Konten Video Pendek, Jadi Jurus Baru bagi Brand untuk Pikat Hati Gen-Z

Ada strateginya guys, cek sini!

Di era digital yang serba cepat, konten video durasi pendek muncul sebagai sebuah terobosan baru dalam dunia konsumsi media digital. Dengan rentang perhatian audiens semakin menyusut, konten video seperti ini menjadi pilihan ideal untuk dikonsumsi, terutama di kalangan Gen-Z.  

Konten video berdurasi pendek memiliki kekuatan yang dominan di berbagai platform online, memikat penonton dengan sifatnya yang ringkas dan menarik. Biasanya gaya konten ini 

memperoleh popularitas luas sebagai respons dari keinginan Gen-Z terhadap hal yang tidak memakan waktu, mudah dicerna, memberikan kepuasan, serta memiliki engagement yang bermakna untuk mereka.

Nah, bagaimana sih brand bisa menggunakan hal untuk menjangkau Gen-Z? Simak lengkapnya di bawah, ya!  

1. Sebanyak 29 persen Gen-Z lebih suka menonton konten video

Konten Video Pendek, Jadi Jurus Baru bagi Brand untuk Pikat Hati Gen-Z

Laporan Indonesia Gen-Z terbaru yang dirilis oleh IDN Research Institute mengungkap, bahwa 29 persen Gen-Z mengaku lebih suka menonton konten video, sedangkan hanya tujuh persen lebih menyukai artikel berbasis visual, dan tiga persen lebih suka membaca artikel. Sisanya mengkonsumsi kombinasi ketiganya.

Pertumbuhan platform video pendek yang cepat dan agresif ini tidak luput dari perhatian para praktisi pemasaran. Semakin banyak brand dan UMKM yang memanfaatkan platform digital, seperti Instagram Reels, untuk menjangkau Gen-Z dan menciptakan kampanye pemasaran viral.

Baca Juga: 5 Kesalahan Ngonten di Instagram Reels, Bikin Makin Susah Viral

2. Platform digital jadi lahan subur brand dan UMKM

Konten Video Pendek, Jadi Jurus Baru bagi Brand untuk Pikat Hati Gen-ZInstagram Reels (Dok. Meta)

Platform-platform digital yang menawarkan konten video berdurasi pendek ini menawarkan lahan subur bagi brand dan UMKM untuk menampilkan produk secara kreatif dan lebih fresh. Hal ini membuka kesempatan bagi brand dan UMKM untuk mencoba hal-hal baru dalam melakukan interaksi dengan konsumen secara lebih autentik, dan bahkan berkolaborasi dengan influencer untuk memperkuat pesan brand dan UMKM mereka.

Tri, contohnya, yang mencoba menggunakan Instagram Reels untuk kampanye Happy Ramadan. Mengingat Ramadan merupakan salah satu musim belanja terbesar di Indonesia, Tri berupaya menjangkau audiens Gen Z yang lebih luas dengan kampanye “Happy Ramadan” mereka. Bekerja sama bersama dengan Meta dan agensi PHD Media, Tri mengintegrasikan iklan Reels ke dalam strategi kampanye iklan video reguler untuk semakin meningkatkan brand awareness Tri di Instagram. VP Head of Media Strategy Tri, Tines Priandini, mengatakan bahwa pemanfaatan Reels dalam kegiatan pemasaran digital perusahaan telekomunikasi tersebut menjadi unsur penting dalam meningkatkan bisnis dan brand awareness Tri. 

“Sebagai brand, sangat penting bagi kami untuk hadir di platform digital demi meningkatkan brand awareness.Salah satu cara efektif yang kami pelajari adalah melalui Instagram Reels, terutama mengingat segmen utama Tri adalah Gen-Z. Tri sangat terbantu oleh Instagram Reels yang menjangkau pasar dan audiens lebih luas termasuk luar negeri," ujar Tines.

Menurut Tines, dari berbagai platform yang digunakan dalam kampanye tersebut, konten video berdurasi pendek yang dibagikan Tri di Instagram Reels menunjukkan performa sangat kuat. Hasilnya menunjukkan, bahwa mengkombinasikan konten iklan Reels dengan kampanye reguler tiga kali lipat lebih efektif dalam meningkatkan brand awareness di kalangan pengguna berusia 18–24 tahun.

3. Maksimalkan Reels untuk jangkau audiens

Konten Video Pendek, Jadi Jurus Baru bagi Brand untuk Pikat Hati Gen-ZInstagram Reels (Dok. Meta)

Clarissa Puteri, beauty influencer yang juga sering bekerja dengan brand dan UMKM, juga mengaku bersemangat dalam membuat konten karena merasa didukung oleh platform melalui berbagai fitur yang terus diperbarui demi kemudahan dan kenyamanan penggunanya. 

Clarissa juga memberikan tips untuk dapat memaksimalkan Reels. Ia juga mengajak untuk mencari keunikan dari konten yang kita buat agar penonton tidak mudah bosan. "Menurutku penting untuk mengetahui bagaimana caranya agar audiens-ku terus engaged dengan konten-konten yang aku bagikan di Reels. Aku buat kontennya autentik dan seunik mungkin. Boleh mengikuti tren, tapi harus tetap ada value lain yang berbeda yang bisa kita tawarkan ke audiens kita. Be authentic, be unique," kata Clarissa.

4. Strategi pikat Gen-Z: ciptakan konten menghibur dan bermakna

Konten Video Pendek, Jadi Jurus Baru bagi Brand untuk Pikat Hati Gen-ZInstagram Reels (Dok. HubSpot)

Seiring dengan berkembangnya tren konten video berdurasi pendek, mencapai keseimbangan yang tepat antara konten yang menghibur dan pesan yang bermakna menjadi hal penting yang perlu dipertimbangkan. Kreator konten dan praktisi pemasaran harus dapat menyesuaikan strategi agar dapat memikat Gen-Z, sambil juga mempertahankan penggunaan yang bertanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan mental pengguna.

Merangkul tren ini dan memanfaatkan potensinya akan sangat penting bagi brand dan UMKM. Bukan hanya karena konten video berdurasi pendek lebih mudah dicerna oleh berbagai jenis audiens, tetapi juga dapat meningkatkan engagement dengan audiens dan menjadikan brand dan UMKM tetap relevan dalam dunia media digital yang dinamis. (WEB/BAP)

Baca Juga: 5 Tips Strategi Pemasaran di Reels dan Instastory

Topik:

  • Bima Anditya Prakasa

Berita Terkini Lainnya