OpenAI Kembangkan Perangkat Berbasis AI Baru Bersama Jony Ive

- OpenAI mengembangkan gadget AI baru yang masih dirahasiakan detailnya
- Kolaborasi dengan Jony Ive menunjukkan keseriusan OpenAI masuk ke pasar gadget
- Masuknya OpenAI ke ranah hardware sejalan dengan tren industri teknologi dan diharapkan membawa pendapatan baru
OpenAI dikenal sebagai perusahaan yang sukses besar berkat inovasinya dalam pengembangan teknologi AI. Sejak pertama kali dirilis, ChatGPT berhasil menjadi pelopor yang mempopulerkan teknologi chatbot AI pintar yang bisa menjawab pertanyaan dan melakukan perintah pengguna secara instan. Kesuksesannya inilah yang kemudian membuat banyak perusahaan teknologi besar jadi turut terjun dan bersaing di pasar yang sama. Bisa dibilang, kemunculan ChatGPT menjadi titik awal terbukanya era teknologi serba AI seperti saat ini.
Gak berhenti sampai di ChatGPT, OpenAI dikabarkan sedang mengembangkan inovasi barunya kembali. CEO OpenAI, Sam Altman, bersama desainer teknologi Jony Ive mengumumkan tengah menjalin kerja sama untuk membawa OpenAI masuk ke pasar gadget. Mereka berencana mengembangkan device yang akan berbasis pada teknologi AI. Kolaborasi ini tentu saja langsung berhasil mencuri perhatian karena Jony Ive dikenal sebagai tokoh penting di balik berbagai desain produk populer Apple. Penasaran bagaimana gebrakan OpenAI dalam mengembangkan gadget AI kali ini?
1. Sejauh ini, OpenAI masih menutup rapat soal detail gadget AI garapannya

Sejauh ini, OpenAI masih menutup rapat soal detail gadget baru yang tengah mereka garap. Meski begitu, sudah banyak berbagai spekulasi yang beredar bagaimana wujud gadget AI ini nantinya. Perangkat ini diperkirakan bakal berukuran kecil, tanpa layar, dan bisa memahami konteks yang ada disekitarnya melalui kamera serta mikrofon bawaan. Melalui dukungan model AI terbaru, gadget ini kabarnya bisa berinteraksi dengan pemilik dan lingkungannya. Sebagai pelengkap teknologi yang sudah ada, ia juga bisa terhubung ke perangkat lain seperti smartphone dan komputer.
Bentuk fisiknya pun sampai saat ini masih misterius. Karena gak memakai layar, tampilannya kemungkinan besar bakal berbeda dengan smartphone. Di sisi lain, kecil kemungkinan juga hadir sebagai smartwatch atau kacamata pintar. Ada dugaan yang menyebut kalau desainnya mungkin bakal menyerupai iPod Shuffle yang digantung di leher supaya bisa digunakan tanpa perlu dipegang pakai tangan. Meski begitu, semua ini masih sebatas spekulasi saja karena belum ada konfirmasi resmi dari pihak OpenAI.
Yang jelas, proyek ini diyakini bakal melahirkan kategori perangkat baru yang berbeda dari smartphone maupun wearable. Sam Altman menggambarkan visi perangkat ini sebagai kebalikan dari teknologi modern. Kalau smartphone masa kini penuh gangguan seperti berjalan di Times Square. Sebaliknya, gadget AI baru ini dirancang supaya bisa memberikan ketenangan layaknya duduk di kabin sunyi di tepi danau. Ia bakal dibekali kemampuan menyaring hal gak penting dan memberi informasi di waktu yang tepat.
2. Lewat kolaborasi dengan Jony Ive, OpenAI serius masuk ke pasar gadget
Lewat kolaborasinya dengan Jony Ive, OpenAI tampaknya mulai serius terjun ke pasar gadget. Jony Ive sendiri dikenal sebagai sosok di balik desain ikonik iPod, iPhone, dan iPad ketika masih berada di Apple. Ia juga mendirikan firma kreatif LoveFrom dan startup perangkat AI, io, yang kemudian diakuisisi OpenAI senilai 6,4 miliar dolar pada Mei 2025. Berkat akuisisi ini, kemampuan riset dan engineering OpenAI akhirnya bisa menyatu dengan keahlian hardware milik Ive. Meski begitu, struktur kepemimpinan tetap sama. Altman tetap memimpin OpenAI sebagai CEO, sementara Ive berperan sebagai pemimpin desain di kedua perusahaan.
Mulanya OpenAI memasang target besar dengan menyebut gadget baru ini bakal diluncurkan paling cepat pada paruh kedua 2026. Dalam percakapan internal yang sempat bocor, Altman menyebut ingin memproduksi setidaknya 100 juta unit. Namun, proses pengembangannya ternyata gak berjalan mulus. OpenAI dan Ive masih menghadapi tantangan terkait karakter perangkat, pengelolaan privasi data, dan infrastruktur komputasi. Hal ini diprediksi membuat peluncurannya jadi mundur. Meski begitu, Ive baru-baru ini memastikan di acara Demo Day Emerson Collective kalau perangkat ini ditargetkan rilis dalam waktu kurang dari dua tahun.
3. Masuknya OpenAI ke ranah hardware sejalan dengan tren industri teknologi

Masuknya OpenAI ke ranah hardware sebenarnya sejalan dengan tren industri teknologi saat ini. Perusahaan besar seperti Nvidia dan Amazon bahkan sudah mulai lebih dulu dalam memperkuat produk fisik berbasis AI mereka. Produk berbentuk perangkat nyata tampaknya mulai dipandang sebagai alternatif menarik di tengah kejenuhan konsumen terhadap aplikasi dan layanan berbasis layar. Selain itu, perkembangan AI yang semakin dekat dengan keseharian manusia juga membuat kebutuhan akan perangkat fisik berbasis kecerdasan buatan jadi makin relevan.
Dari sisi bisnis, langkah ini juga dinilai bakal menguntungkan pihak OpenAI sebagai sumber pendapatan baru mereka. Akuisisi terhadap io milik Jony Ive dipandang bisa menambah nilai hingga USD1 triliun (sekitar Rp16 kuadraliun) dan berpotensi membuka peluang produk AI fisik yang bisa bersaing dengan perangkat wearable. Menariknya, waktu pengumuman proyek hardware ini juga berdekatan dengan event Google I/O. Hal ini memunculkan dugaan kalau OpenAI tampaknya sengaja menggeser perhatian publik dari Google sebagai rival terbesarnya.
Setelah sukses dengan chatbot AI miliknya, OpenAI kini membuat gebrakan baru dengan terjun ke pasar gadget. Dalam pengembangan perangkat berbasis AI ini OpenAI bekerja sama dengan Jony Ive, sosok yang dikenal sebagai maestro di balik desain sejumlah produk Apple. Meski detail produknya masih dirahasiakan, berbagai dugaan mulai bermunculan. Perangkat ini diprediksi bakal berukuran kecil dan screenless. Menarik untuk ditunggu, kira-kira, apakah inovasi terbaru OpenAI ini bakal sesukses ChatGPT?


















