Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkomdigi Nobar Film Cyberbullying, Bersama KemenPPPA-KPAI

PXL_20250704_083744453.jpg
Menteri Komunikasi dan Digital RI (Menkomdigi), Meutya Hafid menghadiri private screening film CYBERBULLYING (IDN Times/Misrohatun)
Intinya sih...
  • Menteri Komunikasi dan Digital RI Meutya Hafid menghadiri private screening film "CYBERBULLYING" bersama pejabat dan mencatat 48% anak mengalami perundungan online.
  • Edukasi melalui film dianggap positif untuk melawan cyberbullying yang sulit dideteksi dan memiliki dampak emosional serta psikis yang serius bagi anak-anak.
  • Ketua KPAI Ai Maryati Solihah menyatakan bahwa film ini diharapkan dapat memberikan intervensi sosio-psikologis untuk mencegah dan menghindari cyberbullying, serta mendukung rehabilitasi bagi korban.

Menteri Komunikasi dan Digital RI (Menkomdigi) Meutya Hafid menghadiri private screening film "CYBERBULLYING" bersama sejumlah pejabat, termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI sampai Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sendiri mencatat, 48 persen anak-anak yang pernah masuk di internet mengaku mengalami perundungan online.

Edukasi melalui film

Menteri Komunikasi dan Digital RI (Menkomdigi), Meutya Hafid (IDN Times/Misrohatun)

Meutya mengatakan bahwa permasalahan perundungan online atau cyberbullying adalah masalah yang cukup serius.

"Jadi kadang terlihat sepele namun itu berdampak terhadap psikis anak. Dan pada intinya lahirnya tayangan-tayangan, termasuk film-film yang mendukung edukasi untuk melawan kejahatan-kejahatan di internet, termasuk cyberbullying ini adalah hal yang positif," ujar di Jakarta pada Jumat (4/05/2025).

Cyberbullying sulit dideteksi

Dia melanjutkan bahwa perundungan online memiliki berbagai tingkatan, dari yang kecil sampai besar di mana anak bisa terganggu secara emosional dan psikis.

"Ini amat memprihatinkan, besar-kecil, karena secara emosional dan psikis amat mengganggu. Komdigi tentu mendeteksi sekaligus take down jika kita temukan ada konten-konten yang berisikan cyberbullying," imbuh Menkomdigi Meutya.

Meski begitu karena daring adalah ranah privat, maka cyberbullying agak sulit dideteksi. Selain melakukan take-down, edukasi juga menjadi hal yang tak kalah penting untuk mengatasi masalah tersebut.

Diharapkan film ini juga bisa tayang di banyak daerah di Indonesia, bukan sekedar ada di Jakarta.

Masyarakat diharapkan bisa berhati-hati

Ilustrasi anak terkena cyberbullying (pexels.com/Keira Burton)
Ilustrasi anak terkena cyberbullying (pexels.com/Keira Burton)

Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah mengatakan bahwa bullying merupakan tindakan pidana. Dengan adanya film ini diharapkan masyarakat bisa berhati-hati, terhindar sebagai korban dan juga pelaku.

"Kita bukan hanya diharapkan bijak dengan jari-jari kita ini, tetapi sadar akan konsekuensi dan sadar bahwa ini tentu mengancam tumbuh kembang seseorang, rasa kemanusiaan seseorang. Untuk itu kami berharap adanya intervensi secara sosio-psikologis melalui film edukasi positif ini terus berkelanjutan," katanya.

Cyberbullying harus dicegah dan dihindari. Anak-anak yang mengalami situasi ini harus mendapatkan rehabilitasi agar kembali hidup wajar dan menikmati hak-haknya.

"Mari kita lawan semua cyberbullying, tidak ada cyberbullying lagi, dan kita justru menjadi orang-orang yang menjelajahi dunia maya ini penuh kebijaksanaan dan dengan informasi yang baik untuk masyarakat," lanjutnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us