7 Ciri Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal Berpartisipasi

Hindari survei yang meminta data sensitif

Banyak perusahaan melakukan riset pasar melalui survei online. Untuk menarik minat orang-orang agar mau berpartisipasi dalam survei, perusahaan pembuat survei menawarkan imbalan berupa uang. Banyak orang tertarik berpartisipasi dalam survei berbayar karena berharap bisa mendapatkan uang hanya dengan meluangkan sedikit waktu untuk mengisi data.

Namun, sebaiknya berhati-hati dan tidak asal mengikuti survei online berbayar. Pasalnya, banyak penipu menggunakan survei online palsu untuk mencuri data dan uang dari orang-orang yang tidak menaruh curiga.

Agar tidak menjadi korban, yuk kenali ciri-ciri penipuan berkedok survei online.

1. Permintaan informasi pribadi yang berlebihan

7 Ciri Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal BerpartisipasiIlustrasi perempuan sedang mengisi survei online (freepik.com/user6784050)

Survei online biasanya meminta sedikit informasi darimu untuk menentukan apakah kamu merupakan kandidat survei yang tepat. Namun, informasi yang diminta bisanya cukup dasar, seperti lokasi, usia, jenis kelamin, dan penghasilan. Namun, berhati-hatilah terhadap survei online yang meminta terlalu banyak informasi pribadi.

Membocorkan terlalu banyak informasi pribadi membuatmu rentan terhadap pencurian identitas. Bahkan, penipu bisa menguras tabungnmu lewat informasi yang kamu berikan. Hindari memberikan informasi apa pun seputar nomor KTP, rekening bank, dompet digital, jaminan sosial, alamat rumah, dan informasi sensitif lainnya.

2. Tidak ada nama perusahaan

7 Ciri Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal Berpartisipasiilustrasi survei online palsu (freepik.com/iconicbestiary)

Survei yang sah akan menampilkan nama atau logo perusahaan pada survei yang mereka buat. Jika tidak ada nama perusahaan dan logo, ini jelas merupakan tanda bahaya.

Jangan pernah mengisi survei yang tidak jelas siapa pembuatnya. Jaga keamananmu di internet dengan tidak asal memberikan informasi pribadi. Juga, selalu periksa reputasi perusahaan pembuat survei sebelum berpartisipasi dalam survei tersebut.

3. Meniru identitas perusahaan terkenal

7 Ciri Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal Berpartisipasiilustrasi survei online palsu (freepik.com/stories)

Hanya karena survei online tersebut menyatakan berasal dari perusahaan terkenal, bukan berarti survei tersebut benar-benar berasal dari perusahaan yang dimaksud. Ya, penipu bisa menyamar sebagai perusahaan yang sah agar calon korbannya yakin dan mau mengisi survei.

Kamu bisa mengetahui keaslian survei dengan melihat logo pada survei. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai berupa: perbedaan warna dengan logo yang asli, ukuran atau bentuknya tidak lazim, dan logo tampak buram. 

Selain itu, coba periksa media sosial atau web resmi perusahaan. Lihat apakah ada peringatan seperti “Perusahaan ABC tidak sedang mengadakan survei berbayar.”

Baca Juga: 5 Teknik Phishing Terbaru yang Harus Diketahui, Waspada!

4. Muncul banyak email spam setelah membuat akun

7 Ciri Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal Berpartisipasiilustrasi email (pexels.com/Torsten Dettlaff)

Email spam sangat umum terjadi dan banyak di antaranya adalah penipuan. Jika kamu tiba-tiba menerima banyak email spam setelah membuat akun dan mengisi survei online, kemungkinan kamu telah menjadi korban penipuan. Ini karena pembuat survei palsu telah menjual datamu ke pihak lain.

Untuk memastikan kamu tidak menjadi korban penipuan lebih jauh, kenali seperti apa email phising. Penjahat semakin kreatif dengan upaya phishing mereka. Banyak pesan yang terlihat sah jika dilihat sekilas, tapi ternyata merupakan phishing.

5. Domain baru

7 Ciri Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal Berpartisipasiilustrasi survei online palsu (freepik.com/rawpixel)

Agar bisa terus melancarkan aksinya, penipu akan segera menghapus domain yang digunakan untuk membuat survei palsu. Kemudian, mereka membuat domain baru dan kembali mengedarkan survei online palsu.

Jadi, sebelum mengisi survei online, periksa domain si pembuat survei. Cari tahu kapan domain itu dibuat. Jika domain tersebut dibuat baru-baru ini, kemungkinan itu adalah survei palsu dan segeralah tinggalkan.

6. Email berasal dari akun gratis

7 Ciri Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal Berpartisipasiilustrasi email (unsplash.com/Yogas Design)

Perusahaan yang memiliki reputasi baik biasanya mencantumkan nama mereka di alamat email sehingga penerima dapat memeriksa keabsahannya. Hampir tidak ada perusahaan resmi yang menggunakan email gratisan.

Juga, pastikan untuk memperhatikan alamatnya dengan cermat. Beberapa penipu akan meniru alamat email perusahaan yang sah dengan mengubah sesuatu, misalnya menggunakan garis bawah yang seharusnya tidak ada atau menambahkan karakter untuk mengelabui calon korbannya.

7. Membuat penawaran yang tidak realistis

7 Ciri Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal Berpartisipasiilustrasi giveaway (freepik.com/freepik)

Jika pembuat survei menawarkan klaim yang tidak realistis, tinggalkan saja. Penipu memancing pengguna untuk membocorkan informasi pribadi dengan menjanjikan keuntungan palsu. Misalnya, meminta kata sandi dompet digital dengan klaim sebagai syarat untuk menerima uang senilai jutaan rupiah.

Pembayaran dari survei online rata-rata hanya sebesar puluhan ribu rupiah. Selain itu, mereka tidak akan meminta data sensitif, seperti foto KTP, informasi kartu kredit, kata sandi dompet digital, dan sebagainya. Jadi, jika ada survei yang menawarkan hadiah fantastis, sebaiknya tinggalkan saja.

Akhir kata, survei online adalah alat riset pasar populer yang digunakan oleh banyak perusahaan karena cepat, mudah, dan murah untuk dilakukan. Sayangnya, ini banyak dimanfaatkan oleh penipu untuk mengelabui orang agar menyerahkan uang atau informasi pribadi. Jika kamu berpartisipasi dalam survei online, pastikan kamu mencermati tanda peringatan yang telah dipaparkan.

Baca Juga: 3 Jalur Selamat jika Kamu Terlanjur Klik Link Phishing!

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya