Jadi Layanan Internet Terpopuler 2022, Google Kalahkan TikTok!

Jika berbicara tentang tingkat kepopuleran, TikTok tentu jadi salah satu layanan internet yang paling populer. Aplikasi media sosial untuk video tersebut memang memiliki banyak pengguna, terutama di kalangan anak muda. Tak heran kalau CloudFlare menobatkan TikTok sebaya layanan internet terpopuler 2021.
Namun, 2022 takhta tersebut berhasil digeser oleh Google. CloudFlare menobatkan Google jadi layanan internet paling populer sepanjang 2022!
Google berdiri di posisi 1, TikTok jadi ke-3
CloudFlare sendiri merilis laporan mereka dalam tajuk "Cloudflare Radar 2022 Year in Review". Dalam laporan tersebut, tertulis daftar 10 besar layanan internet paling populer sepanjang tahun 2022. Berikut daftarnya:
- Apple, (4) TikTok (Seimbang)
- YouTube
- Microsoft
- Amazon Web Services
- Amazon
- iCloud, Netflix, Twitter, Yahoo (Seimbang)
Cara hitung berbeda dari tahun 2021

TikTok memang turun ke peringkat 3 dan Google berhasil meraih posisi pertama dalam daftar tahun 2022 ini. Namun, pihak CloudFlare sendiri menjelaskan kalau ranking di tahun ini tak bisa dibandingkan dengan tahun 2021.
Tahun 2022 CloudFlare menggunakan algoritma baru bernama Radar 2.0 untuk mencatat trafik layanan-layanan internet yang ada di seluruh dunia, dan ranking layanan internet terpopuler 2022 dihasilkan berdasarkan algoritma tersebut. Tentu saja dengan adanya algoritma baru kita tak bisa begitu saja membandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menggabungkan beberapa domain yang dimiliki layanan internet yang sama

Selain itu, yang membedakan algoritma tahun 2022 dengan tahun 2021 adalah adanya pengelompokan domain. Algoritma baru yang digunakan CloudFlare mengelompokkan domain yang semuanya termasuk dalam satu layanan Internet. Misalnya, Google terdiri dari google.com, google.pt, dan mail.google.com. Seluruh layanan populer Google tersebut digabung jadi satu di bawah satu layanan Internet "Google" untuk lebih memudahkan.
Pengecualian ada pada kasus Meta. Meskipun Meta mengoperasikan Facebook dan Instagram, konsumen biasanya menganggap kedua merek tersebut sebagai brand yang berbeda. Sehingga CloudFlare memutuskan untuk mengelompokkan domain yang terkait dengan layanan tersebut secara terpisah.