Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Business update "Penguatan Product Hero Digital & B2B Telkom di Market", di Jakarta, pada Kamis (14/08/2025) (IDN Times/Misrohatun)
Business update "Penguatan Product Hero Digital & B2B Telkom di Market", di Jakarta, pada Kamis (14/08/2025) (IDN Times/Misrohatun)

Intinya sih...

  • Telkom akan fokus pada 4 portofolio selama 5 tahun ke depan: B2C, B2B, B2B ICT, dan bisnis internasional.

  • Portofolio tersebut mencakup konsumen ritel, infrastruktur telekomunikasi, solusi teknologi, dan pasar global.

  • Telkom juga akan mengembangkan platform dengan fokus pada keamanan siber, Internet of Things (IoT), dan layanan cloud.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam 5 tahun ke depan, Telkom akan mengubah fokusnya hanya pada empat portofolio saja, dari business-to-consumer (B2C), business-to-business (B2B), B2B ICT dan bisnis internasional.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur IT Digital, Faizal Rochmad Djoemadi dalam sebuah media update "Penguatan Product Hero Digital & B2B Telkom di Market", di Jakarta, pada Kamis (14/08/2025).

Apa saja yang mereka garap?

Adapun 4 portofolio yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  • Business-to-consumer (B2C): Konsumen ritel, personal hingga rumah tangga.

  • Business-to-business (B2B): Infrastruktur yang akan menyasar operator telekomunikasi.

  • B2B ICT: Solusi teknologi seperti konektivitas, platform, layanan digital dan ICT yang terintegrasi untuk pelanggan korporasi.

  • Bisnis Internasional: Untuk pasar global dengan konsep komunikasi tanpa batas.

Fokus portofolio

Ilustrasi Telkom Indonesia (Dok. Telkom)

Dijelaskan lebih dalam bahwa mereka menempatkan corporate customer sebagai end user. Pada B2B, di mana yang diperjualbelikannya adalah infrastruktur, kosumen akan menjual kembali produk yang dibeli dari Telkom ke retail. Sedangkan B2B ICT, customer adalah perusahaan yang secara langsung menggunakan layanan Telkom.

Dewasa ini, telekomunikasi di era sekarang adalah global, tidak lagi secara nasional atau internasional. Misalnya saja untuk penggunaan WhatsApp, tidak ada aplikasi WhatsApp untuk Indonesia atau yang khusus negara lain.

"Karena memang tidak bisa dihindari kalau kita mengatakan digital telco, di mana itu adalah our true node menjadi digital telco company.  Sebagaimana teman-teman kalau pakai aplikasi kan, tidak ada aplikasi WhatsApp untuk Indonesia, aplikasi untuk negara lain, tidak ada. WhatsApp is WhatsApp. Ketika kita mau menjadi digital telco, otomatis coverage harus global karena tidak lagi dibatasi oleh border," ujar Faizal.

Termasuk industri vertikal

Kemudian, guna mendukung B2B ICT terdapat 12 sektor industri vertikal, seperti sektor mining, sektor konstruksi, sektor kesehatan, sektor bank, sektor pendidikan sampai sektor logistik

"Segmen customer vertikal itu harus punya solusi yang unik dan yang customization untuk mereka, karena satu sektor dengan yang lain itu beda," lanjutnya

Langkah ini diharapkan mampu memperkuat posisi perusahaan pelat merah ini sebagai digital telco company yang tak hanya mumpuni di dalam negeri, tapi juga kesiapan mereka di pasar internasional.

Platform yang akan dikembangkan memiliki fokus sebagai berikut:

  1. Akal imitasi (artificial intelligence/AI) untuk keamanan siber.

  2. Internet of Things (IoT).

  3. Layanan cloud.

"Dari sana yang pertama akan kita buatkan itu AI, kita menyebutnya sebagai killer solution untuk seluruh segmen customer. AI akan running beyond diital connectivity karena kalau tidak ada connectivity, tidak ada AI," Faizal mengatakan.

Editorial Team