Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IBM Rilis Laporan APAC AI Outlook 2025, AI Dorong Inovasi!

ilustrasi AI (unsplash.com/Igor Omilaev)
Intinya sih...
  • Laporan IBM menunjukkan adopsi AI di Asia-Pasifik telah melampaui tahap eksperimen dan mulai memberikan dampak investasi jangka panjang.
  • Perusahaan di kawasan ini akan lebih mengarahkan investasi AI untuk fungsi inti bisnis seperti meningkatkan pengalaman pelanggan, otomasi proses back-office, dan pengelolaan siklus hidup pelanggan.
  • IBM menyoroti lima tren strategis yang akan mendefinisikan masa depan AI, salah satunya adalah inovasi berbasis human-centric, serta tantangan utama yang dihadapi organisasi di Asia-Pasifik dalam mengadopsi teknologi AI.

IBM resmi meluncurkan Laporan terbaru APAC AI Outlook 2025 pada Rabu (4/12/2024). Laporan ini menggambarkan transformasi besar dalam adopsi dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) di kawasan Asia-Pasifik.

Laporan ini menunjukkan bahwa perusahaan di wilayah tersebut telah melampaui tahap eksperimen dan mulai memaksimalkan dampak investasi AI untuk bisnis. 

Dilaporkan bahwa setengah organisasi (54%) menargetkan manfaat jangka panjang seperti inovasi dan peningkatan pendapatan. Kecerdasan buatan kini menjadi elemen penting dalam strategi korporasi. 

1. AI sebagai pendorong inovasi dan ROI

ilustrasi (Unsplash.com/Igor Omilaev)

Pada 2025, perusahaan di Asia-Pasifik akan lebih mengarahkan investasi AI untuk fungsi inti bisnis seperti meningkatkan pengalaman pelanggan (21%). Hasil tersebut kemudian diikuti oleh  otomasi proses back-office (18%), dan pengelolaan siklus hidup pelanggan (16%).

Pergeseran fokus ini mencerminkan kesadaran bahwa AI bukan lagi sekadar alat eksperimen. Kecerdasan buatan menjadi kekuatan transformatif yang bisa menciptakan keunggulan kompetitif. 

“Perusahaan harus mengadopsi model AI yang lebih kecil, fleksibel, dan berbasis open-source agar dapat diintegrasikan dengan platform teknologi yang ada.” ucap Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia, pada Rabu (4/12/2024). 

Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mengatasi tantangan kompleksitas data dan tingginya biaya implementasi, yang masih menjadi hambatan utama.

2. Tren utama: human-centric AI dan open-source models

Laporan IBM menyoroti lima tren strategis yang akan mendefinisikan masa depan AI di kawasan ini, salah satunya adalah inovasi berbasis human-centric.

Perusahaan kini mulai mengintegrasikan pendekatan yang berfokus pada manusia. Ini untuk memastikan bahwa AI tidak hanya produktif, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, model AI open-source yang lebih kecil dan spesifik kini menjadi alternatif kuat untuk berbagai aplikasi. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dan memungkinkan organisasi untuk mengembangkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.

3. Tantangan dan solusi menuju 2025

Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia (dok. IBM Indonesia)

Meskipun AI memiliki potensi transformatif, organisasi di Asia-Pasifik masih menghadapi tantangan signifikan. Kompleksitas data (39%), tingginya biaya implementasi (36%), dan terbatasnya jumlah use case yang teridentifikasi (35%) menjadi kendala utama.

Untuk mengatasi ini, perusahaan disarankan untuk mengadopsi alat yang meningkatkan visibilitas, tata kelola, dan integrasi AI.

Hampir 60% organisasi di Asia-Pasifik memperkirakan manfaat investasi AI akan terasa dalam dua hingga lima tahun mendatang. Ini menunjukkan kebutuhan akan strategi jangka panjang yang mencakup adopsi teknologi, pengembangan keterampilan SDM, dan pengelolaan risiko yang matang.

 


Laporan APAC AI Outlook 2025 menjadi panduan penting bagi perusahaan yang ingin mempercepat perjalanan AI mereka. Dengan memprioritaskan inovasi berbasis manusia, model open-source, dan strategi ROI yang jelas, organisasi bisa membuka potensi penuh AI.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Rifki Wuda Sudirman
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us