- Berinvestasi pada AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan
- Mengintegrasikan messaging sebagai kanal utama penjualan dan layanan
- Berkolaborasi dengan kreator lewat model afiliasi
- Fokus pada konten video dan live commerce
- Mengoptimalkan peluang cross-border untuk memperluas pasar
Meta Ungkap 5 Tren Digital yang Akan Bentuk Bisnis di Tahun 2026

- Gen AI dan otomatisasi menjadi pusat aktivitas konsumen
- Pesan bisnis makin populer, agen AI jadi 'customer service' baru
- Kreator dan AI: kombinasi yang mendorong penjualan
Perubahan perilaku online masyarakat terjadi begitu cepat. Jika dulu bertumpu ke mencari informasi lewat Google atau browser, sekarang polanya mulai berubah. Mulai dari cara mencari informasi, belanja, hingga berinteraksi dengan brand, semuanya kini banyak dilakukan lewat platform sosial.
Data dari e-Marketer bahkan menempatkan Asia Pasifik sebagai kawasan dengan pengguna jejaring sosial terbesar di dunia. Indonesia, tentu saja, menjadi salah satu motor utamanya. Data tersebut didukung oleh paparan Meta mengenai trend sosial dan digital 2026 yang dijelaskan kepada awak media dalam media session yang digelar pada Rabu (10/12/2025).
Meta melihat perubahan itu bukan sekadar pola konsumsi konten, tapi juga fondasi baru bagi bisnis untuk berkembang. Dalam sesi pemaparan, Meta membeberkan lima tren utama yang diprediksi akan mendominasi dua tahun ke depan.
1. Gen AI dan Otomatisasi Semakin Menjadi Pusat Aktivitas Konsumen

Menurut Meta, kecerdasan buatan kini menjadi pintu pertama bagi banyak orang untuk mencari referensi produk, memahami konten, hingga mendapatkan rekomendasi personal. Jika sebelumnya kita harus browsing atau mencari ulasan manual, ke depannya cukup bertanya ke AI. AI akan menjawab dengan analisis produk, gaya visual, hingga rekomendasi personal.
Di Indonesia, tren ini sudah terlihat. Meta mengungkap 79 persen UMKM lokal telah menggunakan AI, terutama untuk pemasaran produk baru dan komunikasi pelanggan. Ke depannya, Gen AI diprediksi akan menjadi mesin efisiensi besar bagi bisnis, baik dari sisi konten maupun operasional.
2. Pesan Bisnis Makin Populer, Agen AI Jadi 'Customer Service Baru'
Aplikasi pesan seperti WhatsApp, Instagram DM, dan Messenger kini sudah berubah menjadi toko digital. Konsumen tidak hanya sekadar bertanya, mereka juga membeli langsung lewat chat.
Akan ada peningkatan penggunaan Agen AI yang mampu menjawab pertanyaan dasar pelanggan secara otomatis. Meta menampilkan contoh dari OJK Indonesia yang mengimplementasikan chatbot WhatsApp dan berhasil meningkatkan produktivitas empat kali lipat serta menyelesaikan 80 persen pertanyaan melalui bot.
Bagi bisnis lokal, layanan cepat 24/7 seperti ini bukan lagi fitur tambahan, melainkan kebutuhan.
3. Kreator dan AI: Kombinasi yang Mendorong Penjualan
Meta menegaskan bahwa kreator kini memiliki peran besar dalam membentuk keputusan belanja masyarakat. Dengan dukungan AI, kreator bisa memahami tren lebih cepat, mempersonalisasi rekomendasi, hingga melokalkan konten untuk audiens yang berbeda.
Kolaborasi kreator juga semakin strategis. Contoh paling nyata adalah kerja sama Facebook dengan Shopee di Asia Tenggara yang memungkinkan kreator menautkan produk langsung di konten mereka. Bagi bisnis, ini artinya investasi ke kreator dan konten yang relevan makin penting untuk menarik konsumen baru.
4. Video dan Live Commerce Jadi Bahasa Baru Penjualan

Video kini menjadi format komunikasi utama antara brand dan konsumen. Reels, short videos, dan live shopping semakin mendominasi pengalaman belanja online.
Meta mencatat hampir 2 juta pengiklan telah menggunakan Generative AI untuk membuat materi iklan video yang lebih relevan bagi audiens berbeda. Di sisi kreator, Meta juga tengah menguji fitur yang memungkinkan mereka menautkan produk ke dalam Reels dan ikut serta dalam program afiliasi agar penonton bisa membeli langsung dari video.
Dengan pengalaman belanja yang makin imersif, video diprediksi menjadi jalur utama bagi penjualan digital di 2026.
5. Cross-Border Commerce dan Peluang Ekonomi Halal
Asia Pasifik kini menjadi pusat perdagangan lintas negara, dan Indonesia berada di persimpangan peluang tersebut. Meta menyoroti bahwa ekonomi halal, mulai dari fashion, makanan, hingga kosmetik, punya potensi besar untuk menembus pasar global.
Digitalisasi membuat transaksi lintas negara makin mudah. Konsumen Indonesia bisa mendapat produk halal dari luar negeri, sementara brand lokal dapat memperluas pasar Muslim global hanya dengan memanfaatkan platform digital yang tepat.
Langkah Strategis untuk Bisnis Menyambut 2026

Meta merangkum beberapa strategi penting bagi pelaku bisnis yang ingin unggul di tengah perkembangan tren digital. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dicoba:
Menurut Meta, bisnis yang mampu beradaptasi dengan perubahan ini akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
Dari tren yang disampaikan Meta, satu hal terasa jelas: bisnis di 2026 akan sangat dipengaruhi oleh AI, kreator, dan ekosistem sosial. Konsumen mencari pengalaman yang cepat, relevan, dan personal dengan teknologi yang menjadi jembatan terbesarnya.


















