Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Komdigi Panen Padi dan Melon yang Diproses Secara Digital

IMG_0494.jpeg
Komdigi Panen Tani Digital di Desa Padas, Kecamatan Tanon dan Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, pada Rabu (05/11/2025) (IDN Times/Misrohatun)
Intinya sih...
  • Komdigi menggelar Panen Tani Digital untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
  • Teknologi digital meningkatkan produktivitas petani dan keberlanjutan lingkungan.
  • Program melibatkan startup lokal dan berhasil meningkatkan hasil panen serta pendapatan petani.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam upaya mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Komdigi) menggelar Panen Tani Digital.

Sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045, yang menempatkan ketahanan pangan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai fondasi utama bagi ketahanan dan kesejahteraan bangsa, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi digital kini hadir untuk membantu petani meningkatkan hasil, menekan biaya produksi, dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Adapun kegiatan ini dilakukan di Desa Padas, Kecamatan Tanon dan Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, pada Rabu (05/11/2025).

TIngkatkan produktivitas petani

IMG_0468.jpeg
Komdigi Panen Tani Digital di Desa Padas, Kecamatan Tanon dan Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, pada Rabu (05/11/2025) (IDN Times/Misrohatun)

Dalam momen satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo, Komdigi menekankan bahwa produksi pangan, distribusi pangan serta pengelolaan air dan energi adalah pilar fundamental kekuatan bangsa dan harus menjadi prioritas pemerintah. 

"Makanya yang kita kunjungi adalah Sragen sebagai salah satu sentra, sebagai salah satu lumbung pangan, ini sesuai dengan juga prioritas pemerintah yang disampaikan oleh Presiden," ujar Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid.

Pertama yang dipastikan oleh Komdigi adalah tersedianya koneksi. Setelah ada konektivitas, maka Internet of Things (IoT) sampai akal imitasi (artificial intelligence/AI) dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan kerja para petani.

Teknologi tidak hanya dimanfaatkan oleh mereka yang tinggal di kota-kota besar agar berdampak langsung terhadap produktivitas sesuai dengan sektor-sektor yang diprioritaskan. Menkomdigi mengatakan jika teknologi tidak menyentuh para petani, maka itu menjadi tidak bermanfaat untuk masyarakat Tanah Air.

Kelebihan pemanfaatan AI di sektor pertanian

IMG_0510.jpeg
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid dalam acara "Panen Tani Digital" di Desa Padas, Kecamatan Tanon dan Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, pada Rabu (05/11/2025) (IDN Times/Misrohatun)

Program ini memperkenalkan Smart Precision Agriculture berbasis IoT untuk tanaman pangan dan hortikultura, dengan melibatkan dua startup nasional.

"Kita juga berkolaborasi dengan startup nasional, PT Habibi Digital Nusantara dan PT Mitra Sejahtera untuk perangkat Jinawi. Ini adalah startup-startup lokal. Kalau kita mau kedaulatan pangan, teknologinya juga berdaulat. Pakai startup-nya juga kalau sudah ada di tingkat lokal yang mampu, kita tidak perlu lagi memakai startup dari mancanegara supaya kita betul-betul berdaulat," tambah Meutya.

Teknologi loT untuk budidaya buah melon terbukti mampu meningkatkan hasil panen hingga 26 persen, pendapatan meningkat sampai 44 persen, menghemat penggunaan tenaga kerja hingga 45 persen, menghemat air 15 persen serta meningkatkan tingkat kemanisan buah dari 14 menjadi 15 brix.

Sementara penggunaan pupuk untuk padi berkurang lebih dari 50 persen, mengurangi pencemaran tanah dan air akibat residu pupuk.

Perubahan ini mungkin tidak terasa langsung oleh petani, menurutnya, tapi dalam jangka panjang ekosistem tanahnya menjadi lebih terjaga karena baik suhu, pengairan, pemupukan, semuanya dilakukan secara otomatisasi.

"Kita tahu kapan sawah kita kekurangan air, kapan membutuhkan pupuk, kapan membutuhkan cahaya atau kalau terlalu panas suhunya itu bisa dideteksi dari rumah masing-masing. Jadi tidak lagi harus para petani ini nungguin sawah-sawahnya karena aplikasinya bisa diakses dari rumah," Menteri Komdigi mengatakan.

Libatkan 190 petani

IMG_0488.jpeg
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid dalam acara "Panen Tani Digital" di Desa Padas, Kecamatan Tanon dan Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, pada Rabu (05/11/2025) (IDN Times/Misrohatun)

Program ini melibatkan 16 kelompok petani pembudidaya padi/jagung dan 16 kelompok petani pembudidaya melon dengan total 190 petani, dan menjadi model percontohan nasional penerapan teknologi digital di sektor pertanian.

Program ini sendiri merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman antara Komdigi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) di awal tahun ini tentang sinergi program komunikasi dan informatika dengan program pembangun pertanian dan mewujudkan swasemba pangan.

Program ini dimulai pada Mei dan pemanenan padi pada November, yang artinya proses ini menghabiskan waktu selama 6 bulan dan 4 bulan untuk melon.

Komdigi bersama para mitra juga melakukan pendapingan teknis, tidak hanya sekedar pemberian alat. Tujuannya agar penerima manfaat bisa mengoptimalkan penggunaan teknologi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

Komdigi Panen Padi dan Melon yang Diproses Secara Digital

05 Nov 2025, 19:36 WIBTech