ilustrasi pesan penipuan (freepik.com/freepik)
Phishing, vishing, dan smishing adalah tiga jenis serangan yang sering digunakan oleh penjahat siber untuk mencuri informasi pribadi atau data sensitif dengan cara menipu korban melalui saluran komunikasi. Dilansir SentinelOne, meskipun tujuannya serupa, masing-masing memiliki metode dan saluran yang berbeda untuk mengecoh korbannya.
Phishing adalah penipuan yang dilakukan melalui email. Penyerang umumnya menyamar sebagai entitas tepercaya seperti bank, layanan online, atau atasan untuk meminta informasi sensitif seperti username, password, nomor kartu kredit, atau data perbankan.
Biasanya, email ini menyertakan tautan atau lampiran yang mengarahkan korban ke situs palsu menyerupai web resmi untuk mencuri informasi pribadi. Salah satu contoh phishing yang kerap dilakukan adalah email mengaku pihak bank yang meminta korban untuk memperbarui data akun atau mengonfirmasi informasi guna menghindari akun dinonaktifkan.
Vishing atau voice phishing menggunakan telepon untuk menipu korban. Penyerang menyamar sebagai perwakilan dari organisasi resmi seperti bank atau lembaga pemerintah untuk mencoba mendapatkan informasi sensitif dengan menggunakan taktik tekanan atau urgensi.
Vishing sering memanfaatkan teknologi caller ID spoofing untuk menyamarkan nomor telepon sehingga terlihat sah. Sebagai contoh, penyerang bisa menelepon korban dengan klaim bahwa ada masalah dengan akun mereka. Contoh lainnya, penelepon meminta informasi penting seperti PIN atau nomor kartu kredit untuk verifikasi.
Smishing adalah bentuk phishing yang dilakukan melalui SMS atau pesan teks. Penyerang mengirim pesan yang tampak berasal dari sumber tepercaya, misalnya bank. Adapun isi pesannya umumnya tautan atau instruksi untuk memberikan informasi pribadi.
Di luar itu, smishing dapat menipu korban untuk mengklik tautan yang mengarah ke situs palsu. Bisa pula meminta korban mengunduh malware yang kemudian digunakan untuk mencuri data dari perangkatnya. Salah satu contoh smishing berupa pesan teks yang mengklaim bahwa korban memenangkan hadiah atau ada masalah dengan transaksinya sehingga memerlukan tindakan segera.