluasi dan meningkatkan desain web kamu.

Dengan menetapkan tujuan dan tolak ukur keberlanjutan, kamu bisa terus meningkatkan dampak positif situs web kamu terhadap lingkungan. Melibatkan pemangku kepentingan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya desain ramah lingkungan juga sangat penting.

Desain web yang ramah lingkungan tidak hanya menguntungkan lingkungan tetapi juga meningkatkan efisiensi dan performa situs web kamu. Mulai dari sekarang, yuk tingkatkan keberlanjutan desain web kamu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
Bayu Nur Seto
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us