Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cybersecurity (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Setiap tahun, tren keamanan siber (cybersecurity) selalu berganti-ganti. Tahun lalu, yang menjadi concern adalah meningkatnya ancaman keamanan siber, yang menargetkan informasi vital pemerintah, perusahaan-perusahaan, organisasi skala besar, dan cryptocurrency.

Bagaimana dengan tahun ini? Situasi mungkin akan berbeda. Sebagai bentuk kewaspadaan, Palo Alto Networks mengadakan virtual media briefing bertema "Prediksi Tren Keamanan Siber 2023 Asia Pasifik" pada Kamis siang (12/1/2023).

Pembicara yang dihadirkan semuanya berasal dari Palo Alto Networks, di antaranya adalah Steven Scheurmann (Regional Vice President – ASEAN), Ian Lim (Field Chief Security Officer – Asia Pasifik), Alex Nehmy (Director Industry 4.0 – Jepang & Asia Pasifik), dan Adi Rusli (Country Manager – Indonesia). Simak, yuk!

1. Jaringan 5G semakin banyak diadopsi, tetapi memiliki kerentanan terhadap serangan

Menurut laporan terbaru dari Asosiasi Industri GSMA, pengguna jaringan 5G di Asia Pasifik diperkirakan mencapai 430 juta pada tahun 2025. Padahal, akhir tahun 2021 hanya ada 200 juta pengguna.

Tetapi, perlu diingat bahwa infrastruktur jaringan 5G dibangun di atas arsitektur cloud. Meskipun cloud menawarkan kelincahan, skalabilitas, dan kinerja yang lebih besar, tetapi bisa mengekspos core 5G dan membuatnya rentan terhadap serangan siber.

2. Perangkat medis yang terkoneksi rentan diincar penjahat siber

Editorial Team

Tonton lebih seru di