Serangan Siber yang Semakin Berkembang Bikin Perusahaan Kewalahan

Sebanyak 51% perusahaan kesulitan mendeteksi serangan

Intinya Sih...

  • 51% perusahaan kesulitan mendeteksi serangan siber secara tepat waktu.
  • Volume dan kompleksitas peringatan keamanan yang sulit ditindaklanjuti oleh 70% perusahaan.
  • Kaspersky NEXT hadir sebagai solusi perlindungan titik akhir dengan dukungan AI untuk mengatasi tantangan tersebut.

Di tengah lanskap ancaman siber yang terus berkembang, penting bagi perusahaan untuk memiliki solusi keamanan siber komprehensif.

Menurut Laporan Modernisasi XDR dan SOC dari Enterprise Strategy Group, bisnis masih kesulitan menemukan alat keamanan informasi yang dapat mendeteksi dan menyelidiki ancaman tingkat lanjut secara tepat waktu.

Ini menjadi salah satu latar belakang diluncurkannya Kaspersky NEXT. Dalam acara peluncurannya pada Selasa (21/5/2024), Dony Koesmandarin, Enterprise Group Manager Kaspersky Indonesia, membagikan sejumlah informasi mengenai lanskap serangan siber saat ini. 

1. 411.000 malware baru terdeteksi setiap harinya di tahun 2023

Serangan Siber yang Semakin Berkembang Bikin Perusahaan Kewalahanilustrasi malware (freepik.com/rawpixel.com)

Menurut laporan Statistik Kaspersky, 411.000 malware baru terdeteksi setiap harinya di tahun 2023. Sebanyak 51 persen perusahaan menyatakan kesulitan untuk mendeteksi dan menginvestigasi ancaman dengan tools yang sudah ada.

Selain itu, 70 persen melaporkan kesulitan untuk menindaklanjuti volume peringatan keamanan yang dihasilkan oleh alat analisis keamanan mereka.

Terlebih lagi, Kaspersky mencatat 97.465 phishing finansial, 16,4 juta insiden lokal dan 97,226 deteksi ransomware di Indonesia pada periode Januari hingga Desember tahun lalu.

2. Operasi keamanan saat ini lebih sulit dibandingkan tiga tahun yang lalu

Lebih lanjut, Dony menyampaikan bahwa 57 persen perusahaan merasa operasi keamanan saat ini lebih sulit dibandingkan tiga tahun yang lalu.

Ada beberapa alasan kenapa hal ini terjadi dan melibatkan berbagai faktor, termasuk perkembangan teknologi yang pesat. Empat tantangan utamanya meliputi:

  • Serangan siber yang terus berkembang dan lanskap teknologi yang berkembang.
  • Adanya peningkatan volume dan kompleksitas peringatan keamanan.
  • Kesenjangan dalam pemantauan keamanan alat dan proses.
  • Kurangnya keterampilan atau staf keamanan siber untuk mengikuti analisis dan operasi keamanan. 

Sebanyak 66 persen perusahaan secara aktif mengkonsolidasikan sejumlah alat operasi keamanan dan 32 persen berencana untuk melakukannya di masa depan.

Baca Juga: Tren Serangan Siber 2023, Ransom Jadi Tujuan Utama

3. Kaspersky NEXT

Serangan Siber yang Semakin Berkembang Bikin Perusahaan Kewalahanilustrasi peluncuran Kaspersky NEXT (IDN Times/Rifki Wuda Sudirman)

Kaspersky NEXT merupakan lini produk keamanan siber baru yang mencakup perlindungan titik akhir (EDR) dengan dukungan AI. Sistem keamanan ini diklaim mampu melampaui EPP (Endpoint Protection Platform) klasik, yang menyatukan EDR dan deteksi dan respons yang diperluas (XDR) untuk pelanggan korporat.

EDR dan XDR membantu perusahaan bertahan dari serangan yang lebih umum, lincah, dan canggih. Ini membantu memberikan visibilitas, kendali, respons cepat, dan perburuan ancaman yang proaktif kepada bisnis.

Kaspersky Next bersifat deployment-agnostic dan memungkinkan instalasi cloud dan on-premise. Perusahaan dapat mengelolanya melalui konsol yang disederhanakan untuk melakukan tugas-tugas inti keamanan siber dengan cepat, atau melalui konsol tingkat perusahaan. 

 

 

Perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan yang meningkat membuat perusahaan semakin rentan akan serangan siber. Serangan tersebut bisa dimitigasi dengan menggunakan solusi keamanan siber yang komprehensif. 

Baca Juga: 5 Industri Teratas yang Jadi Target Serangan Siber di Indonesia

Topik:

  • Achmad Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya