Militer AS Serius Adopsi AI, Pentagon Kini Pakai Gemini Buatan Google

Kementerian Perang Amerika Serikat (Pentagon) meluncurkan platform kecerdasan buatan (AI) eksklusif bernama GenAI.mil pada Selasa (9/12/2025). Dalam peluncuran ini, Pentagon menggandeng Google Cloud dengan menyematkan Gemini for Government sebagai otak utamanya. Langkah militer AS serius adopsi AI menandai penerapan AI generatif tingkat perusahaan yang pertama kalinya dilakukan di lingkungan militer AS.
Gemini kini telah tersedia bagi lebih dari 3 juta personel militer maupun sipil di seluruh Pentagon. Penggunaan AI secara masif ini bertujuan untuk mendongkrak produktivitas tenaga kerja lewat otomatisasi tugas-tugas administratif yang repetitif. Berikut penjelasan dan fakta di balik adopsi Google Gemini oleh Pentagon!
1. Google janjikan keamanan super ketat untuk kebutuhan Pentagon

Google Gemini yang digunakan oleh militer AS bukanlah versi publik biasa, melainkan edisi khusus pemerintahan dengan standar keamanan ketat. Platform ini telah berhasil mengantongi otorisasi Impact Level 5 (IL5) dari Pentagon. Sertifikasi IL5 tersebut memungkinkan GenAI.mil digunakan untuk memproses data sensitif non-rahasia dalam lingkungan cloud yang aman.
Privasi data menjadi prioritas mengingat kementerian ini berkutat di sektor yang sensitif. Google menegaskan data milik Pentagon tidak akan digunakan untuk melatih model AI publik mereka. Kebijakan ketat tersebut dibuat untuk mencegah kebocoran rahasia operasional militer AS.
Guna menjamin akurasi informasi, Gemini for Government dilengkapi fitur web-grounding yang terhubung dengan Google Search. Mekanisme verifikasi silang ini penting untuk meminimalkan halusinasi AI atau jawaban ngawur yang sering menjangkiti model bahasa besar (LLM). Personel militer jadi lebih bisa mengandalkan hasil pencarian dan ringkasan dokumen dari model AI ini.
Sementara itu, infrastruktur GenAI.mil memanfaatkan chip khusus buatan Google dalam skala masif. Gemini for Government dirancang untuk memberikan pengalaman pengguna kelas enterprise yang tangguh dan punya skalabilitas tinggi. Google berjanji Pentagon akan dapat terus berinovasi mengikuti perkembangan lanskap AI yang berubah sangat cepat.
2. Gemini akan membantu tugas administratif pegawai Pentagon
Meskipun terdengar futuristik, personel Pentagon sebenarnya hanya diizinkan menggunakan GenAI.mil untuk pekerjaan yang bersifat tidak rahasia atau unclassified work. Gemini akan lebih banyak digunakan untuk menyederhanakan tugas-tugas birokrasi yang selama ini memakan waktu dan tenaga. Pihak Google Cloud menyebutkan contoh spesifik seperti mempercepat proses orientasi personel baru hingga alur kerja kontrak.
AI ini juga dapat dimanfaatkan untuk meringkas buku panduan kebijakan yang tebal hingga pembuatan daftar periksa kepatuhan proyek secara instan. Para staf dapat mengekstrak istilah-istilah kunci dari pernyataan kerja (SOW) atau membuat penilaian risiko operasional yang mendetail. Menteri Perang AS Pete Hegseth menyebut AI ini bisa membantu tugas yang memerlukan analisis video atau gambar dengan cepat.
Hegseth menilai adopsi ini akan menjadi langkah penting untuk membuat angkatan bersenjata Amerika menjadi "lebih mematikan" dari sebelumnya. Ia menegaskan dalam videonya bahwa masa depan perang sudah ada di depan mata dan AI akan memainkan peran penting di dalamnya. Pentagon ingin memastikan setiap personel militer AS memegang model AI terdepan langsung di tangan mereka.
Guna mendukung transisi, Pentagon menyediakan pelatihan gratis bagi seluruh karyawan terkait penggunaan GenAI.mil. Sesi edukasi ini diharapkan dapat membangun kepercayaan diri personel dalam mengoperasikan alat-alat baru tersebut.
3. Wujud ambisi AS untuk memenangkan perlombaan AI

Keputusan militer AS serius adopsi AI dengan meluncurkan GenAI.mil merupakan bagian dari mandat Rencana Aksi AI yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump pada Juli lalu. AS berambisi untuk mencapai superioritas teknologi militer dengan memenangkan perlombaan AI.
Pentagon bahkan menggambarkan persaingan teknologi ini sebagai takdir baru Amerika. Wakil Menteri Perang untuk Riset dan Teknik, Emil Michael, menegaskan AS harus menjadi yang pertama dalam perlombaan ini. Hal ini mengingat, rival AS seperti Rusia dan China juga tidak mau ketinggalan mengembangkan industri AI dalam negeri mereka.
GenAI.mil sendiri sebenarnya ditujukan sebagai platform terbuka yang akan menampung model AI lain di masa depan. Perusahaan AI lain seperti OpenAI, Anthropic, dan xAI milik Elon Musk juga diketahui telah menandatangani kontrak dengan Pentagon tahun ini.
CEO Google, Sundar Pichai, menyambut baik penerapan teknologi ini dan memandangnya sebagai langkah signifikan untuk sektor publik. Ia bangga karena teknologi yang sama yang digunakan bisnis kini bisa mendorong efisiensi bagi jutaan abdi negara AS. Melihat ambisi militer AS dalam mengadopsi AI, bukan tidak mungkin negara lain akan segera mengikuti langkah ini.


















