Kominfo Gandeng Microsoft, Digitalisasi Sektor Pemerintah

AI memungkinkan kerja dengan cara baru

Intinya Sih...

  • Kementerian Kominfo tandatangani MoU dengan Microsoft Indonesia untuk akselerasi sektor digital.
  • AI bisa berkontribusi hingga USD1 triliun terhadap GPD Asia Tenggara pada tahun 2030, di Indonesia mencapai USD366 miliar atau 12 persen dari PDB.
  • Nota kesepahaman meliputi pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur pemerintah, tata kelola AI yang bertanggung jawab, dan pelindungan data pribadi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru saja menandatangani nota kesapahaman (MoU) dengan Microsoft Indonesia. Kerja sama ini merupakan bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah Indonesia dengan pelaku industri global untuk mengakselerasi kemajuan sektor digital Tanah Air dengan penerapan generatif AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan).

Studi Kearney dan EBDI menyebutkan bahwa AI bisa berkontribusi hingga USD1 triliun terhadap GPD Asia Tenggara pada tahun 2030. Sementara di Indonesia angkanya bisa mencapai USD366 miliar atau 12 persen dari PDB Indonesia.

Acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kominfo dengan Microsoft Indonesia tentang Sinergi Penguatan Implementasi Teknologi Informasi dan Transformasi Digital di Sektor Pemerintahan dilakukan di Gedung Kominfo, Jakarta, Kamis (14/03/2024).

Baca Juga: Microsoft Kembangkan Peta Jalan AI untuk Startup di Indonesia

Mencakup beberapa lingkup kerja sama

Kominfo Gandeng Microsoft, Digitalisasi Sektor PemerintahMenteri Komunikasi dan Informasi, Budi Arie Setiadi (IDN Times/Misrohatun)

Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa kebijakan yang responsif dan adaptif sangat diperlukan agar kemajuan teknologi digital dapat membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Hubungan timbal balik antara pemerintah dengan para pelaku industri dipercaya dapat mendorong ruang kebijakan digital yang mampu mengakomodasi laju inovasi, pertumbuhan ekonomi serta kebermanfaatan bagi semua pihak.

Nota kesepahaman ini meliputi beberapa lingkup kerja sama, diantaranya:

  • Pengembangan sumber daya manusia bidang digital.
  • Penguatan infrastruktur dan digitalisasi pemerintah.
  • Penguatan tata kelola AI yang bertanggung jawab.
  • Penguatan implementasi dan praktik pelindungan data pribadi.

Penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah dengan pelaku industri global untuk mengakselerasi kemajuan sektor digital Tanah Air.

Dia menyinggung aplikasi Prozorro, merupakan sistem pengadaan publik berbasis elektronik yang dibangun dan digunakan oleh pemerintah Ukraina, juga dibiayai pengembangannya oleh sektor privat.

Hanya dalam dua tahun beroperasi, platform tersebut berhasil meningkatkan transparansi proses pengadaan dan menghemat anggaran pemerintah ukraina sebesar USD1,9 miliar.

"Sebagai negara yang bercita-cita untuk bergabung dalam jajaran 10 negara dengan ekonomi terkuat pada 2045 kelak, indonesia tidak dapat berdiri sebagai pasar maupun pengguna teknologi semata," kata Budi Arie.

Indonesia sendiri memposisikan diri sebagai mitra strategis pengembangan teknologi digital global. Hal demikian dilakukan agar kemajuan sektor digital dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,4-6,2 persen hingga tahun 2045.

Era generatif AI

Kominfo Gandeng Microsoft, Digitalisasi Sektor PemerintahPresiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir (IDN Times/Misrohatun)

Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir mengatakan bahwa saat ini kita ada di era generatif AI yang memungkinkan kita semua untuk bekerja, belajar dan berinovasi dengan cara yang lebih baru dan lebih sederhana.

"Kita lihat potensi dari AI generatif ini, ketika individu dan organisasi bisa implementasi dan mengembangkannya sangat besar sekali," kata Dharma.

Studi dari IDC menyebut bahwa teknologi ini bisa memberikam dampak menarik karena dua alasan:

  1. Jangka waktu untuk mendapatkan return relatif jauh lebih singkat dalam 14 bulan.
  2. Setiap USD1 investasi dari perusahaan bIsa mendapatkan return hingga 3,5 kali lipat.

"Mendapatkan manfaat dari AI merupakan perjalanan yang panjang, dan memang perlu kita lakukan secara bersama-sama, baik kami dari pelaku industri, kementrian, dari dunia pendidikan dan organisasi lain di Indonesia," imbuhnya.

Langkah ini diharapkan dapat memicu inovasi yang baru. Tahun 2024 ini akan menjadi tahun yang dipenuhi dengan inovasi dan kolaborasi untuk menciptkan dampak nyata yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Kominfo: Perpres Publisher Rights Atur Hubungan Digital dan Penerbit

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya