5 Risiko Sistem COD untuk Penjual dan Pembeli di Marketplace

Meskipun mudah, sistem COD dinilai punya beberapa kekurangan

Di tengah era digital yang serba praktis, hampir semua kalangan masyarakat berbelanja secara daring di marketplace. Berbagai metode pembayarannya pun beragam, mulai dari transfer mobile banking, melalui minimarket, sampai dengan sistem cash on delivery (COD). 

COD adalah sistem pembayaran ketika barang sudah sampai kepada pembeli. COD menjadi solusi bagi orang yang tak memiliki akun bank atau tak ingin repot-repot pergi ke minimarket untuk melakukan pembayaran. Selain itu, COD juga bisa mengurangi terjadinya penipuan. 

Sayangnya, terdapat risiko sistem COD bagi penjual dan pembeli. Sebelum kamu memilih sistem COD sebagai metode pembayaran di marketplace, ada baiknya mengetahui beberapa kekurangan sistem COD seperti yang dijelaskan dalam pembahasan di bawah ini. 

1. Akun pembeli beresiko terkena sanksi jika terlalu sering menolak paket yang sudah sampai

5 Risiko Sistem COD untuk Penjual dan Pembeli di Marketplaceilustrasi akun terkena sanksi (freepik.com/macrovector)

Sistem COD memungkinkan pembeli tidak perlu mengeluarkan uang sebelum barang berhasil dikirim. Meski begitu, justru inilah yang menimbulkan penyalahgunaan sistem COD. Pembeli melakukan pemesanan, kemudian penjual mengirimkan pesanan sampai ke rumah pembeli, namun pada akhirnya pembeli membatalkan pesanan karena berbagai alasan. Tentu saja itu merugikan pihak penjual dan kurir. Pihak marketplace biasanya akan memberikan sanksi kepada akun pembeli jika terlalu sering melakukan pembatalan pesanan COD saat barang sudah sampai di tujuan.

2. Pembeli harus siap di tempat dan menyediakan uang pas

5 Risiko Sistem COD untuk Penjual dan Pembeli di Marketplaceilustrasi menyiapkan uang (unsplash.com/@alexandermils)

Jika metode pembayaran transfer memungkinkan pembeli untuk tinggal terima saja barang yang akan dikirim tanpa harus ada di rumah, maka dengan COD kamu sebagai pembeli harus berada di rumah saat barang diserahkan oleh kurir. Kamu juga harus menyediakan uang pas agar tidak merepotkan kurir pengiriman. Ini berbeda dengan sistem transfer di mana kamu tak harus berada di rumah ketika pesanan sampai. Pesanan bisa kurir titipkan kepada orang terdekat dalam satu rumah.

3. COD memiliki risiko retur tinggi bagi penjual

5 Risiko Sistem COD untuk Penjual dan Pembeli di Marketplaceilustrasi pengembalian barang oleh pembeli (freepik.com/vectorjuice)

Jika kamu penjual di marketplace dan mengaktifkan fitur COD, ada risiko sistem COD yang harus kamu pahami. Salah satunya adalah retur atau pengembalian barang yang mungkin meningkat. Dengan sistem seperti ini, kemungkinan pembeli mengembalikan pesanan akan lebih banyak. Meski begitu, pembeli diberikan aturan tetap harus membayar jika paket sudah dibuka. Jika paket belum dibuka sama sekali, pembeli berhak mengembalikan barang pada kurir. Pembeli bisa saja mengembalikan pesanan karena alasan uang tidak ada atau beragam alasan lainnya.

Baca Juga: Viral Ibu-Ibu Ngamuk ke Kurir, Yuk Pahami Apa Itu COD dan Mekanismenya

4. Ketika barang hilang atau rusak, penjual harus menanggung kerugian

5 Risiko Sistem COD untuk Penjual dan Pembeli di Marketplaceilustrasi kotak paket (unsplash.com/@mildlee)

Jika kamu menjual barang di marketplace dan menggunakan fitur COD, inilah risiko yang harus dipertimbangkan. Ketika barang rusak atau hilang saat pengiriman, penjual yang harus menanggung kerugian tersebut. Sebab, pembeli belum mengeluarkan uang sepeser pun. Ini adalah keuntungan COD bagi pembeli, namun sebuah risiko yang harus ditanggung penjual. Beberapa marketplace dan pihak ekspedisi memberikan kebijakan berbeda-beda apabila paket hilang atau rusak selama pengiriman dengan adanya asuransi. 

 

5. Sistem COD juga bisa merugikan kurir

5 Risiko Sistem COD untuk Penjual dan Pembeli di Marketplaceilustrasi kurir sedang antar paket (unsplash.com@rowanfreeman)

Bukan hanya bagi pembeli dan penjual, pada kasus tertentu sistem COD juga dapat merugikan kurir pengiriman. Kurir harus menagih uang senilai pesanan sebelum menyerahkan barang. Ada cukup banyak kasus COD di mana pembeli tak mau membayar pesanan walaupun paket sudah dibuka. Perlu diketahui, pengembalian paket yang sudah dibuka hanya bisa dilakukan diajukan di aplikasi marketplace bersangkutan, bukan ke kurir. 

Dengan memahami semua risiko sistem COD beserta kelemahannya, kita dapat lebih bijak lagi dalam menggunakan teknologi dan juga membuat transaksi secara digital menjadi lebih nyaman. Sebagai pelaku belanja online, kamu sendiri memilih metode COD atau transfer bank?

Baca Juga: 5 Alasan Belanja Online dengan COD Kurang Praktis

Hilman Azis Photo Verified Writer Hilman Azis

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya