Facebook Akan Luncurkan Satelit Internet Baru yang Murah & Super Cepat

Perangkat baru ini dirancang untuk secara efisien menyediakan akses broadband ke area yang belum terlayani dan kurang terlayani di seluruh dunia, menurut sebuah aplikasi jejaring sosial yang tampaknya telah mengajukan bersama FCC dengan nama PointView Tech LLC.

Dengan pengarsipan, Facebook bergabung bersama SpaceX milik Elon Musk dan OneWeb yang didukung Softbank, dua organisasi yang didanai dengan baik yang mengerjakan proyek serupa. Bahkan SpaceX meluncurkan dua pertama dari apa yang diharapkan akan menjadi ribuan satelit Starlink-nya baru-baru ini Februari lalu.

Pada tahun 2016, seorang pengacara dari perusahaan meminta untuk bertemu dengan pejabat FCC di Kantor Teknik & Teknologi dan Divisi Satelit Biro Internasional demi membahas permohonan lisensi eksperimental, untuk membangun dan mengoperasikan sistem satelit LEO (Low Earth Orbit) kecil dengan misi durasi terbatas. Email menunjukkan bahwa Facebook juga mengatur pertemuan berikutnya dengan FCC pada bulan Juni dan Desember 2017.

Dalam pertemuan lain dari akhir April tahun ini, pengacara yang sama meminta untuk mengatur pertemuan lain untuk membahas "aplikasi eksperimental satelit kecil" kliennya. Aplikasi tersebut diajukan kepada FCC pada hari berikutnya dengan nama PointView Tech LLC. Di banyak bursa, tidak ada yang langsung menghubungkan PointView ke Facebook. Pengacara kebanyakan mengacu pada kliennya yang menggunakan nama itu, bukan salah satu media sosial. Tetapi beberapa email mengandung bukti bahwa PointView adalah anak dari perusahaan teknologi raksasa.

Kemudian dalam email dari Mei tahun ini, pengacara langsung merujuk ke Facebook. Dalam pertukaran yang mengoordinasikan pertemuan yang tampaknya berlangsung pada 10 Mei, pengacara mengatakan 4 perwakilan dari Facebook akan hadir. Menurut profil LinkedIn mereka, individu yang disebutkan semuanya dipekerjakan di media sosial tersebut sebagai pengacara, pimpinan kebijakan, atau kepala teknisi.

Juru bicara Facebook mengatakan bahwa meskipun mereka tidak memiliki proyek spesifik apa pun untuk diinformasikan saat itu, mereka percaya teknologi satelit akan menjadi pendukung penting dari infrastruktur broadband generasi mendatang. Sehingga memungkinkan untuk membawa konektivitas broadband ke daerah pedesaan, di mana konektivitas internet kurang atau tidak ada.

Rencana Facebook untuk meluncurkan satelit internet baru mungkin terdengar ambisius, tetapi tidak keluar dari karakter utama perusahaannya. Perusahaan telah lama menyampaikan minat untuk menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses ke koneksi internet yang terjangkau dan berkualitas, meskipun tidak selalu tanpa kontroversi.

Program Internet.org yang paling terkenal - dan paling diperebutkan - adalah Free Basics. Program ini menawarkan akses gratis ke beberapa situs web, termasuk Facebook, pada masyarakat di lebih dari 60 negara. Kritikus mengeluh bahwa Free Basics menciptakan internet dua tingkat, yang semakin memperburuk kesenjangan digital antara negara maju dan berkembang. India akhirnya melarang program tersebut pada tahun 2016.

Bagian lain dari Internet.org adalah Connectivity Lab, kelompok penelitian untuk mengembangkan teknologi baru dalam hal memfasilitasi akses internet, termasuk satelit. Laboratorium tersebut meluncurkan satelit yang dirancang untuk menyediakan internet di Afrika pada roket SpaceX di tahun 2016, tetapi instrumen itu hancur ketika roket itu meledak. Satelit itu, bagaimanapun, rencananya diluncurkan ke orbit transfer geosynchronous — jauh lebih tinggi daripada orbit rendah satelit Athena yang sekarang dikembangkan Facebook.

Facebook juga telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengerjakan Aquila, drone bertenaga surya yang dirancang untuk memancarkan internet ke Bumi. Bulan lalu, Facebook mengumumkan tidak akan lagi membangun pesawat sebagai bagian dari proyek, meskipun tetap terus mengembangkan teknologi yang terkait, seperti perangkat lunak.

Itulah yang dinyatakan oleh Kerri Cahoy, seorang profesor aeronautika dan astronotika di MIT yang mempelajari nanosatellites. Dia menerima hibah penelitian dari laboratorium konektivitas Facebook pada 2015. Menurutnya, satelit adalah salah satu hal yang paling memunculkan biaya, karena cukup mahal untuk dibangun.

Facebook, SpaceX dan lainnya juga jauh dari hasil kumpulan perusahaan perintis yang tertarik untuk meluncurkan armada satelit orbit rendah di bumi. Pada 1990-an, Teledesic yang dibiayai oleh Bill Gates melakukan hal yang sama, tetapi menghadapi kemunduran dan akhirnya mengalami kebangkrutan. Perusahaan lain yang mengejar proyek serupa, seperti Iridium dan Globalstar, sebagian besar menghadapi nasib yang sama.

Tantangan lain untuk Facebook dan perusahaan lain yang tertarik dengan internet satelit akan menentukan apakah orang yang mereka coba layani benar-benar ingin membayar layanan internet yang mereka sediakan. Teknologi satelit saja tidak akan membantu mengembangkan literasi digital, atau meyakinkan orang bahwa online — atau di Facebook — adalah ide yang bagus. Tetapi ini tentu saja merupakan langkah awal literasi teknologi. Kamu sendiri sudah siap menghadapi dunia yang sepenuhnya berurusan dengan internet? Bagikan pendapatmu di kolom komentar ya!