Microsoft Copilot. (dok. Microsoft)
Kabar Microsoft PHK 9 ribu karyawan dan digantikan oleh AI belum dikonfirmasi secara langsung oleh pihak perusahaan teknologi tersebut. Meski begitu, pemangkasan ini terjadi bersamaan dengan momen Microsoft mengalokasikan dana sangat besar untuk kecerdasan buatan (AI). Microsoft dilaporkan mengeluarkan biaya hingga 80 miliar dolar AS (sekitar Rp1.299 triliun) untuk membangun infrastruktur AI, seperti pusat data dan chip khusus, dilansir CNN.
Strategi ini juga terlihat dari langkah perusahaan dalam merekrut talenta top, seperti pionir AI Mustafa Suleyman untuk memimpin divisi AI baru. Selain itu, Microsoft juga merupakan investor utama di OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
Microsoft secara agresif mengintegrasikan AI ke dalam produk-produknya, terutama melalui asisten AI Copilot. Perusahaan ini juga mendorong karyawannya untuk meningkatkan keterampilan di bidang AI dan menjadikan teknologi ini sebagai tema utama dalam berbagai acara. Analis menilai langkah PHK kali ini ada hubungannya dengan perkembangan AI.
"Mereka semakin fokus pada AI, cloud, dan Microsoft generasi berikutnya, serta benar-benar berusaha memangkas biaya di sekitar Xbox dan beberapa area yang lebih lawas. Saya pikir mereka terlalu banyak merekrut karyawan selama bertahun-tahun. Ini adalah Nadella dan timnya yang memastikan mereka tetap menjaga efisiensi, dan itulah kunci utama di Wall Street," ujar Dan Ives, Analis Wedbush Securities, dilansir PBS.
Potensi efisiensi dari AI juga pernah diungkapkan oleh CEO Satya Nadella. Ia menyatakan bahwa AI telah sangat membantu dalam proses pengembangan, di mana sekitar 20 hingga 30 persen dari kode untuk beberapa proyek Microsoft kini ditulis oleh AI.